Mataram (ANTARA) - Presiden Jokowi dijadwalkan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat dalam kunjungan kerja pada 13-14 Januari 2022 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, HL Gita Ariadi di Mataram, Rabu, mengakui kedatangan Presiden Jokowi selain mengecek persiapan MotoGP yang berlangsung di Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah juga akan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Ada dua agenda kunjungan Presiden selama dua hari di NTB yakni mengecek persiapan MotoGP di Lombok Tengah dan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat," ujarnya.
Gita mengatakan kunjungan Presiden Jokowi sangat penting untuk meninjau sejumlah program nasional. Terlebih NTB sebagai tuan rumah MotoGP 2022.
"Jadi semuanya dicek secara langsung oleh Presiden terkait kesiapan kita. Mulai dari bandara, jalan, ketersediaan fasilitas hotel, sektor UMKM, transportasi dan lokasi sirkuit," ucapnya.
Bahkan, lanjut Sekda, di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Presiden rencananya melakukan simulasi pelaku perjalanan luar negeri. Karena, Presiden Jokowi akan mengecek mulai pintu kedatangan, karantina, keimigrasian dan mengecek areal "drop zone".
"Nah, ini giat Presiden untuk di Lombok karena rencananya juga ke Kabupaten Sumbawa Barat," katanya.
Diketahui Bendungan Bintang Bano dirancang untuk membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung mencapai 65,84 juta meter kubik dan genangan seluas 277,52 hektare.
Konstruksi bendungan ini didesain setinggi 72 meter, panjang mencapai 497,25 meter, lebar puncak 12 meter, serta elevasi puncak bendungan +120 meter.
Nantinya, Bendungan Bintang Bano akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter per detik, dan mampu mengairi lahan seluas 6.695 hektare untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat.
Di samping itu, kehadiran bendungan ini memberikan manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 megawatt (MW).
Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan itu sangat dibutuhkan sebagai pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22 persen atau setara 647 meter kubik per detik.
Bendungan Bintang Bano dibangun dalam dua tahap yaitu Tahap I telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran (TA) 2015-2019 sebesar Rp996,7 miliar.
Sementara Tahap II dilaksanakan pada TA 2020-2021 dengan menggelontorkan dana sebesar Rp441,4 miliar.
Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Bahagia Bangunnusa dengan skema kerja sama operasi (KSO).
Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di samping Bendungan Bintang Bano, terdapat lima bendungan PSN lain di Provinsi NTB yakni Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sudah selesai pembangunannya.
Kemudian, Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila, serta Bendungan Tiu Suntuk yang masih dalam tahap konstruksi.
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, HL Gita Ariadi di Mataram, Rabu, mengakui kedatangan Presiden Jokowi selain mengecek persiapan MotoGP yang berlangsung di Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah juga akan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat.
"Ada dua agenda kunjungan Presiden selama dua hari di NTB yakni mengecek persiapan MotoGP di Lombok Tengah dan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat," ujarnya.
Gita mengatakan kunjungan Presiden Jokowi sangat penting untuk meninjau sejumlah program nasional. Terlebih NTB sebagai tuan rumah MotoGP 2022.
"Jadi semuanya dicek secara langsung oleh Presiden terkait kesiapan kita. Mulai dari bandara, jalan, ketersediaan fasilitas hotel, sektor UMKM, transportasi dan lokasi sirkuit," ucapnya.
Bahkan, lanjut Sekda, di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Presiden rencananya melakukan simulasi pelaku perjalanan luar negeri. Karena, Presiden Jokowi akan mengecek mulai pintu kedatangan, karantina, keimigrasian dan mengecek areal "drop zone".
"Nah, ini giat Presiden untuk di Lombok karena rencananya juga ke Kabupaten Sumbawa Barat," katanya.
Diketahui Bendungan Bintang Bano dirancang untuk membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung mencapai 65,84 juta meter kubik dan genangan seluas 277,52 hektare.
Konstruksi bendungan ini didesain setinggi 72 meter, panjang mencapai 497,25 meter, lebar puncak 12 meter, serta elevasi puncak bendungan +120 meter.
Nantinya, Bendungan Bintang Bano akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter per detik, dan mampu mengairi lahan seluas 6.695 hektare untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat.
Di samping itu, kehadiran bendungan ini memberikan manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 megawatt (MW).
Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan itu sangat dibutuhkan sebagai pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22 persen atau setara 647 meter kubik per detik.
Bendungan Bintang Bano dibangun dalam dua tahap yaitu Tahap I telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran (TA) 2015-2019 sebesar Rp996,7 miliar.
Sementara Tahap II dilaksanakan pada TA 2020-2021 dengan menggelontorkan dana sebesar Rp441,4 miliar.
Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Bahagia Bangunnusa dengan skema kerja sama operasi (KSO).
Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di samping Bendungan Bintang Bano, terdapat lima bendungan PSN lain di Provinsi NTB yakni Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sudah selesai pembangunannya.
Kemudian, Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila, serta Bendungan Tiu Suntuk yang masih dalam tahap konstruksi.