Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai mengembangkan pertanian tanaman sorgum di lahan kering sebagai upaya meningkatkan pendapatan petani.

"Luas lahan pertanian Sorgum yang dikembangkan itu sebanyak 10 hektare di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufikurahman di Praya, Selasa.

Ia mengatakan, hasil panen sorgum tersebut akan dikembangkan untuk menjadi bibit dan ditanam kembali dengan luas lahan 30 hektare. Tanaman sorgum ini bisa menjadi alternatif bagi para petani untuk meningkatkan ekonomi mereka, karena harganya cukup bagus bila dibandingkan dengan harga jagung.

"Harga sorgum  Rp3.500 per kilogram dan bisa dipanen tiga kali setiap musim tanam," katanya.

Ia mengatakan, tanaman sorgum tidak membutuhkan pupuk, beda dengan tanaman jagung yang membutuhkan pupuk dan perawatan yang rutin. Karena itu pemerintah daerah mencoba mengembangkan budidaya tanaman sorgum ini secara bertahap dengan harapan bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami fokus di wilayah selatan Lombok Tengah yang kering, sehingga warga yang biasa tanam jagung di perbukitan bisa tanam sorgum," katanya.

Ia mengatakan, pengembangan sorgum secara bertahap ini dilakukan untuk melatih para petani agar tidak latah dengan komoditas pangan baru, sehingga ketika musim panen harga tetap terjaga. Artinya jangan sampai petani mengembangkan komoditas baru, tapi pasar tidak mendukung seperti yang sebelumnya yang terjadi.

"Kami kembangkan secara bertahap, kalau sudah berhasil, pasar mendukung, petani akan lebih mudah dalam menjual hasil panen," katanya.

Pemerintah pusat terus mengembangkan pertanian sorgum, karena tanaman tersebut adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Tanaman sorgum juga dapat memberikan potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat yang terbiasa menanam padi atau jagung.

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024