Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali menggencarkan upaya pengawasan untuk melakukan deteksi dini dan mencegah agar jangan sampai penyakit cacar monyet menyebar di Pulau Dewata.
"Bali sudah sejak 1,5 bulan lalu diimbau oleh Kemenkes, diberi tugas untuk mengantisipasi penyebaran cacar monyet," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Senin.
Gede Anom menyampaikan berdasarkan penugasan dari Kemenkes, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diberi tugas untuk menjaga di setiap pintu masuk Bali dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh.
"Sedangkan tugas kami untuk sosialisasi kepada masyarakat, imbau seluruh kabupaten/kota dan rumah sakit untuk siap siaga. Kami gencar melakukan surveillance untuk mendeteksi sedini mungkin jika mungkin ada kasus yang terlewatkan di KKP," ucapnya.
Oleh karena itu, Gede Anom kembali mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta memproteksi diri dengan disiplin protokol kesehatan.
"Ini karena penyebaran virus cacar monyet hampir sama dengan COVID-19, bisa melalui pernapasan dan kontak erat bagi penderita yang sudah timbul ruam," ujarnya.
Terkait dengan gejala penyakit cacar monyet, Gede Anom mengemukakan diantaranya demam, kemudian tiga hari akan timbul ruam seperti cacar air di wajah, tangan, dan kaki, dan alat genital. Kemudian ada pembesaran di kelenjar getah bening.
"Jika ada gejala tersebut, masyarakat agar secepat mungkin mendatangi fasilitas kesehatan. Jika sedini mungkin diatasi, maka akan gejalanya ringan," katanya.
Namun, penyakit cacar monyet akan berbahaya jika penanganannya terlambat dan menyebar ke seluruh tubuh. "Ketika ada komplikasi, bisa menyebabkan infeksi dan parah karena pada cacar monyet, ruamnya bisa sampai bernanah," ujarnya.
Yang jelas, kata Gede Anom, semua fasilitas kesehatan di Bali sudah sangat siap mengantisipasi cacar monyet karena untuk penanganan atau perawatannya tidak jauh berbeda dengan cacar air.
Baca juga: Kemenkes umumkan kasus cacar monyet pertama dari Jakarta
"Bali sudah sejak 1,5 bulan lalu diimbau oleh Kemenkes, diberi tugas untuk mengantisipasi penyebaran cacar monyet," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Senin.
Gede Anom menyampaikan berdasarkan penugasan dari Kemenkes, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diberi tugas untuk menjaga di setiap pintu masuk Bali dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh.
"Sedangkan tugas kami untuk sosialisasi kepada masyarakat, imbau seluruh kabupaten/kota dan rumah sakit untuk siap siaga. Kami gencar melakukan surveillance untuk mendeteksi sedini mungkin jika mungkin ada kasus yang terlewatkan di KKP," ucapnya.
Oleh karena itu, Gede Anom kembali mengimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta memproteksi diri dengan disiplin protokol kesehatan.
"Ini karena penyebaran virus cacar monyet hampir sama dengan COVID-19, bisa melalui pernapasan dan kontak erat bagi penderita yang sudah timbul ruam," ujarnya.
Terkait dengan gejala penyakit cacar monyet, Gede Anom mengemukakan diantaranya demam, kemudian tiga hari akan timbul ruam seperti cacar air di wajah, tangan, dan kaki, dan alat genital. Kemudian ada pembesaran di kelenjar getah bening.
"Jika ada gejala tersebut, masyarakat agar secepat mungkin mendatangi fasilitas kesehatan. Jika sedini mungkin diatasi, maka akan gejalanya ringan," katanya.
Namun, penyakit cacar monyet akan berbahaya jika penanganannya terlambat dan menyebar ke seluruh tubuh. "Ketika ada komplikasi, bisa menyebabkan infeksi dan parah karena pada cacar monyet, ruamnya bisa sampai bernanah," ujarnya.
Yang jelas, kata Gede Anom, semua fasilitas kesehatan di Bali sudah sangat siap mengantisipasi cacar monyet karena untuk penanganan atau perawatannya tidak jauh berbeda dengan cacar air.
Baca juga: Kemenkes umumkan kasus cacar monyet pertama dari Jakarta
Baca juga: Masyarakat perlu kenali gejala cacar monyet
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap kasus cacar monyet jangan sampai tersebar di Bali, di tengah kunjungan wisatawan yang sudah bergeliat.
"Pemerintah pusat juga sudah memberitahukan antisipasinya. Kita berdoa, supaya tidak sampai," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Demikian pula fasilitas kesehatan masyarakat sudah disiapkan dan edukasi kepada masyarakat terkait tanda-tanda sakit cacar monyet juga telah disampaikan oleh Dinas Kesehatan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap kasus cacar monyet jangan sampai tersebar di Bali, di tengah kunjungan wisatawan yang sudah bergeliat.
"Pemerintah pusat juga sudah memberitahukan antisipasinya. Kita berdoa, supaya tidak sampai," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Demikian pula fasilitas kesehatan masyarakat sudah disiapkan dan edukasi kepada masyarakat terkait tanda-tanda sakit cacar monyet juga telah disampaikan oleh Dinas Kesehatan.