Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melibatkan Usaha Mikro Kecil (UMK) binaannya untuk mendukung balapan MotoGP Mandalika 2022, dengan menggaet hotel dan resort besar di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memakai produk UMK tersebut.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan ada empat UMK yang mendapatkan kesepakatan langsung, sedangkan dua lainnya sedang dalam tahap negosiasi dan pengiriman katalog kepada sejumlah pihak hotel yang tertarik dengan produknya.
"Sebanyak empat UMK binaan ini berhasil menggaet sebanyak 12 hotel dan resort besar untuk menggunakan produknya. Semua ini merupakan salah satu bentuk dukungan bagi UMK lokal untuk kesuksesan gelaran MotoGP Mandalika 2022 yang segera berlangsung,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Pihaknya ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan, serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan go global.
Pertamina yang kini berusia genap 64 tahun juga senantiasa mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui implementasi program-program berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL) demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.
Pada 27-28 Januari 2022 ajang temu bisnis UMK bersama potential buyer dari industri perhotelan di NTB tuntas dan menghasilkan sejumlah kesepakatan bisnis antar kedua pihak.
Dari puluhan UMK yang terlibat, enam di antaranya merupakan binaan Pertamina yang berhasil menjalin transaksi dengan belasan pelaku usaha perhotelan di sekitar kawasan DPSP Mandalika.
Salah satu mitra binaan Pertamina, CV Safir Indo Raya yang dimiliki Sayuk Wibawati berhasil membuat lima hotel dan resort kepincut pada produknya.
“Rata-rata hotel memang punya komplimen berupa minuman seperti kopi dan teh serta ada kukis. Tapi produk kukis yang disuguhkan biasanya tidak pakai bungkus. Jadi mereka suka lihat packaging produk saya yang menarik,” ujar Sayuk.
Selain kemasan, para perwakilan industri hotel tersebut juga telah merasakan langsung cita rasa produknya. Alhasil, semua memberikan komentar positif dan langsung menyetujui penawaran yang diberikan Sayuk.
“Langsung deal karena mereka bilang rasa kukis saya unik dan berbeda dengan kukis pada umumnya,” imbuhnya.
Selain Sayuk, juga ada Hardi pemilik usaha Berkah Hijrah Konveksi. Menurutnya, temu bisnis dengan usaha perhotelan sejalan dengan target pasar usahanya karena hotel biasanya banyak membutuhkan perlengkapan yang berhubungan dengan kain dan konveksi sebagai ciri khas penginapan tersebut.
“Ada satu hotel yang sudah deal untuk membuat sebanyak 60 setel baju karyawan hotel, selain itu mereka juga berencana memesan souvenir yang juga sudah kami sanggupi. Ada satu hotel lagi yang sedang tahap nego harga untuk pemesanan sarung bantal dan guling,” kata Hardi.
Selanjutnya ada usaha Lombok Mulia Craft milik Mulyadi. Usaha yang bergerak di bidang kerajinan rotan khas Lombok ini mendapatkan kesepakatan dengan dua hotel untuk kebutuhan sarapan dan perlengkapan toiletries.
"Produk yang disepakati dengan pihak hotel adalah peralatan seperti piring, sendok, juga ada tempat sabun yang seluruhnya terbuat dari kerajinan rotan ketak khas Lombok,” tuturnya.
Serupa dengan Mulyadi, Ana Hardiana juga mendapatkan kesepakatan dengan tiga hotel besar untuk kerajinan berbahan rotan. Dalam kesempatan temu bisnis tersebut, Ana langsung mendapatkan pesanan sebanyak masing-masing 50 buah tempat sampah, ring serbet, guci, dan floating breakfast berbahan rotan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan ada empat UMK yang mendapatkan kesepakatan langsung, sedangkan dua lainnya sedang dalam tahap negosiasi dan pengiriman katalog kepada sejumlah pihak hotel yang tertarik dengan produknya.
"Sebanyak empat UMK binaan ini berhasil menggaet sebanyak 12 hotel dan resort besar untuk menggunakan produknya. Semua ini merupakan salah satu bentuk dukungan bagi UMK lokal untuk kesuksesan gelaran MotoGP Mandalika 2022 yang segera berlangsung,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Pihaknya ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan, serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan go global.
Pertamina yang kini berusia genap 64 tahun juga senantiasa mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui implementasi program-program berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL) demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.
Pada 27-28 Januari 2022 ajang temu bisnis UMK bersama potential buyer dari industri perhotelan di NTB tuntas dan menghasilkan sejumlah kesepakatan bisnis antar kedua pihak.
Dari puluhan UMK yang terlibat, enam di antaranya merupakan binaan Pertamina yang berhasil menjalin transaksi dengan belasan pelaku usaha perhotelan di sekitar kawasan DPSP Mandalika.
Salah satu mitra binaan Pertamina, CV Safir Indo Raya yang dimiliki Sayuk Wibawati berhasil membuat lima hotel dan resort kepincut pada produknya.
“Rata-rata hotel memang punya komplimen berupa minuman seperti kopi dan teh serta ada kukis. Tapi produk kukis yang disuguhkan biasanya tidak pakai bungkus. Jadi mereka suka lihat packaging produk saya yang menarik,” ujar Sayuk.
Selain kemasan, para perwakilan industri hotel tersebut juga telah merasakan langsung cita rasa produknya. Alhasil, semua memberikan komentar positif dan langsung menyetujui penawaran yang diberikan Sayuk.
“Langsung deal karena mereka bilang rasa kukis saya unik dan berbeda dengan kukis pada umumnya,” imbuhnya.
Selain Sayuk, juga ada Hardi pemilik usaha Berkah Hijrah Konveksi. Menurutnya, temu bisnis dengan usaha perhotelan sejalan dengan target pasar usahanya karena hotel biasanya banyak membutuhkan perlengkapan yang berhubungan dengan kain dan konveksi sebagai ciri khas penginapan tersebut.
“Ada satu hotel yang sudah deal untuk membuat sebanyak 60 setel baju karyawan hotel, selain itu mereka juga berencana memesan souvenir yang juga sudah kami sanggupi. Ada satu hotel lagi yang sedang tahap nego harga untuk pemesanan sarung bantal dan guling,” kata Hardi.
Selanjutnya ada usaha Lombok Mulia Craft milik Mulyadi. Usaha yang bergerak di bidang kerajinan rotan khas Lombok ini mendapatkan kesepakatan dengan dua hotel untuk kebutuhan sarapan dan perlengkapan toiletries.
"Produk yang disepakati dengan pihak hotel adalah peralatan seperti piring, sendok, juga ada tempat sabun yang seluruhnya terbuat dari kerajinan rotan ketak khas Lombok,” tuturnya.
Serupa dengan Mulyadi, Ana Hardiana juga mendapatkan kesepakatan dengan tiga hotel besar untuk kerajinan berbahan rotan. Dalam kesempatan temu bisnis tersebut, Ana langsung mendapatkan pesanan sebanyak masing-masing 50 buah tempat sampah, ring serbet, guci, dan floating breakfast berbahan rotan.