Kupang (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur membekali keterampilan sebanyak 200 orang sebagai warga peduli AIDS yang turut membantu penanggulangan penularan penyakit HIV/AIDS di provinsi setempat.
"Kami sudah bentuk sekitar 200 orang jadi warga peduli AIDS yang menjadi perpanjangan tangan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk berperan aktif dalam penanggulangan penyakit HIV/AIDS," kata Ketua KPAD NTT dr Husesin Pancratius ketika dihubungi di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan bahwa hal itu berkaitan dengan upaya pelibatan masyarakat dalam menanggulangi penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di NTT.
Ratusan warga yang dilibatkan itu, kata dia, telah dilatih untuk memahami risiko penyakit HIV/AIDS serta mengedukasi warga untuk melakukan pencegahan. "Warga peduli AIDS ini juga berperan membangun kesadaran warga dan membawa mereka ke tempat pemeriksaan dan jika positif HIV/AIDS maka digiring untuk berobat," katanya.
Mereka juga bertugas mengawasi warga sedang berobat untuk memastikan terus mengkonsumsi obat untuk kesembuhan. Husein mengatakan warga peduli AIDS sebelumnya berperan aktif di lapangan namun mulai menurun ketika adanya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Kasus HIV AIDS di NTT bertambah 285 kasus
Baca juga: Sebanyak 52 anak di Tulungagung tertular HIV/AIDS
Di sisi lain, kata dia, peran warga peduli AIDS harus terus diperkuat, namun KPAD NTT juga menghadapi kendala berupa keterbatasan sumber daya terutama anggaran. Adapun KPAD NTT mencatat kasus penularan penyakit HIV/AIDS bertambah selama periode 2021 hingga Agustus 2022.
Jumlah kasus HIV/AIDS pada 2021 sebanyak 2.117 kasus, bertambah sebanyak 285 kasus hingga Agustus 2022 menjadi 2.996 kasus. Husein berharap dukungan pemerintah daerah di NTT dengan memperhatikan penanggulangan HIV/AIDS menjadi bagian dari prioritas untuk ditangani.
"Kami sudah bentuk sekitar 200 orang jadi warga peduli AIDS yang menjadi perpanjangan tangan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk berperan aktif dalam penanggulangan penyakit HIV/AIDS," kata Ketua KPAD NTT dr Husesin Pancratius ketika dihubungi di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan bahwa hal itu berkaitan dengan upaya pelibatan masyarakat dalam menanggulangi penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di NTT.
Ratusan warga yang dilibatkan itu, kata dia, telah dilatih untuk memahami risiko penyakit HIV/AIDS serta mengedukasi warga untuk melakukan pencegahan. "Warga peduli AIDS ini juga berperan membangun kesadaran warga dan membawa mereka ke tempat pemeriksaan dan jika positif HIV/AIDS maka digiring untuk berobat," katanya.
Mereka juga bertugas mengawasi warga sedang berobat untuk memastikan terus mengkonsumsi obat untuk kesembuhan. Husein mengatakan warga peduli AIDS sebelumnya berperan aktif di lapangan namun mulai menurun ketika adanya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Kasus HIV AIDS di NTT bertambah 285 kasus
Baca juga: Sebanyak 52 anak di Tulungagung tertular HIV/AIDS
Di sisi lain, kata dia, peran warga peduli AIDS harus terus diperkuat, namun KPAD NTT juga menghadapi kendala berupa keterbatasan sumber daya terutama anggaran. Adapun KPAD NTT mencatat kasus penularan penyakit HIV/AIDS bertambah selama periode 2021 hingga Agustus 2022.
Jumlah kasus HIV/AIDS pada 2021 sebanyak 2.117 kasus, bertambah sebanyak 285 kasus hingga Agustus 2022 menjadi 2.996 kasus. Husein berharap dukungan pemerintah daerah di NTT dengan memperhatikan penanggulangan HIV/AIDS menjadi bagian dari prioritas untuk ditangani.