Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan anggaran Rp100 juta untuk pembuatan dokumen perencanaan pembangunan SDN 48 Ampenan yang kondisinya sudah kurang representatif.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Rabu, mengatakan, anggaran Rp100 juta itu untuk pembuatan dokumen perencanaan dan konsep bangunan baru SDN 48 Ampenan.
"Secara teknis, perencanaan akan kita koordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, agar konstruksi bangunan sesuai dengan kondisi di lapangan," katanya.
Pasalnya, informasinya lahan lokasi SDN 48 Ampenan itu merupakan bekas tempat pembuangan sementara (TPS) sampah, sehingga tanahnya labil.
Dokumen perencanaannya itu, akan menjadi acuan pembangunan fisik tahun 2023, termasuk untuk konsep bangunan serta besaran kebutuhan anggaran.
Dikatakan, SDN 48 Ampenan dinilai perlu di bangun baru karena dari hasil evaluasi pengawasan, kondisinya sudah kurang representatif untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebab dindingnya sudah banyak yang retak, atap dan lantai tidak rata, bahkan ada yang sudah pecah-pecah.
"Jadi kita usulkan harus bangun baru. Ini sisa bencana gempa bumi 2018, menyebabkan lantainya ada yang turun dan naik, bahkan pecah," katanya.
Sebelumnya salah seorang guru di SDN 48 Ampenan, Ahmadi Hidayat mengatakan kondisi bangunan sejak gempa menjadi tidak stabil dan sampai sekarang masih belum ada perbaikan.
"Alhamdulillah, tapi tidak sampai roboh meskipun setiap sudut ruangan kelas retak, bahkan lantai kelas ada yang terangkat,” katanya.
Menurutnya, kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan bukan karena adanya gempa saja, tapi karena struktur tanah di bawah bangunan sekolah memang tempat pembuangan air dan sampah sehingga bangunan sekolah rentan rusak.
"Tempat di bangunnya sekolah ini kan memang tempat dimana pembuangan air dan sampah, kondisi itulah yang memperparah keadaan bangunan sekolah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Rabu, mengatakan, anggaran Rp100 juta itu untuk pembuatan dokumen perencanaan dan konsep bangunan baru SDN 48 Ampenan.
"Secara teknis, perencanaan akan kita koordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, agar konstruksi bangunan sesuai dengan kondisi di lapangan," katanya.
Pasalnya, informasinya lahan lokasi SDN 48 Ampenan itu merupakan bekas tempat pembuangan sementara (TPS) sampah, sehingga tanahnya labil.
Dokumen perencanaannya itu, akan menjadi acuan pembangunan fisik tahun 2023, termasuk untuk konsep bangunan serta besaran kebutuhan anggaran.
Dikatakan, SDN 48 Ampenan dinilai perlu di bangun baru karena dari hasil evaluasi pengawasan, kondisinya sudah kurang representatif untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebab dindingnya sudah banyak yang retak, atap dan lantai tidak rata, bahkan ada yang sudah pecah-pecah.
"Jadi kita usulkan harus bangun baru. Ini sisa bencana gempa bumi 2018, menyebabkan lantainya ada yang turun dan naik, bahkan pecah," katanya.
Sebelumnya salah seorang guru di SDN 48 Ampenan, Ahmadi Hidayat mengatakan kondisi bangunan sejak gempa menjadi tidak stabil dan sampai sekarang masih belum ada perbaikan.
"Alhamdulillah, tapi tidak sampai roboh meskipun setiap sudut ruangan kelas retak, bahkan lantai kelas ada yang terangkat,” katanya.
Menurutnya, kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan bukan karena adanya gempa saja, tapi karena struktur tanah di bawah bangunan sekolah memang tempat pembuangan air dan sampah sehingga bangunan sekolah rentan rusak.
"Tempat di bangunnya sekolah ini kan memang tempat dimana pembuangan air dan sampah, kondisi itulah yang memperparah keadaan bangunan sekolah," katanya.