Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sejumlah sekolah tergenang air akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam tiga hari terakhir.
"Dari pantauan saya, tadi pagi sekolah yang tergenang, bukan banjir ya, rata-rata ada Wilayah Kecamatan Ampenan yakni di SDN 21, SDN 5 dan SDN Karang Panas," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Senin.
Jumlah sekolah yang tergenang itu, katanya, hasil pantauannya sendiri ke lapangan, belum termasuk laporan dari kepala sekolah. Hingga berita ini diturunkan, Disdik belum terima laporan dari sekolah lainnya yang mengalami kondisi serupa.
Menurutnya, tiga sekolah yang tergenang dengan ketinggian sekitar 10-25 sentimeter dipicu karena sekolah berada di pusat perkampungan, sehingga kesulitan mendapat akses saluran primer.
Selain itu, sekolah rata-rata berada di bawah bahu jalan sehingga ketika terjadi hujan deras dengan itensistas tinggi dan merata, memicu terjadinya genangan.
"Padahal sekolah itu, sudah memiliki sumur resapan dan biopori. Untuk itu, kami yakin air ini bisa segera surut," katanya.
Namun demikian, ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan fisik sekolah tersebut sebagai langkah antisipasi agar tidak muncul genangan ketika terjadi cuaca ekstrem.
Untuk aktivitas sekolah, sepenuhnya Disdik menyerahkan ke masing-masing kepala sekolah. Artinya, jika kondisi itu tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar silakan libur sementara.
"Untuk kegiatan ujian semester, jadwal bisa diatur kembali yang penting kondisi aman dan terkendali," katanya.
"Dari pantauan saya, tadi pagi sekolah yang tergenang, bukan banjir ya, rata-rata ada Wilayah Kecamatan Ampenan yakni di SDN 21, SDN 5 dan SDN Karang Panas," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Senin.
Jumlah sekolah yang tergenang itu, katanya, hasil pantauannya sendiri ke lapangan, belum termasuk laporan dari kepala sekolah. Hingga berita ini diturunkan, Disdik belum terima laporan dari sekolah lainnya yang mengalami kondisi serupa.
Menurutnya, tiga sekolah yang tergenang dengan ketinggian sekitar 10-25 sentimeter dipicu karena sekolah berada di pusat perkampungan, sehingga kesulitan mendapat akses saluran primer.
Selain itu, sekolah rata-rata berada di bawah bahu jalan sehingga ketika terjadi hujan deras dengan itensistas tinggi dan merata, memicu terjadinya genangan.
"Padahal sekolah itu, sudah memiliki sumur resapan dan biopori. Untuk itu, kami yakin air ini bisa segera surut," katanya.
Namun demikian, ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan fisik sekolah tersebut sebagai langkah antisipasi agar tidak muncul genangan ketika terjadi cuaca ekstrem.
Untuk aktivitas sekolah, sepenuhnya Disdik menyerahkan ke masing-masing kepala sekolah. Artinya, jika kondisi itu tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar silakan libur sementara.
"Untuk kegiatan ujian semester, jadwal bisa diatur kembali yang penting kondisi aman dan terkendali," katanya.