Pekanbaru (ANTARA) - Harga minyak kelapa sawit dunia atau Crude Palm Oil (CPO) dibayangi sentimen negatif sepanjang pekan ini sehingga turut memicu turunnya harga sawit Riau untuk periode seminggu ke depan menjadi Rp64,25/kg.
"Terkoreksinya CPO disebabkan oleh prospek pasokan CPO dunia yang meningkat, sementara China yang merupakan pembeli terbesar kedua setelah India, masih memberlakukan pembatasan aktivitas (lockdown). Selain itu harga CPO Riau terbebani oleh harga minyak kedelai yang anjlok," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, bahkan Refinitiv Commodities Research dalam risetnya menilai bahwa stok minyak sawit yang tinggi dan produksi musiman yang lebih kuat dari negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia menghasilkan pasokan CPO global yang berlimpah, sehingga menekan pasar.
Selain itu, peningkatan prospek pasokan global dari minyak biji matahari dan minyak kedelai juga merupakan faktor 'bearish'. "Harga CPO juga kerap dipengaruhi oleh harga minyak saingan seperti minyak kedelai karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Sepanjang pekan harga minyak kedelai di Dalian anjlok 2,16 persen ptp, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade jatuh 1,75 persen ptp," katanya.
Baca juga: Menkeu hapus tarif pungutan ekspor kelapa sawit sampai 31 Agustus
Baca juga: Sime Darby BUMN Malaysia butuh 6.000 PMI hingga akhir 2022
Pasar global juga tengah mengawasi situasi COVID-19 di China karena penguncian atau lockdown mengganggu permintaan akan CPO. "Diketahui, China sedang melakukan penguncian di Chengdu, ibu kota provisi Sichuan sejak 1 September 2022," jelasnya.
Harga TBS kelapa sawit penetapan ke 36 bulan Agustus (periode 14 s.d 20 September 2022) di tahun 2022 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 64,25/Kg atau mencapai 2,55 persen dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan turun menjadi Rp2.458,78/Kg.
"Terkoreksinya CPO disebabkan oleh prospek pasokan CPO dunia yang meningkat, sementara China yang merupakan pembeli terbesar kedua setelah India, masih memberlakukan pembatasan aktivitas (lockdown). Selain itu harga CPO Riau terbebani oleh harga minyak kedelai yang anjlok," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan, bahkan Refinitiv Commodities Research dalam risetnya menilai bahwa stok minyak sawit yang tinggi dan produksi musiman yang lebih kuat dari negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia menghasilkan pasokan CPO global yang berlimpah, sehingga menekan pasar.
Selain itu, peningkatan prospek pasokan global dari minyak biji matahari dan minyak kedelai juga merupakan faktor 'bearish'. "Harga CPO juga kerap dipengaruhi oleh harga minyak saingan seperti minyak kedelai karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Sepanjang pekan harga minyak kedelai di Dalian anjlok 2,16 persen ptp, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade jatuh 1,75 persen ptp," katanya.
Baca juga: Menkeu hapus tarif pungutan ekspor kelapa sawit sampai 31 Agustus
Baca juga: Sime Darby BUMN Malaysia butuh 6.000 PMI hingga akhir 2022
Pasar global juga tengah mengawasi situasi COVID-19 di China karena penguncian atau lockdown mengganggu permintaan akan CPO. "Diketahui, China sedang melakukan penguncian di Chengdu, ibu kota provisi Sichuan sejak 1 September 2022," jelasnya.
Harga TBS kelapa sawit penetapan ke 36 bulan Agustus (periode 14 s.d 20 September 2022) di tahun 2022 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 64,25/Kg atau mencapai 2,55 persen dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan turun menjadi Rp2.458,78/Kg.