Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Emma Raducanu tersingkir dari US Open pada babak pertama, Selasa waktu setempat, kalah dua set langsung dari petenis Prancis Alize Cornet. Unggulan kesebelas Raducanu menjadi juara bertahan putri ketiga dalam sejarah yang kalah di babak pertama saat Cornet menunjukkan penampilan gemilang untuk memastikan kemenangan 6-3, 6-3 di Stadion Louis Armstrong.
Petenis Prancis berusia 32 tahun, peringkat 40 dunia, itu memanfaatkan semua pengalamannya untuk mengalahkan Raducanu yang berusia 19 tahun, dengan melakukan serangkaian drop shot indah pada saat-saat penting untuk menyiapkan kemenangan.
Cornet, yang juga membuat kejutan di Wimbledon bulan lalu dengan mengalahkan dua set langsung petenis nomor satu dunia Iga Swiatek, menghubungkan peningkatan tersebut dengan kedewasaan.
"Saya pikir saya hanya menangani emosi saya dengan lebih baik, itu saja," kata Cornet, seperti disiarkan AFP. "Saya kira saya semakin tua dan semakin dewasa dan sekarang ketika saya harus melakukan servis untuk pertandingan, saya tetap fokus dan benar-benar memikirkan apa yang harus saya lakukan."
"Saya pikir mengelola emosi saya jauh lebih baik dan saya sangat senang karena itu terlihat dalam hasil saya. Itu bagus karena saya berusia 32 tahun. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."
Raducanu menjadi kesayangan penonton Flushing Meadows tahun lalu, ketika dia membuat sejarah dengan bangkit dari kualifikasi untuk mengklaim Grand Slam. Kemenangan itu menandai pertama kalinya seorang petenis kualifikasi mengangkat trofi Grand Slam.
Namun, sejak saat itu dia kesulitan untuk merebut kembali penampilan yang membawanya ke mahkota turnamen major tersebut tahun lalu. Dalam tiga Grand Slam sebelumnya pada tahun ini dia tidak dapat melangkah lebih jauh dari babak kedua.
Baca juga: Petenis Kyrgios tumbang di Cincinnati
Tersingkirnya petenis Inggris itu membuatnya bergabung dengan Angelique Kerber pada 2017 dan Svetlana Kuznetsova pada 2005 sebagai juara bertahan US Open yang jatuh pada rintangan pertama. Pertandingan tersebut diselesaikan oleh kemampuan Cornet untuk menunjukkan ketenangan yang lebih besar ketika hal itu menjadi penting untuk membekukan Raducanu.
Cornet mematahkan servis Raducanu untuk memimpin 4-2 pada set pertama, namun petenis Inggris itu mampu bangkit pada gim berikutnya dengan break yang membuat kedudukan menjadi 4-3.
Namun, Raducanu menyia-nyiakan keunggulan 40-15 pada servis gim berikutnya sebelum melakukan kesalahan ganda untuk memberi Cornet break yang membuat petenis Prancis itu unggul 5-3 dan melakukan servis untuk set tersebut.
Baca juga: Petenis Nadal siap main dalam turnamen pemanasan US Open
Raducanu, yang diganggu lecet pada jarinya musim ini, mengambil waktu istirahat medis di antara set pertama dan kedua untuk mengatasi masalahnya tersebut sekali lagi.
Hal itu tampaknya membuahkan hasil saat dia melaju untuk memimpin 3-1 di set kedua. Namun, sekali lagi dia tidak dapat memanfaatkan keunggulannya, sementara Cornet berhasil menyamakan kedudukan 3-3 dan kemudian mematahkan servis Raducanu dua kali lagi untuk memastikan kemenangan.
Petenis Prancis berusia 32 tahun, peringkat 40 dunia, itu memanfaatkan semua pengalamannya untuk mengalahkan Raducanu yang berusia 19 tahun, dengan melakukan serangkaian drop shot indah pada saat-saat penting untuk menyiapkan kemenangan.
Cornet, yang juga membuat kejutan di Wimbledon bulan lalu dengan mengalahkan dua set langsung petenis nomor satu dunia Iga Swiatek, menghubungkan peningkatan tersebut dengan kedewasaan.
"Saya pikir saya hanya menangani emosi saya dengan lebih baik, itu saja," kata Cornet, seperti disiarkan AFP. "Saya kira saya semakin tua dan semakin dewasa dan sekarang ketika saya harus melakukan servis untuk pertandingan, saya tetap fokus dan benar-benar memikirkan apa yang harus saya lakukan."
"Saya pikir mengelola emosi saya jauh lebih baik dan saya sangat senang karena itu terlihat dalam hasil saya. Itu bagus karena saya berusia 32 tahun. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."
Raducanu menjadi kesayangan penonton Flushing Meadows tahun lalu, ketika dia membuat sejarah dengan bangkit dari kualifikasi untuk mengklaim Grand Slam. Kemenangan itu menandai pertama kalinya seorang petenis kualifikasi mengangkat trofi Grand Slam.
Namun, sejak saat itu dia kesulitan untuk merebut kembali penampilan yang membawanya ke mahkota turnamen major tersebut tahun lalu. Dalam tiga Grand Slam sebelumnya pada tahun ini dia tidak dapat melangkah lebih jauh dari babak kedua.
Baca juga: Petenis Kyrgios tumbang di Cincinnati
Tersingkirnya petenis Inggris itu membuatnya bergabung dengan Angelique Kerber pada 2017 dan Svetlana Kuznetsova pada 2005 sebagai juara bertahan US Open yang jatuh pada rintangan pertama. Pertandingan tersebut diselesaikan oleh kemampuan Cornet untuk menunjukkan ketenangan yang lebih besar ketika hal itu menjadi penting untuk membekukan Raducanu.
Cornet mematahkan servis Raducanu untuk memimpin 4-2 pada set pertama, namun petenis Inggris itu mampu bangkit pada gim berikutnya dengan break yang membuat kedudukan menjadi 4-3.
Namun, Raducanu menyia-nyiakan keunggulan 40-15 pada servis gim berikutnya sebelum melakukan kesalahan ganda untuk memberi Cornet break yang membuat petenis Prancis itu unggul 5-3 dan melakukan servis untuk set tersebut.
Baca juga: Petenis Nadal siap main dalam turnamen pemanasan US Open
Raducanu, yang diganggu lecet pada jarinya musim ini, mengambil waktu istirahat medis di antara set pertama dan kedua untuk mengatasi masalahnya tersebut sekali lagi.
Hal itu tampaknya membuahkan hasil saat dia melaju untuk memimpin 3-1 di set kedua. Namun, sekali lagi dia tidak dapat memanfaatkan keunggulannya, sementara Cornet berhasil menyamakan kedudukan 3-3 dan kemudian mematahkan servis Raducanu dua kali lagi untuk memastikan kemenangan.