Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor menyambut baik daerahnya dijadikan tuan rumah festival bahan bakar minyak (BBM) berbahan limbah plastik kantong kresek, kantong plastik kiloan dan sejenisnya kepada masyarakat hasil inovasi anak bangsa.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat pembukaan festival tersebut dengan nama Get The Fest Tour di Balai Kota Bogor, Minggu mengajak semua pihak mengapresiasi anak bangsa yang berani menginisiasi sebuah gerakan untuk membuat teknologi mesin pembuat BBM limbah plastik. "Banyak yang bilang ke saya, pak coba dikaji lagi deh. Enggak, jalan, yang menginisiasi harus diapresiasi saya bilang dan kita harus berkolaborasi," kata Bima.
Dalam pembukaan Get Festival Tour sosialisasi BBM limbah plastik dihadiri Dirjen Pengolahan Sampah Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien, Board Get The Fest musisi Agustinus Gusti Nugroho atau dikenal Nugie dan Oppie Andaresta serta pembuat mesin BBM limbah plastik Dimas Bagus Wijanarko.
Festival ini akan menyosialisasikan inovasi karya Dimas Bagus Wijanarko yang sejak tahun 2013 mencoba membuat alat pengolahan sampah plastik kantong kresek, kantong plastik kiloan, hingga plastik kemasan sampo menjadi BBM.
Alat tersebut bahkan bisa digunakan masyarakat umum hingga menghasilkan BBM. Bersama Pemerintah Kota Bogor dan kota-kota lain, Get the fest akan mengajak masyarakat untuk mencintai teknologi karya anak bangsa yang peduli pada sampah plastik yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia menjadi BBM.
Bima menuturkan, inisiatif ini patut didukung karena semangat festival yang menyosialisasikan BBM berbahan limbah plastik menunjukkan gerakan ketulusan atau sincerity terhadap masalah sosial ekonomi masyarakat.
Baca juga: Perempuan Tani Maros kelola limbah plastik dukung pariwisata
Baca juga: Indonesia menghadapi 185 ribu ton sampah
Sementara, kata Bima, banyak orang menawarkan alat untuk mendukung konsep smart city kepada Pemerintah Kota Bogor namun terkesan hanya berbisnis. "Sincerity, inisiasi dan kolaborasi. Hal ini yang saya lihat ketika mbak Oppie dan teman-teman datang ke Kota Bogor, nomor satu yang jelas adalah sincerity. Karena kalau niat itu kuat maka yang lain-lain akan menyusul dan dari situ bisa menjadi 'virus' yang menyebar kemana-mana. Sincerity the power of community, ini yang juga saya temui dengan Kang Een dan Mas Parno serta teman-teman komunitas," kata Bima
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat pembukaan festival tersebut dengan nama Get The Fest Tour di Balai Kota Bogor, Minggu mengajak semua pihak mengapresiasi anak bangsa yang berani menginisiasi sebuah gerakan untuk membuat teknologi mesin pembuat BBM limbah plastik. "Banyak yang bilang ke saya, pak coba dikaji lagi deh. Enggak, jalan, yang menginisiasi harus diapresiasi saya bilang dan kita harus berkolaborasi," kata Bima.
Dalam pembukaan Get Festival Tour sosialisasi BBM limbah plastik dihadiri Dirjen Pengolahan Sampah Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien, Board Get The Fest musisi Agustinus Gusti Nugroho atau dikenal Nugie dan Oppie Andaresta serta pembuat mesin BBM limbah plastik Dimas Bagus Wijanarko.
Festival ini akan menyosialisasikan inovasi karya Dimas Bagus Wijanarko yang sejak tahun 2013 mencoba membuat alat pengolahan sampah plastik kantong kresek, kantong plastik kiloan, hingga plastik kemasan sampo menjadi BBM.
Alat tersebut bahkan bisa digunakan masyarakat umum hingga menghasilkan BBM. Bersama Pemerintah Kota Bogor dan kota-kota lain, Get the fest akan mengajak masyarakat untuk mencintai teknologi karya anak bangsa yang peduli pada sampah plastik yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia menjadi BBM.
Bima menuturkan, inisiatif ini patut didukung karena semangat festival yang menyosialisasikan BBM berbahan limbah plastik menunjukkan gerakan ketulusan atau sincerity terhadap masalah sosial ekonomi masyarakat.
Baca juga: Perempuan Tani Maros kelola limbah plastik dukung pariwisata
Baca juga: Indonesia menghadapi 185 ribu ton sampah
Sementara, kata Bima, banyak orang menawarkan alat untuk mendukung konsep smart city kepada Pemerintah Kota Bogor namun terkesan hanya berbisnis. "Sincerity, inisiasi dan kolaborasi. Hal ini yang saya lihat ketika mbak Oppie dan teman-teman datang ke Kota Bogor, nomor satu yang jelas adalah sincerity. Karena kalau niat itu kuat maka yang lain-lain akan menyusul dan dari situ bisa menjadi 'virus' yang menyebar kemana-mana. Sincerity the power of community, ini yang juga saya temui dengan Kang Een dan Mas Parno serta teman-teman komunitas," kata Bima