Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk tidak panik terhadap rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kenaikan BBM masih rencana dan masih menunggu kebijakan pemerintah," kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperinkop UKM) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Menurut dia, apabila pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM, pemerintah sudah pasti menyiapkan program-program lain sebagai solusi dari dampak kenaikan tersebut.
"Kita juga akan mencoba mencari solusi terbaik. Karena itu, pelaku UMKM harus tetap semangat berproduksi dan tidak panik terhadap rencana kenaikan BBM," katanya.
Hal itu disampaikan menyikapi keresahan dari sejumlah pelaku UMKM di Kota Mataram, terhadap informasi rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, khususnya pertalite, sehingga para pelaku UMKM harus bersiap menambah biaya produksi bahan baku yang juga akan berdampak pada biaya operasional.
Fatwir mengakui, apa yang dirasakan UMKM dirasakan juga di rumah tangga. Untuk itu, pemerintah kota juga akan siapkan strategi agar kepanikan masyarakat terhadap rencana kenaikan BBM bisa dihadapi dengan penuh semangat dan optimisme.
"Untuk kebijakannya sedang kami rumuskan dengan pihak terkait, termasuk strategi agar tidak terjadi inflasi tinggi," katanya.
Data Disperinkop UKM Kota Mataram mencatat jumlah UMKM di Mataram sebanyak 27.125 UMKM, tapi baru 2.257 UMKM yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai salah satu sarana promosi dan meningkatkan kredibilitas usaha.
"Dari jumlah UMKM itu, sebagian besar merupakan UMKM olahan pangan, sisanya kerajinan mutiara, emas, perak, cukly, tas dan pakaian khas kearifan lokal," katanya.
"Kenaikan BBM masih rencana dan masih menunggu kebijakan pemerintah," kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperinkop UKM) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Rabu.
Menurut dia, apabila pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM, pemerintah sudah pasti menyiapkan program-program lain sebagai solusi dari dampak kenaikan tersebut.
"Kita juga akan mencoba mencari solusi terbaik. Karena itu, pelaku UMKM harus tetap semangat berproduksi dan tidak panik terhadap rencana kenaikan BBM," katanya.
Hal itu disampaikan menyikapi keresahan dari sejumlah pelaku UMKM di Kota Mataram, terhadap informasi rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, khususnya pertalite, sehingga para pelaku UMKM harus bersiap menambah biaya produksi bahan baku yang juga akan berdampak pada biaya operasional.
Fatwir mengakui, apa yang dirasakan UMKM dirasakan juga di rumah tangga. Untuk itu, pemerintah kota juga akan siapkan strategi agar kepanikan masyarakat terhadap rencana kenaikan BBM bisa dihadapi dengan penuh semangat dan optimisme.
"Untuk kebijakannya sedang kami rumuskan dengan pihak terkait, termasuk strategi agar tidak terjadi inflasi tinggi," katanya.
Data Disperinkop UKM Kota Mataram mencatat jumlah UMKM di Mataram sebanyak 27.125 UMKM, tapi baru 2.257 UMKM yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai salah satu sarana promosi dan meningkatkan kredibilitas usaha.
"Dari jumlah UMKM itu, sebagian besar merupakan UMKM olahan pangan, sisanya kerajinan mutiara, emas, perak, cukly, tas dan pakaian khas kearifan lokal," katanya.