Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kerugian selama empat sesi berturut-turut, didorong oleh pembelian safe-haven dan setelah harga logam kuning ini turun tajam karena sinyal hawkish dari Federal Reserve AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 10,80 dolar AS atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 1.686,00 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.691,30 dolar AS dan terendah sesi di 1.667,50 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 34,10 dolar AS atau 1,99 persen menjadi 1.675,20 dolar AS pada Senin (10/10), setelah jatuh 11,5 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Jumat (7/10), dan relatif tak berubah di 1.720,80 dolar AS pada Kamis (6/10).
Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard pada Senin (10/10) menekankan perlunya kebijakan moneter yang ketat, dan mengatakan bahwa kerusakan ekonomi dari kenaikan suku bunga baru-baru ini belum terasa. Dia menambahkan bahwa bank hanya akan mengurangi kenaikan suku bunga besar setelah ada "keyakinan bahwa inflasi turun," tidak memberikan sinyal bahwa bank sentral bermaksud untuk melunakkan sikap hawkish-nya.
Komentarnya mendorong dolar AS dan menyebabkan aksi jual tajam pada sebagian besar kelas aset lainnya. Mereka juga memberikan lebih banyak tekanan pada emas, karena kenaikan suku bunga mendorong peluang kerugian memegang logam kuning tahun ini.
Pada sisi lain, emas telah melihat pembelian safe-haven tahun ini di tengah memburuknya situasi geopolitik di Eropa dan Asia. Kekhawatiran eskalasi dalam perang Rusia-Ukraina meningkat setelah ledakan jembatan penting antara Rusia dan Krimea, sehingga Presiden Vladimir Putin menyalahkan Ukraina. Ketegangan di Semenanjung Korea juga meningkat setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada Minggu (9/10), menyusul latihan militer AS di wilayah tersebut.
Indeks Optimisme Usaha Kecil Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB) naik menjadi 92,1 pada September dari 91,8 pada Agustus. Angka tersebut juga mengalahkan perkiraan konsensus 91,8 dari para ekonom, agak membatasi kenaikan harga emas.
Baca juga: Emas anjlok 34,1 dolar AS
Baca juga: Harga emas jatuh 11,5 dolar AS
Investor juga menunggu indeks harga konsumen AS September, barometer inflasi penting, yang akan dirilis pada Kamis (13/10). Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 12,8 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 19,487 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 3,30 dolar AS atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 899,10 dolar AS per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat 10,80 dolar AS atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 1.686,00 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.691,30 dolar AS dan terendah sesi di 1.667,50 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 34,10 dolar AS atau 1,99 persen menjadi 1.675,20 dolar AS pada Senin (10/10), setelah jatuh 11,5 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Jumat (7/10), dan relatif tak berubah di 1.720,80 dolar AS pada Kamis (6/10).
Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard pada Senin (10/10) menekankan perlunya kebijakan moneter yang ketat, dan mengatakan bahwa kerusakan ekonomi dari kenaikan suku bunga baru-baru ini belum terasa. Dia menambahkan bahwa bank hanya akan mengurangi kenaikan suku bunga besar setelah ada "keyakinan bahwa inflasi turun," tidak memberikan sinyal bahwa bank sentral bermaksud untuk melunakkan sikap hawkish-nya.
Komentarnya mendorong dolar AS dan menyebabkan aksi jual tajam pada sebagian besar kelas aset lainnya. Mereka juga memberikan lebih banyak tekanan pada emas, karena kenaikan suku bunga mendorong peluang kerugian memegang logam kuning tahun ini.
Pada sisi lain, emas telah melihat pembelian safe-haven tahun ini di tengah memburuknya situasi geopolitik di Eropa dan Asia. Kekhawatiran eskalasi dalam perang Rusia-Ukraina meningkat setelah ledakan jembatan penting antara Rusia dan Krimea, sehingga Presiden Vladimir Putin menyalahkan Ukraina. Ketegangan di Semenanjung Korea juga meningkat setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada Minggu (9/10), menyusul latihan militer AS di wilayah tersebut.
Indeks Optimisme Usaha Kecil Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB) naik menjadi 92,1 pada September dari 91,8 pada Agustus. Angka tersebut juga mengalahkan perkiraan konsensus 91,8 dari para ekonom, agak membatasi kenaikan harga emas.
Baca juga: Emas anjlok 34,1 dolar AS
Baca juga: Harga emas jatuh 11,5 dolar AS
Investor juga menunggu indeks harga konsumen AS September, barometer inflasi penting, yang akan dirilis pada Kamis (13/10). Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 12,8 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 19,487 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 3,30 dolar AS atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 899,10 dolar AS per ounce.