Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian (Disperin) Nusa Tenggara Barat siap memberikan pendampingan kepada pelaku industri kecil menengah (IKM) agar bisa mengekspor biji mete dalam bentuk olahan sehingga memiliki nilai tambah.

"Targetnya kami akan mendampingi bapak Lalu Wahidin agar mengekspor yang sudah dalam bentuk olahan meskipun masih mentah," kata Kepala Disperin NTB Nuryanti, ketika berkunjung ke lokasi pengolahan biji mete milik Lalu Wahidin, di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan pendampingan yang akan diberikan mulai dari legalitas produk, kemudian legalitas lembaga sehingga nanti bisa menjadi pelaku ekspor yang tercatat dalam neraca ekspor-impor NTB.

Selain itu, kata Nuryanti, pihaknya juga akan membantu mengurus hak paten atas mesin pemecah biji mete hasil karya Lalu Wahidin. Setelah itu, mesin tersebut akan dimasukkan dalam e-katalog sehingga menjadi belanja pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten ketika memberikan bantuan peralatan kepada petani pengolah biji mete.

"Beliau (Lalu Wahidin - red) sudah menemukan mesin yang luar biasa dan insya Allah kami akan hak patenkan sebagai milik beliau. Dan itu inovasi luar biasa dan menjadi inovasi NTB tahun 2022 yang akan kita usulkan sebagai inovasi masyarakat pada 2023," ujarnya.

Sementara itu, Lalu Wahidin sangat berterima kasih atas kunjungan Dinas Perindustrian NTB, dan berharap bisa membantu dalam hal pengurusan hak paten dan berbagai persyaratan agar bisa mengekspor biji mete olahan langsung dari daerah ke negara tujuan.

Ia mengaku selama ini mengekspor biji mete dalam bentuk gelondongan melalui mitra bisnisnya di Surabaya, Jawa Timur. Sebab, jika mengeskpor biji mete yang sudah diolah atau dikupas membutuhkan proses yang relatif lama.

"Kalau sekarang kami siap ekspor biji mente kupas karena sudah ada mesin pengupas biji mete, tidak lagi pakai manual. Jadi bisa bersaing dengan Vietnam," kata Lalu Wahidin yang sudah sudah puluhan tahun menggeluti usaha perdagangan biji mete.

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024