Jakarta (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron menemui para menteri senior untuk meredakan kekhawatiran terkait persiapan Olimpiade Paris 2024 yang dihadapkan dengan masalah anggaran dan keamanan.
Olimpiade bakal menjadi fokus perhatian dari masa jabatan kedua Macron yang baru terpilih kembali demi memproyeksikan citra Prancis yang nyaman dalam identitas modern dan terbuka untuk dunia.
Namun ketika upacara pembukaan yang dijadwalkan pada 26 Juli 2024 semakin dekat, muncul kekhawatiran terkait pembiayaan dan persiapan keamanan. Reputasi Prancis sebagai tuan rumah berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga itu justru tercoreng setelah kericuhan final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid di Paris pada 28 Mei lalu. Kritikus menyoroti cara penanganan pihak kepolisian yang dinilai kejam.
Badan audit utama Prancis, Cour des Comptes, bahkan telah memperingatkan dalam sebuah laporan yang menyebut pentingnya meningkatkan persiapan untuk menghadapi tantangan keamanan yang "cukup besar".
Baca juga: KOI sampaikan pesan damai bagi negara berkonflik
Baca juga: Juara Olimpiade sebut serangan ganda putra Indonesia cepat
"Definisi kebutuhan keamanan yang lebih tepat menjadi mendesak," kata laporan itu, seperti dikutip AFP. Selain masalah keamanan, Olimpiade Paris 2024 juga menghadapi tantangan anggaran lantaran kenaikan inflasi saat ini.
Panitia penyelenggara Olimpiade COJO mencatat anggaran 4 miliar euro atau sekitar Rp60,6 miliar untuk pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan itu. Namun dengan inflasi yang naik maka upaya penghematan pun harus dilakukan, tetapi sponsor yang ada saat ini belum cukup untuk menutupi kekurangan dana yang dibutuhkan.
“Saya menegaskan lagi prinsip sederhana: tidak akan ada pajak Olimpiade. Olimpiade harus membiayai Olimpiade,” kata Macron. Penyelenggara juga mengungkapkan slogan resmi Olimpiade Paris, yakni "Games Wide Open”. Sebanyak 13 juta tiket akan dijual untuk Olimpiade dan Paralimpiade, dengan hampir setengah dari tiket yang disediakan untuk publik akan dijual dengan harga kurang dari 50 euro.
Negara akan membeli 400 ribu tiket yang akan dibagikan kepada kaum muda dan anak sekolah, terutama mereka yang berusia di bawah 16 tahun," kata Macron kepada L'Equipe.
Olimpiade bakal menjadi fokus perhatian dari masa jabatan kedua Macron yang baru terpilih kembali demi memproyeksikan citra Prancis yang nyaman dalam identitas modern dan terbuka untuk dunia.
Namun ketika upacara pembukaan yang dijadwalkan pada 26 Juli 2024 semakin dekat, muncul kekhawatiran terkait pembiayaan dan persiapan keamanan. Reputasi Prancis sebagai tuan rumah berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga itu justru tercoreng setelah kericuhan final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid di Paris pada 28 Mei lalu. Kritikus menyoroti cara penanganan pihak kepolisian yang dinilai kejam.
Badan audit utama Prancis, Cour des Comptes, bahkan telah memperingatkan dalam sebuah laporan yang menyebut pentingnya meningkatkan persiapan untuk menghadapi tantangan keamanan yang "cukup besar".
Baca juga: KOI sampaikan pesan damai bagi negara berkonflik
Baca juga: Juara Olimpiade sebut serangan ganda putra Indonesia cepat
"Definisi kebutuhan keamanan yang lebih tepat menjadi mendesak," kata laporan itu, seperti dikutip AFP. Selain masalah keamanan, Olimpiade Paris 2024 juga menghadapi tantangan anggaran lantaran kenaikan inflasi saat ini.
Panitia penyelenggara Olimpiade COJO mencatat anggaran 4 miliar euro atau sekitar Rp60,6 miliar untuk pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan itu. Namun dengan inflasi yang naik maka upaya penghematan pun harus dilakukan, tetapi sponsor yang ada saat ini belum cukup untuk menutupi kekurangan dana yang dibutuhkan.
“Saya menegaskan lagi prinsip sederhana: tidak akan ada pajak Olimpiade. Olimpiade harus membiayai Olimpiade,” kata Macron. Penyelenggara juga mengungkapkan slogan resmi Olimpiade Paris, yakni "Games Wide Open”. Sebanyak 13 juta tiket akan dijual untuk Olimpiade dan Paralimpiade, dengan hampir setengah dari tiket yang disediakan untuk publik akan dijual dengan harga kurang dari 50 euro.
Negara akan membeli 400 ribu tiket yang akan dibagikan kepada kaum muda dan anak sekolah, terutama mereka yang berusia di bawah 16 tahun," kata Macron kepada L'Equipe.