Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah akibat data pertumbuhan ekonomi China yang melambat. Kurs Garuda ditutup turun 74 poin poin atau 0,5 persen ke posisi Rp14.742 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.668 per dolar AS.
"Dolar AS naik lebih tinggi di perdagangan Senin, setelah serangkaian data baru yang mengecewakan dari China," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Data ekonomi yang dirilis China menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi "Negeri Panda" itu secara tak terduga melambat pada Juli 2022, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk melepaskan pukulan terhadap pertumbuhan pada kuartal kedua dari pembatasan ketat COVID-19.
Output industri tumbuh 3,8 persen di bulan Juli dari tahun sebelumnya, dengan tingkat pertumbuhan di bawah perkiraan kenaikan 4,6 persen. Sementara penjualan ritel naik 2,7 persen dari tahun lalu, meleset dari perkiraan untuk pertumbuhan 5 persen dan pertumbuhan 3,1 persen yang terlihat di bulan Juni 2022.
Di sisi lain, bank sentral China, People's Bank of China (POBC), secara tak terduga menurunkan biaya pinjaman untuk pinjaman kebijakan jangka menengah dan alat likuiditas jangka pendek untuk kedua kalinya pada tahun ini sebesar 10 basis poin menjadi 2,75 persen.
Dari domestik, Ibrahim menilai rupiah sedikit tertekan penyusutan surplus neraca dagang dari sebesar 5,09 miliar dolar AS pada Juni 2022 menjadi 4,23 miliar dolar AS pada Juli 2022. Penurunan surplus neraca dagang RI disebabkan oleh melandainya harga komoditas unggulan, yaitu harga minyak sawit mentah (CPO).
Baca juga: Rupiah menguat ditopang solidnya data ekonomi
Baca juga: Cadangan devisa naik hingga rupiah bertengger Rp15.000
Merujuk pada data Refinitiv, harga CPO pada Juli 2022 rata-rata berada di kisaran 3.940 ringgit Malaysia per ton, jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni 2022 yang tercatat 5.473 ringgit Malaysia per ton. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), CPO dan produk turunannya berkontribusi sekitar 15 persen dari total ekspor Indonesia.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.720 per dolar AS sampai Rp14.800 per dolar AS," ucap dia. Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.685 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.684 per dolar AS hingga Rp14.743 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah 39 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp14.727 per dolar AS dibandingkan posisi Jumat (12/8) yakni Rp14.688 per dolar AS.
"Dolar AS naik lebih tinggi di perdagangan Senin, setelah serangkaian data baru yang mengecewakan dari China," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Data ekonomi yang dirilis China menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi "Negeri Panda" itu secara tak terduga melambat pada Juli 2022, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk melepaskan pukulan terhadap pertumbuhan pada kuartal kedua dari pembatasan ketat COVID-19.
Output industri tumbuh 3,8 persen di bulan Juli dari tahun sebelumnya, dengan tingkat pertumbuhan di bawah perkiraan kenaikan 4,6 persen. Sementara penjualan ritel naik 2,7 persen dari tahun lalu, meleset dari perkiraan untuk pertumbuhan 5 persen dan pertumbuhan 3,1 persen yang terlihat di bulan Juni 2022.
Di sisi lain, bank sentral China, People's Bank of China (POBC), secara tak terduga menurunkan biaya pinjaman untuk pinjaman kebijakan jangka menengah dan alat likuiditas jangka pendek untuk kedua kalinya pada tahun ini sebesar 10 basis poin menjadi 2,75 persen.
Dari domestik, Ibrahim menilai rupiah sedikit tertekan penyusutan surplus neraca dagang dari sebesar 5,09 miliar dolar AS pada Juni 2022 menjadi 4,23 miliar dolar AS pada Juli 2022. Penurunan surplus neraca dagang RI disebabkan oleh melandainya harga komoditas unggulan, yaitu harga minyak sawit mentah (CPO).
Baca juga: Rupiah menguat ditopang solidnya data ekonomi
Baca juga: Cadangan devisa naik hingga rupiah bertengger Rp15.000
Merujuk pada data Refinitiv, harga CPO pada Juli 2022 rata-rata berada di kisaran 3.940 ringgit Malaysia per ton, jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni 2022 yang tercatat 5.473 ringgit Malaysia per ton. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), CPO dan produk turunannya berkontribusi sekitar 15 persen dari total ekspor Indonesia.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.720 per dolar AS sampai Rp14.800 per dolar AS," ucap dia. Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.685 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.684 per dolar AS hingga Rp14.743 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah 39 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp14.727 per dolar AS dibandingkan posisi Jumat (12/8) yakni Rp14.688 per dolar AS.