Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat telah menerbitkan 8482 sertifikat Hak Atas Tanah (SHAT) untuk mendukung program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 2021.
"Realisasi program PTSL di Lombok Tengah telah tuntas 100 persen," kata Kepala BPN Lombok Tengah, Lalu Suharli di Praya, Selasa.
Penerbitan sertifikat program Presiden RI Jokowi tahun ini tersebar di enam Desa yakni, Desa Ketara, Tanak Beak, Teratak, Tampak Siring, Kelebuh dan Desa Bakan. Sebanyak 8482 Sertifikat itu telah tuntas dikerjakan atau target sertifikasi di tahun 2021 telah terpenuhi.
"Sertifikat yang telah diterbitkan itu telah kita bagikan sebagian kepada masyarakat," katanya.
Kegiatan ini merupakan program nasional untuk membantu masyarakat yang belum memiliki sertifikat atas tanah yang dikuasainya. Selain itu Program PTSL bertujuan untuk memberi alasan hukum yang tegas dan mencegah permasalahan tanah.
"Masyarakat yang sebelumnya memiliki tanah, tapi alas haknya belum jelas. Sekarang mereka telah dibantu pemerintah dalam pembuatan sertifikat," katanya.
Jumlah tanah yang belum bersertifikat di wilayah Lombok Tengah hingga saat ini cukup banyak, dari data yang ada jumlah tanah yang belum terdaftar itu sebanyak 125 ribu bidang yang tersebar di 139 Desa.
"Sedangkan tanah yang telah terdaftar itu sebanyak 277 ribu bidang dari 353 ribu bidang yang masuk data," katanya.
Oleh sebab itu, pihak akan lebih optimal dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat kedepannya, karena beberapa desa telah mulai mengusulkan pemintaan program PTSL untuk Tahun 2022 mendatang.
"Usulan itu tetap kita terima, tapi kita belum bisa dipastikan, karena informasi dari Pusat belum kita terima dan tergantung anggaran," katanya
Sementara itu, total sertifikat yang telah diterbitakn sejak adanya program PTSL di Lombok Tengah sekitar 100 ribu bidang. Diantaranya pada tahun 2017 sebanyak 13500 bidang, tahun 20218 sebanyak 27500 bidang, tahun 2019 sebanyak 37500 bidang, Tahun 2020 sebanyak 15000 bidang dan tahun 2021 sebanyak 8482 bidang.
“Kita berharap kedepan sekitar 50 ribu bidang setiap tahunya, sehingga sertifikasi ini bisa tuntas di tahun 2025,” katanya.