Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan perlunya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat guna mengantisipasi penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
“Kementerian Kesehatan RI sudah mengumumkan ditemukannya varian baru Omicron di Indonesia,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) pada acara Webinar PDPI dengan tema "Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Dalam Masa Transisi Menuju Endemi" yang diakses di Jakarta, Minggu.
Erlina menjelaskan, perlunya tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan. Selain itu, dia juga mengingatkan perlunya mengirimkan sampel kasus positif COVID-19 untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) sesuai proporsi.
Erlina yang juga merupakan bagian Divisi Infeksi, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli.
Baca juga: Per Minggu 168.068.616 warga telah divaksin COVID-19 lengkap
Baca juga: 47,012 juta jiwa sudah dapat vaksin dosis ketiga
Dia menambahkan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi L452R yang juga pernah terdeteksi pada varian Delta. Hal ini diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun.
“Kementerian Kesehatan RI sudah mengumumkan ditemukannya varian baru Omicron di Indonesia,” kata Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) pada acara Webinar PDPI dengan tema "Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Dalam Masa Transisi Menuju Endemi" yang diakses di Jakarta, Minggu.
Erlina menjelaskan, perlunya tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan, kendaraan umum, di tengah kerumunan atau jika sedang merasa sakit dan tidak enak badan. Selain itu, dia juga mengingatkan perlunya mengirimkan sampel kasus positif COVID-19 untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) sesuai proporsi.
Erlina yang juga merupakan bagian Divisi Infeksi, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli.
Baca juga: Per Minggu 168.068.616 warga telah divaksin COVID-19 lengkap
Baca juga: 47,012 juta jiwa sudah dapat vaksin dosis ketiga
Dia menambahkan, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi L452R yang juga pernah terdeteksi pada varian Delta. Hal ini diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun.