Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat mendidik petani cabai di Kabupaten Lombok untuk menerapkan pertanian digital sebagai salah satu strategi menjaga kestabilan nilai rupiah melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achmad Fauzi, di Mataram, Rabu mengatakan program pertanian digital tersebut dimulai dengan peresmian proyek percontohan di klaster cabai binaan, yaitu Kelompok Tani Orong Balak, di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur.

"Pembentukan percontohan kelompok tani pertanian digital tersebut juga untuk mendukung program pemerintah daerah dalam melakukan pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," katanya.

Ia mengatakan program tersebut merupakan program kedua yang dilaksanakan di Kelompok Tani Orong Balak, setelah sebelumnya Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur meresmikan program demplot pertanian total organik, dengan metode pertanian terintegrasi memanfaatkan teknologi MA-11.

Untuk percontohan pertanian digital, kata Achmad, pihaknya bekerja sama dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) yang sudah berpengalaman dalam memberikan pendampingan penerapan pertanian digital kepada petani.

Program yang akan diaplikasikan di klaster cabai Orong Balak adalah teknologi sensor tanah dan cuaca yang dikontrol melalui aplikasi Ritx Bertani.

Sensor tanah dan cuaca berfungsi sebagai alat monitoring kondisi tanah dan cuaca pada area tertentu dengan menggunakan teknologi IoT (internet of things), data yang diambil langsung dikirimkan ke server secara periodik dengan jangka waktu tertentu.

"Data itu kemudian diolah dan diintegrasikan smartphone atau PC web browser," ujarnya.

Achmad menyebutkan bBeberapa manfaat yang diperoleh dari penggunakan aplikasi tersebut adalah prediksi cuaca yang akurat, sehingga petani dapat menentukan jadwal tanam, mengukur kebutuhan air, dan menentukan komoditas terbaik yang akan dibudidayakan.

Selain itu, sebagai peringatan dini, melalui notifikasi kondisi terkini terkait tanah dan cuaca. Dari peringatan dini ini akan muncul rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan oleh petani untuk meminimalisir risiko.

Manfaat lainnya adalah untuk menentukan kondisi tanah, sehingga petani dapat menentukan teknik budidaya yang tepat dan mengontrol penggunaan saprodi atau saprotan yang tepat.

Untuk memastikan keberhasilan program digital farming, kata dia, Kelompok Tani Orong Balak akan dimonitor oleh PT MSMB selama satu tahun terhitung sejak 23 November 2021.

"Dalam pelaksanaannya, kami senantiasa akan melakukan koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur maupun pihak terkait lainnya dalam mengawal serta melaksanakan program pengembangan," katanya.

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024