Bantul (ANTARA) - Tiga tokoh politik Indonesia yang juga pecinta keris akan meramaikan Musyawarah Agung Senapati Nusantara, induk organisasi dari 73 paguyuban keris seluruh Indonesia, yang akan diadakan pada 17 September di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ketua Sterring Committee (SC) Musyawarah Agung, Nurjianto, saat jumpa pers jelang Musyawarah Agung Senapati Nusantara di sekretariat Senapati Nusantara, Bantul, DIY, Rabu, mengatakan, Musyawarah Agung itu akan dibarengi dengan bursa keris terbesar di Indonesia di tempat yang sama dari 16-18 September.
"Pak Hasto Kristiyanto kan Sekjen Senapati Nusantara, kemudian Mas Gibran Rakabuming, Bupati Kediri Anindhito Himawan Pramana adalah anak dari Bapak Pramono Anung, dan dari Keraton Yogyakarta nanti ada GKR Mangkubumi yang semua bersama-sama akan memikirkan apa yang terbaik untuk perkembangan Keris Nusantara," katanya.
Nurjianto, atau yang di kalangan pecinta keris biasa disebut sebagai Gus Poleng ini mengatakan, ada empat agenda utama dalam kegiatan Musyawarah Agung Senapati Nusantara, sebuah organisasi induk paguyuban keris se-Indonesia, pada tahun ini.
Yang pertama, pemilihan Sekjen dan Dewan Penasehat Senapati Nusantara periode 2022-2026, atau periode empat tahun ke depan. Yang kedua pameran keris-keris tua dan langka, yang dibarengi dengan agenda ketiga yakni bursa keris terbesar di Indonesia.
"Agenda keempat dan jadi agenda super penting yakni pengusulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional," katanya.
Hal itu, karena sebagaimana diketahui, bahwa UNESCO telah menetapkan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 25 November 2005, artinya sudah 17 tahun lamanya keris diakui dunia sebagai warisan budaya.
Namun, menurut dia, usulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional oleh Senapati Nusantara sejak September 2019 lalu saat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dipegang oleh Muhadjir Effendi macet di era Nadiem Makariem.
"Kajian sudah beres semua, Mensesneg Pratikno pun sudah bertemu dengan kita. Kita harapkan Musyawarah Agung kali ini bisa mendesak Mas Nadiem (Mendikbud) untuk segera tanda tangan dan serahkan ke Presiden Jokowi yang juga pecinta keris sejati," katanya.
Menurut dia, penetapan Hari Keris Nasional itu penting sekali agar masyarakat luas kembali mengingat keberadaan keris sebagai warisan luar biasa dari nenek moyang kita.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, maka dengan penetapan hari keris itu, harapannya masyarakat bisa kembali mengenal dan menyayangi keris sehingga mau terlibat dalam pelestariannya.
Baca juga: Pameran keris edukasi dalam pelestarian budaya
Ketua Sterring Committee (SC) Musyawarah Agung, Nurjianto, saat jumpa pers jelang Musyawarah Agung Senapati Nusantara di sekretariat Senapati Nusantara, Bantul, DIY, Rabu, mengatakan, Musyawarah Agung itu akan dibarengi dengan bursa keris terbesar di Indonesia di tempat yang sama dari 16-18 September.
"Pak Hasto Kristiyanto kan Sekjen Senapati Nusantara, kemudian Mas Gibran Rakabuming, Bupati Kediri Anindhito Himawan Pramana adalah anak dari Bapak Pramono Anung, dan dari Keraton Yogyakarta nanti ada GKR Mangkubumi yang semua bersama-sama akan memikirkan apa yang terbaik untuk perkembangan Keris Nusantara," katanya.
Nurjianto, atau yang di kalangan pecinta keris biasa disebut sebagai Gus Poleng ini mengatakan, ada empat agenda utama dalam kegiatan Musyawarah Agung Senapati Nusantara, sebuah organisasi induk paguyuban keris se-Indonesia, pada tahun ini.
Yang pertama, pemilihan Sekjen dan Dewan Penasehat Senapati Nusantara periode 2022-2026, atau periode empat tahun ke depan. Yang kedua pameran keris-keris tua dan langka, yang dibarengi dengan agenda ketiga yakni bursa keris terbesar di Indonesia.
"Agenda keempat dan jadi agenda super penting yakni pengusulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional," katanya.
Hal itu, karena sebagaimana diketahui, bahwa UNESCO telah menetapkan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 25 November 2005, artinya sudah 17 tahun lamanya keris diakui dunia sebagai warisan budaya.
Namun, menurut dia, usulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional oleh Senapati Nusantara sejak September 2019 lalu saat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dipegang oleh Muhadjir Effendi macet di era Nadiem Makariem.
"Kajian sudah beres semua, Mensesneg Pratikno pun sudah bertemu dengan kita. Kita harapkan Musyawarah Agung kali ini bisa mendesak Mas Nadiem (Mendikbud) untuk segera tanda tangan dan serahkan ke Presiden Jokowi yang juga pecinta keris sejati," katanya.
Menurut dia, penetapan Hari Keris Nasional itu penting sekali agar masyarakat luas kembali mengingat keberadaan keris sebagai warisan luar biasa dari nenek moyang kita.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, maka dengan penetapan hari keris itu, harapannya masyarakat bisa kembali mengenal dan menyayangi keris sehingga mau terlibat dalam pelestariannya.
Baca juga: Pameran keris edukasi dalam pelestarian budaya
Baca juga: Bupati Lombok Tengah meminta pameran keris jadi agenda tahunan
"Ingat ada hari batik kan masyarakat berbondong-bondong pakai batik. Kalau hari keris, minimal motret keris koleksinya ramai-ramai ke medsos, selamat hari keris, ramai lagi jadinya, jadi sayang keris semua," katanya.
Musyawarah Agung Senapati Nusantara itu mengambil tema khusus yaitu 'Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit'. Tema tersebut adalah refleksi masyarakat keris nusantara setelah melalui dua tahun pandemi.
"Ingat ada hari batik kan masyarakat berbondong-bondong pakai batik. Kalau hari keris, minimal motret keris koleksinya ramai-ramai ke medsos, selamat hari keris, ramai lagi jadinya, jadi sayang keris semua," katanya.
Musyawarah Agung Senapati Nusantara itu mengambil tema khusus yaitu 'Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit'. Tema tersebut adalah refleksi masyarakat keris nusantara setelah melalui dua tahun pandemi.