Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sejumlah pengusaha laundry di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ketiban rizki pada ajang Wolrd Superbike (WSBK) di Sikuit Mandalika. 

Pasalnya, omzet pengusaha laundry di Mandalika mengalami peningkatan 200 persen dari hari biasa sebelum adanya ajang balapan tersebut. 

"Allhamdulilah omzetnya perhari itu meningkat 200 persen," kata Suhartini salah satu pengusaha jasa laundry di Kuta, Praya, Lombok Tengah, Ahad. 

Ia mengatakan, pada hari biasa omzet jasa laundry itu Rp 100 ribu paling tinggi, namun setelah adanya ajang balapan WSBK itu mulai mengalami peningkatan dari hari sebelumnya. 

"Saat ini omzet kita bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu Perhari. Harga perkilo Rp6 ribu, tapi kalau tamu mau cepat Rp10 ribu," katanya 

Sebagian besar penonton pada WSBK ini mereka tidak sempat mencuci pakaiannya sendiri, sehingga pakain yang dicucinya ini merupakan dari para penonton maupun kru WSBK yang menginap di Hotel atau Homestay di Kuta Mandalika.

"Rata-rata dari tamu atau wisatawan yang  menggunakan jasa laundry," katanya. 

Ia juga saat ini tidak berani melayani jasa laundry, karena cuaca yang tidak mendukung atau hujan dan masih banyak pakaian yanh belum kering atau selesai disetrika. 

"Cuaca tidak mendukung, saya stop penerimaan saat ini," katanya. 

Hal yang sama dikatakan Fery salah satu pengusaha laundry di Kuta, bahwa omzet usaha laundry yang telah dijalan sejak dulu itu mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hari biasanya. 

"Allhamdulilah meningkat, yang biasany Rp50 ribu, sekarang bisa Rp200 ribu," katanya. 

Ia juga mengatakan, usaha laundry di KEK Mandalika ini cukup banyak, karena warga telah menyadari bahwa usaha loundry itu bisa menjadi peluang rizki untuk meningkatkan ekonomi. 

"Usaha jasa laundry di Kuta ini cukup banyak," katanya. 

Sementara itu untuk harga laundry perkilonya tetap sama dengan hari biasanya meskipun saat ini banyak penonton WSBK yang menginap dan menggunakan jasa laundry.

"Harga tetap sama Rp6 ribu perkilonya. Kita tidak menaikan," katanya. 


 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024