Jakarta (ANTARA) - Pelari Kenya Eliud Kipchoge mempertajam rekor dunia marathon dengan catatan waktu 2 jam 01 menit 9 detik untuk memenangi Berlin Marathon 2022, Minggu waktu setempat.
Ini merupakan yang kedua kalinya Kipchoge mencatatkan rekor dunia marathon putra yang diakui secara resmi pada perlombaan yang digelar di ibu kota Jerman itu. Catatan tersebut mempertajam rekor sebelumnya 2 jam 01 menit 39 detik yang dibukukan Kipchoge dalam ajang yang sama pada 2018 lalu.
“Saya sangat senang dengan persiapan yang telah saya lakukan. Rekor dunia ini bisa tercipta karena kerja sama tim,” kata Kipchoge setelah perlombaan, dikutip AFP, Minggu.
Pelari Ethiopia Andamlak Belihu yang menempel Kipchoge selama dua pertiga lomba hanya finis di posisi keempat. Kipchoge yang sehari sebelum lomba mengatakan hanya ingin menyelesaikan perlombaan dengan baik justru tancap gas, tidak hanya berambisi memecahkan rekor dunia, tetapi juga ingin menembus catatan waktu di bawah dua jam.
Rombongan sekitar tujuh pelari menempel Kipchoge pada 10km pertama sebelum juara Berlin Marathon edisi 2021 Guye Adola dan Belihiu melepaskan diri dari kelompok tersebut setelah 15km perlombaan.
Adola tidak mampu mempertahankan kecepatannya dan mulai tertinggal setelah 18km perlombaan. Sementara Kipchoge dan Belihu mencapai separuh jarak marathon dalam waktu kurang dari satu jam.
Pelari berusia 37 tahun itu kemudian berlari sendiri setelah 25km dan masih memiliki peluang untuk finis dengan catatan waktu di bawah dua jam. Namun dia mulai melambat meski sudah rekor dunia baru sudah di depan mata.
Kipchoge menjadi pelari putra kedua yang menjuarai empat kali Berlin Marathon setelah atlet Ethiopia Jaile Gebrselassie yang memenanginya pada periode 2006-2009.
Ini merupakan yang kedua kalinya Kipchoge mencatatkan rekor dunia marathon putra yang diakui secara resmi pada perlombaan yang digelar di ibu kota Jerman itu. Catatan tersebut mempertajam rekor sebelumnya 2 jam 01 menit 39 detik yang dibukukan Kipchoge dalam ajang yang sama pada 2018 lalu.
“Saya sangat senang dengan persiapan yang telah saya lakukan. Rekor dunia ini bisa tercipta karena kerja sama tim,” kata Kipchoge setelah perlombaan, dikutip AFP, Minggu.
Pelari Ethiopia Andamlak Belihu yang menempel Kipchoge selama dua pertiga lomba hanya finis di posisi keempat. Kipchoge yang sehari sebelum lomba mengatakan hanya ingin menyelesaikan perlombaan dengan baik justru tancap gas, tidak hanya berambisi memecahkan rekor dunia, tetapi juga ingin menembus catatan waktu di bawah dua jam.
Rombongan sekitar tujuh pelari menempel Kipchoge pada 10km pertama sebelum juara Berlin Marathon edisi 2021 Guye Adola dan Belihiu melepaskan diri dari kelompok tersebut setelah 15km perlombaan.
Adola tidak mampu mempertahankan kecepatannya dan mulai tertinggal setelah 18km perlombaan. Sementara Kipchoge dan Belihu mencapai separuh jarak marathon dalam waktu kurang dari satu jam.
Pelari berusia 37 tahun itu kemudian berlari sendiri setelah 25km dan masih memiliki peluang untuk finis dengan catatan waktu di bawah dua jam. Namun dia mulai melambat meski sudah rekor dunia baru sudah di depan mata.
Kipchoge menjadi pelari putra kedua yang menjuarai empat kali Berlin Marathon setelah atlet Ethiopia Jaile Gebrselassie yang memenanginya pada periode 2006-2009.