Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat NTB) mengatakan secara geografis Indonesia berada di wilayah lingkaran api pasifik, sehingga rawan terjadinya bencana alam dan dibutuhkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) potensi SAR dalam menghadapi bencana alam yang terjadi.
Pelatihan sebuah keharusan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam," kata Sekda Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) dan Pelatihan Potensi SAR dan pertolongan pertama, katanya di Praya, Rabu.
Di wilayah Kabupaten Lombok Tengah terdapat kawasan Mandalika yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Berada di pesisir selatan yang berhadapan langsung dengan lempeng Indonesia -Australia, sehingga potensi tsunami di wilayah ini cukup besar.
Selain itu, Kawasan Mandalika memiliki sirkuit yang telah sukses menyelenggarakan ajang balap bertaraf internasional. Hal tersebut akan berdampak terhadap perkembangan arus transportasi darat, laut dan udara yang semakin tinggi.
"Seiring dengan hal tersebut akan berbanding lurus dengan terjadinya kecelakaan dan kondisi membahayakan manusia tanpa dapat diperkirakan sebelumnya," katanya.
Luasnya wilayah NTB mengharuskan Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram melibatkan potensi SAR yang dimiliki dalam menjalankan tugas pokoknya. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan merupakan sebuah keharusan untuk memberikan pelayanan operasi pencarian dan pertolongan yang efektif, efisien, dan aman.
Ia berharap kepada para peserta pelatihan agar bersungguh-sungguh memperhatikan dan menyerap ilmu-ilmu yang diberikan, sehingga akan menciptakan rasa aman.
"Tidak kalah penting kesiapan fisik yang kuat," katanya.
Untuk diketahui, kegiatan pelatihan potensi SAR "pertolongan pertama (first aider)" yang diselenggarakan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram dilaksanakan selama enam hari, sejak tanggal 17 hingga 22 Mei 2022, dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.
Pelatihan sebuah keharusan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam," kata Sekda Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) dan Pelatihan Potensi SAR dan pertolongan pertama, katanya di Praya, Rabu.
Di wilayah Kabupaten Lombok Tengah terdapat kawasan Mandalika yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Berada di pesisir selatan yang berhadapan langsung dengan lempeng Indonesia -Australia, sehingga potensi tsunami di wilayah ini cukup besar.
Selain itu, Kawasan Mandalika memiliki sirkuit yang telah sukses menyelenggarakan ajang balap bertaraf internasional. Hal tersebut akan berdampak terhadap perkembangan arus transportasi darat, laut dan udara yang semakin tinggi.
"Seiring dengan hal tersebut akan berbanding lurus dengan terjadinya kecelakaan dan kondisi membahayakan manusia tanpa dapat diperkirakan sebelumnya," katanya.
Luasnya wilayah NTB mengharuskan Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram melibatkan potensi SAR yang dimiliki dalam menjalankan tugas pokoknya. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan merupakan sebuah keharusan untuk memberikan pelayanan operasi pencarian dan pertolongan yang efektif, efisien, dan aman.
Ia berharap kepada para peserta pelatihan agar bersungguh-sungguh memperhatikan dan menyerap ilmu-ilmu yang diberikan, sehingga akan menciptakan rasa aman.
"Tidak kalah penting kesiapan fisik yang kuat," katanya.
Untuk diketahui, kegiatan pelatihan potensi SAR "pertolongan pertama (first aider)" yang diselenggarakan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram dilaksanakan selama enam hari, sejak tanggal 17 hingga 22 Mei 2022, dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.