Mataram (ANTARA) - Ratusan kader Nahdlatul Ulama (NU) cabang Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menghadiri pengijazahan kubro bersama Kyai Haji Raden Achmad Azami Ibrahimy di pendopo bupati setempat.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri di Praya, Rabu, mengatakan, kedatangan ulama kharismatik yang merupakan pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo Jawa Timur, di tengah jamaah adalah sebagai azimat karena dia zuriat pendiri NU.
"Kita ingin supaya beliau mendoakan yang terbaik buat masyarakat Lombok Tengah," katanya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdathul Ulama (PCNU) Kabupaten Lombok Tengah juga berharap semoga Kyai Haj Raden Achmad Azami Ibrahimy bisa tinggal di Lombok Tengah dan memberikan ilmu kepada para generasi muda di daerah setempat.
"Kami berharap pak Kyai bisa tinggal di Lombok Tengah," katanya.
Pengijazahan kitab langsung diijazahkan oleh Kyai Haji Raden Achmad Azami Ibrahimy.
"Ada satu inti dari isi kandungan kitab ini adalah supaya kita selalu berdzikir," katanya.
Adapun pengamalan kitab ini bisa di baca setelah shalat isya dan subuh, karna waktu itu dianggap sebagai waktu yang paling sempurna untuk mengamalkannya. Selain itu, kitab Ratibul Haddad dibaca satu kali dalam sehari semalam.
"Kitab ini harus dibaca setiap hari," katanya.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri di Praya, Rabu, mengatakan, kedatangan ulama kharismatik yang merupakan pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo Jawa Timur, di tengah jamaah adalah sebagai azimat karena dia zuriat pendiri NU.
"Kita ingin supaya beliau mendoakan yang terbaik buat masyarakat Lombok Tengah," katanya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdathul Ulama (PCNU) Kabupaten Lombok Tengah juga berharap semoga Kyai Haj Raden Achmad Azami Ibrahimy bisa tinggal di Lombok Tengah dan memberikan ilmu kepada para generasi muda di daerah setempat.
"Kami berharap pak Kyai bisa tinggal di Lombok Tengah," katanya.
Pengijazahan kitab langsung diijazahkan oleh Kyai Haji Raden Achmad Azami Ibrahimy.
"Ada satu inti dari isi kandungan kitab ini adalah supaya kita selalu berdzikir," katanya.
Adapun pengamalan kitab ini bisa di baca setelah shalat isya dan subuh, karna waktu itu dianggap sebagai waktu yang paling sempurna untuk mengamalkannya. Selain itu, kitab Ratibul Haddad dibaca satu kali dalam sehari semalam.
"Kitab ini harus dibaca setiap hari," katanya.