Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp1 miliar dari objek wisata Taman Loang Baloq.

"Kalau regulasi untuk pemungutan retribusi di Taman Loang Baloq mulai berlaku, kita targetkan sekitar Rp1 miliar PAD bisa masuk," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa.

Menurutnya, target PAD sebesar Rp1 miliar itu diprediksi dari berbagai retribusi pemanfaatan fasilitas di objek wisata Taman Loang Baloq dan harapan terbesar dari sewa panggung pentas.

"Sewa panggung pentas kita rencanakan sebesar Rp3 juta per sekali kegiatan. Kalau banyak yang sewa, target Rp1 miliar bisa tercapai, jika tidak minimal setengah dari target bisa terealisasi," katanya.

Namun demikian, regulasi untuk pemungutan retribusi di objek wisata Loang Baloq saat ini masih dalam proses pembahasan di tingkat DPRD Kota Mataram.

Sementara untuk kegiatan-kegiatan yang digelar di Taman Loang Baloq saat ini masih diberikan secara gratis sebab belum ada dasar resmi menarik retribusi. Begitu juga untuk penempatan lapak pedagang kaki lima (PKL).

"Untuk PKL, mereka diminta sumbangan sukarela untuk keamanan dan kebersihan oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis)," katanya.

Denny mengatakan, keberadaan Pokdarwis yang saat ini mengelola Taman Loang Baloq sangat luar biasa, sebab mereka bekerja secara sukarela tanpa ada upah.

"Bahkan untuk membeli alat kebersihan termasuk di toilet, mereka lakukan dengan swadaya dan sukarela. Kita belum bisa mengalokasikan anggaran untuk itu karena tidak ada aturannya," kata Denny.

Terkait dengan itu, setelah adanya regulasi untuk pungutan retribusi di Taman Loang Baloq, diharapkan Taman Loang Baloq bisa tertata dan terpelihara lebih maksimal.

Apalagi objek wisata Taman Loang Baloq sudah berhasil masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. 

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024