Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk melanjutkan pembangunan Bale Budaya atau rumah budaya di areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan.
"Insya Allah, dalam waktu dekat anggaran lanjutan pembangunan Bale Budaya sebesar Rp2 miliar kita tender," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, NTB, Senin.
Proyek pembangunan Bale Budaya tersebut selama ini terkesan mangkrak sejak tahun 2020, karena tidak boleh lagi mendapat bantuan anggaran dari pemerintah pusat setelah dapat dua kali dukungan dana dan terjadi pandemi COVID-19.
Menurutnya, dengan anggaran sebesar Rp2 miliar itu akan digunakan untuk penyelesaian bangunan hingga rampung, sebab bangunan Bale Budaya yang ada saat ini baru terbangun hanya tiang-tiang saja.
Karenanya, anggaran itu akan digunakan untuk pemasangan atap, lantai dan berbagai ornamen dengan kearifan lokal sesuai dengan konsep yang sudah ada.
"Kita targetkan dengan anggaran Rp2 miliar itu, bangunan bisa tuntas agar segera dapat dimanfaatkan," ujarnya.
Denny sebelumnya mengatakan Bale Budaya yang dibangun di areal RTH Pagutan ini, merupakan sebuah becingah atau aula serba guna khas Suku Sasak dengan ukuran 48x48 meter yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni, budaya serta edukasi di kota ini.
Karena itu pembangunan Bale Budaya, lanjutnya, memang harus segera rampung agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sehingga bangunan itu dapat menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang baru.
Pihaknya yakin, jika sudah rampung banyak event organizer terutama EO pernikahan akan melirik sebab areal Bale Budaya didukung dengan kawasan terbuka, dan tempat parkir luas, sehingga bisa disewakan dengan harga lebih rendah dibandingkan tempat lain.
"Misalnya, kalau di Islamic Center harga sewa gedungnya mencapai Rp20 juta, kita bisa Rp10 juta atau Rp15 juta yang penting ada pemasukan," katanya.
"Insya Allah, dalam waktu dekat anggaran lanjutan pembangunan Bale Budaya sebesar Rp2 miliar kita tender," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, NTB, Senin.
Proyek pembangunan Bale Budaya tersebut selama ini terkesan mangkrak sejak tahun 2020, karena tidak boleh lagi mendapat bantuan anggaran dari pemerintah pusat setelah dapat dua kali dukungan dana dan terjadi pandemi COVID-19.
Menurutnya, dengan anggaran sebesar Rp2 miliar itu akan digunakan untuk penyelesaian bangunan hingga rampung, sebab bangunan Bale Budaya yang ada saat ini baru terbangun hanya tiang-tiang saja.
Karenanya, anggaran itu akan digunakan untuk pemasangan atap, lantai dan berbagai ornamen dengan kearifan lokal sesuai dengan konsep yang sudah ada.
"Kita targetkan dengan anggaran Rp2 miliar itu, bangunan bisa tuntas agar segera dapat dimanfaatkan," ujarnya.
Denny sebelumnya mengatakan Bale Budaya yang dibangun di areal RTH Pagutan ini, merupakan sebuah becingah atau aula serba guna khas Suku Sasak dengan ukuran 48x48 meter yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni, budaya serta edukasi di kota ini.
Karena itu pembangunan Bale Budaya, lanjutnya, memang harus segera rampung agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sehingga bangunan itu dapat menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang baru.
Pihaknya yakin, jika sudah rampung banyak event organizer terutama EO pernikahan akan melirik sebab areal Bale Budaya didukung dengan kawasan terbuka, dan tempat parkir luas, sehingga bisa disewakan dengan harga lebih rendah dibandingkan tempat lain.
"Misalnya, kalau di Islamic Center harga sewa gedungnya mencapai Rp20 juta, kita bisa Rp10 juta atau Rp15 juta yang penting ada pemasukan," katanya.