Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan mempunyai motivasi lebih bersama rekannya, Mohammad Ahsan, demi gelar keempat Kejuaraan Dunia BWF di Tokyo. Hendra/Ahsan berpeluang mewujudkan ambisi tersebut setelah meraih kemenangan 23-21, 12-21, 21-16 atas rekannya sesama ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak semifinal Kejuaraan Dunia 2022 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Sabtu.
Pasangan unggulan ketiga itu akan menghadapi wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada partai final, Minggu, mengulang pertemuan kedua pasangan tersebut pada laga perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo.
“Saya tidak menyangka bisa ke final. Tidak mudah juga perjalanannya tapi mungkin motivasi kami di sini lebih dari biasanya," kata Hendra dalam keterangan PBSI yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selama berpasangan, Hendra/Ahsan belum pernah mengalami kekalahan di seluruh pertandingan yang mereka lakoni di ajang Kejuaraan Dunia. Hendra menjadi juara dunia pada 2013, 2015 dan 2019 bersama Ahsan, dan satu kali bersama mendiang Markis Kido pada 2017.
Baca juga: Jadwal duel ganda putra Indonesia demi tiket final
Baca juga: Empat ganda putra Indonesia beraksi di BWF 2022
Pasangan berjuluk The Daddies itu tidak mempunyai kesempatan untuk mempertahankan gelarnya di Kejuaraan Dunia 2021 di Spanyol menyusul keputusan federasi untuk menarik mundur seluruh atlet Indonesia karena kondisi COVID-19 varian Omicron yang pada saat itu merebak di Eropa.
Hendra, yang kini berusia 38 tahun itu, mengatakan bahwa perjuangan bisa melaju hingga ke final bukan perjalanan yang mudah, terlebih di tengah gempuran pasangan-pasangan muda. Namun dia menekankan bahwa motivasi dan ambisi yang dia miliki di Kejuaraan Dunia jauh lebih besar dibanding turnamen lainnya.
"Setiap malam saya membayangkan dan menyiapkan apa yang akan terjadi di lapangan, kalau begini harus bagaimana, kalau begitu harus bagaimana. Sesuatu yang jarang saya lakukan di turnamen-turnamen biasa. Jadi fokus saya cukup terjaga. Walau Kejuaraan Dunia istilahnya ada setiap tahun tapi ini selalu bergengsi," tuturnya.
Hendra/Ahsan belum merasakan lagi podium tertinggi turnamen bulu tangkis BWF sepanjang musim ini. Capaian terbaik mereka adalah runner-up pada All England 2022 dan runner-up Malaysia Masters 2022.
Pasangan unggulan ketiga itu akan menghadapi wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada partai final, Minggu, mengulang pertemuan kedua pasangan tersebut pada laga perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo.
“Saya tidak menyangka bisa ke final. Tidak mudah juga perjalanannya tapi mungkin motivasi kami di sini lebih dari biasanya," kata Hendra dalam keterangan PBSI yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selama berpasangan, Hendra/Ahsan belum pernah mengalami kekalahan di seluruh pertandingan yang mereka lakoni di ajang Kejuaraan Dunia. Hendra menjadi juara dunia pada 2013, 2015 dan 2019 bersama Ahsan, dan satu kali bersama mendiang Markis Kido pada 2017.
Baca juga: Jadwal duel ganda putra Indonesia demi tiket final
Baca juga: Empat ganda putra Indonesia beraksi di BWF 2022
Pasangan berjuluk The Daddies itu tidak mempunyai kesempatan untuk mempertahankan gelarnya di Kejuaraan Dunia 2021 di Spanyol menyusul keputusan federasi untuk menarik mundur seluruh atlet Indonesia karena kondisi COVID-19 varian Omicron yang pada saat itu merebak di Eropa.
Hendra, yang kini berusia 38 tahun itu, mengatakan bahwa perjuangan bisa melaju hingga ke final bukan perjalanan yang mudah, terlebih di tengah gempuran pasangan-pasangan muda. Namun dia menekankan bahwa motivasi dan ambisi yang dia miliki di Kejuaraan Dunia jauh lebih besar dibanding turnamen lainnya.
"Setiap malam saya membayangkan dan menyiapkan apa yang akan terjadi di lapangan, kalau begini harus bagaimana, kalau begitu harus bagaimana. Sesuatu yang jarang saya lakukan di turnamen-turnamen biasa. Jadi fokus saya cukup terjaga. Walau Kejuaraan Dunia istilahnya ada setiap tahun tapi ini selalu bergengsi," tuturnya.
Hendra/Ahsan belum merasakan lagi podium tertinggi turnamen bulu tangkis BWF sepanjang musim ini. Capaian terbaik mereka adalah runner-up pada All England 2022 dan runner-up Malaysia Masters 2022.