Mataram (ANTARA) - Sejumlah pengurus dan anggota Laskar Sasak meneriakkan "Laskar Sasak untuk Indonesia", teriakan slogan itu menggema di Gedung Aula Stikes Yarsi Lombok NTB, saat acara Pisah Kenal Kabinda NTB lama dan Baru, Minggu  (30/01).

Ketua DPP Laskar Sasak, Lalu Taharuddin, menjelaskan, Kabinda NTB sebelumnya Ir Wahyudi Adisiswanto merupakan Dewan Pembina Laskar Sasak yang telah dengan menekankan pendekatan dari hati, membina selama lebih dari dua tahun.

"Sebelumnya kami adalah kelompok radikal yang sulit diatur, sejak kami dibina Kabinda, kini kami menjadi mengerti bagaimana berbuat lebih manfaat," katanya.

Karenanya, kata Lalu Tahar, keberadaan Ir Wahyudi sudah menjadi bagian dari  keluarga besar Laskar Sasak, yang diharapkan akan terus membina.

"Semangat itu tercermin dalam  Slogan Laskar Sasak untuk Indonesia, yang akan terus bergema hingga akhir Jaman. Ini akan jadi nilai tradisi yang mesti dilanjutkan anak cucu Laskar Sasak mendatang," tandasnya.

Sebagai wujud dari komitmen bersama itu, maka Laskar Sasak, kata Lalu Tahar, berkewajiban terus mengawal semangat yang telah dibangunnya bersama.

"Kami insha Allah akan terus menggemakan ajaran Bapak Pembina, Ir Wahyudi Adisiswanto, kami akan tunjukkan bahwa kami menjalankan ajaran bapak," ujar Lalu Taharuddin pada sambutan perpisahan.

Dalam sambutannya, Tokoh Budaya Sasak Lalu Sajib Sastrawan, juga mengakui bahwa Ir Wahyudi telah diakui sebagai bagian dari keluarga besar Sasak, yang telah memberi semangat baru bagi Suku Sasak.

"Semoga apa yang telah dilakukan Bapak Wahyudi menjadi semangat bagi Laskar Sasak dalam kehidupan ke depan," ujar Lalu Sajib.

Terkesan dengan sesanti "Laskar Sasak Untuk Indonesia, Lalu Sajib mengatakan sesanti itu  seolah berpesan bagi Indonesia bahwa di Lombok ada Laskar Sasak yang akan mengawal Indonesia.

"Karenanya tak akan ada lagi Laskar Sasak di jalanan, melainkan senantiasa menjunjung tinggi prinsip adat yang wajib diperjuangkan untuk kepentingan Indonesia," tandasnya.

Terlebih, kata Lalu Sajib masih banyak yang harus dilakukan, karena berdasarkan Indeks Pembangunan masih berada di peringkat ke-29.

"Itu artinya ada pekerjaan besar ke depan, untuk membuat NTB lebih berkembang," tegasnya.

Padahal, kata Lalu Sajib, Lombok merupakan pulau sebenarnya menjadi lalu lintas dunia.

"Artinya peradaban dunia sudah di depan mata, hanya saja apa yang akan kita perbuat dengan tantangan itu ?," Ujarnya seraya bertanya.

Karenanya,  Lalu Sajib menegaskan sudah waktunya semua suku yang ada  melebur menjadi satu, dengan tidak mengedepankan kepentingan kelompok nya.

"Hanya ada satu yaitu bangsa Sasak," tegasnya.

Lebih lanjut, Lalu Sajib menjelaskan NTB mempunyai potensi melimpah, yang tersebar   di 137 desa, dengan beragam kekayaan SDM dan Sumber daya alamnya.

"Karenanya, sudah waktunya kita inventarisir semua potensi yang ada," ujarnya.

Lalu Sajib berpesan agar Laskar Sasak menghindari sikap ekslusif dan sanggup lebur di manapun berada.

"Dengan demikian, maka visi Laskar Sasak untuk Indonesia akan bisa diwujudkan," tandasnya.

Kabinda NTB sebelumnya Ir Wahyudi Adisiswanto Msi, mengatakan di akhir tugasnya di NTB, banyak pelajaran yang telah dipetiknya. 

"Saat pertama kali menginjakkan kaki di NTB saya bertemu dengan saudara-saudara Laskar Sasak," kisahnya.

Selama di Bumi Lombok, kata Ir Wahyudi merasakan kehangatan persaudaraan, dan  saling menghargai, sehingga merasa menemukan keluarga baru.

"Di sinilah saya belajar bagaimana memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat, serta nilai nilai luhur yang wajib kita Panuti," ujarnya.

Terkait dengan agenda Lombok Mercusuar yang digagasnya bersama Laskas Sasak, Ir Wahyudi menjelaskan bahwa gagasan itu bermula dari keyakinan bahwa dari bumi Sasak akan lahir peradaban baru. 

"Mercusuar itu maknanya manjadi petunjuk di gelapan malam, dan disaat kehidupan tak menentu," jelasnya.

Sementara Kabinda NTB yang baru,  Wara Winaya S Sos MSI dalam sambutannya menjelaskan bahwa kedatangannya ke NTB bukan menggantikan posisi Ir Wahyudi, melainkan hanya melanjutkan program yang telah dijalankan bersama Laskar Sasak.

"Saya sebagai yunior masih harus banyak belajar, jadi saya tidak berani menggantikan posisi beliau," tegasnya.

Pewarta : Antara NTB
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024