Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan kegiatan vaksinasi COVID-19 dosis kedua untuk anak usia 6-11 tahun sebagai upaya mewujudkan kekebalan tubuh anak dari penularan virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Usman Hadi di Mataram, Rabu, mengatakan optimalisasi vaksinasi COVID-19 dosis kedua anak 6-11 tahun melalui sekolah juga seiring dengan kebijakan pemerintah membebaskan tes usap PCR dan antigen COVID-19 bagi pelaku perjalanan domestik.
"Namun pembebasan PCR itu mensyaratkan pelaku perjalanan domestik harus dua kali vaksin. Karena itulah, tim vaksinasi kami jalan terus," katanya.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Selasa (8/3), cakupan vaksinasi dosis pertama anak 6-11 tahun di Mataram sebesar 62,66 persen, sedangkan dosis kedua 40,08 persen dari target sasaran 46.655 anak.
Terkait dengan itu, Dinkes melalui 11 puskesmas bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, terus melakukan pendataan terhadap siswa yang belum melakukan vaksinasi dosis kedua, termasuk dosis pertama.
"Untuk jadwal layanan ke sekolah, dibuat bersama pihak sekolah agar bisa disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar," katanya.
Dalam layanan vaksinasi di sekolah, kata Usman, setiap hari melibatkan tim medis dari 11 puskesmas di wilayah masing-masing.
Satu tim medis, beranggotakan enam orang terdiri atas vaksinator, perawat petugas penapisan dan petugas teknis yang menginput data siswa yang sudah divaksin.
"Untuk stok vaksin sejauh ini tidak ada masalah, karena stok vaksin kita sudah aman," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Lalu Fatwir Uzali mengakui kegiatan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun sejauh ini masih berjalan lancar.
Kegiatan vaksinasi anak di sekolah tetap didukung melalui kesiapan sekolah serta kehadiran siswa bersama orang tua sebagai pendamping agar anak-anak merasa aman dan nyaman saat divaksin.
"Dukungan terus kita berikan, sampai pihak Dinkes memberikan pernyataan cakupan vaksin anak 6-11 tahun sudah memenuhi target," ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr Usman Hadi di Mataram, Rabu, mengatakan optimalisasi vaksinasi COVID-19 dosis kedua anak 6-11 tahun melalui sekolah juga seiring dengan kebijakan pemerintah membebaskan tes usap PCR dan antigen COVID-19 bagi pelaku perjalanan domestik.
"Namun pembebasan PCR itu mensyaratkan pelaku perjalanan domestik harus dua kali vaksin. Karena itulah, tim vaksinasi kami jalan terus," katanya.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Selasa (8/3), cakupan vaksinasi dosis pertama anak 6-11 tahun di Mataram sebesar 62,66 persen, sedangkan dosis kedua 40,08 persen dari target sasaran 46.655 anak.
Terkait dengan itu, Dinkes melalui 11 puskesmas bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, terus melakukan pendataan terhadap siswa yang belum melakukan vaksinasi dosis kedua, termasuk dosis pertama.
"Untuk jadwal layanan ke sekolah, dibuat bersama pihak sekolah agar bisa disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar," katanya.
Dalam layanan vaksinasi di sekolah, kata Usman, setiap hari melibatkan tim medis dari 11 puskesmas di wilayah masing-masing.
Satu tim medis, beranggotakan enam orang terdiri atas vaksinator, perawat petugas penapisan dan petugas teknis yang menginput data siswa yang sudah divaksin.
"Untuk stok vaksin sejauh ini tidak ada masalah, karena stok vaksin kita sudah aman," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Lalu Fatwir Uzali mengakui kegiatan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun sejauh ini masih berjalan lancar.
Kegiatan vaksinasi anak di sekolah tetap didukung melalui kesiapan sekolah serta kehadiran siswa bersama orang tua sebagai pendamping agar anak-anak merasa aman dan nyaman saat divaksin.
"Dukungan terus kita berikan, sampai pihak Dinkes memberikan pernyataan cakupan vaksin anak 6-11 tahun sudah memenuhi target," ujar dia.