Jakarta (ANTARA) - Isu keberlanjutan menjadi fokus utama dunia saat ini, termasuk Indonesia. Hampir seluruh pihak termasuk dunia usaha mulai menggencarkan bisnis dengan memperhatikan isu keberlanjutan tersebut.


Mining Industry Indonesia atau MIND ID menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) holding industri pertambangan yang berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor energi dan Industrial Process and Product Uses (IPPU) sebesar 15,8 persen hingga 2030, serta  mendukung aspirasi emisi nol bersih Pemerintah Indonesia hingga 2060.

Komitmen MIND ID terhadap keberlanjutan adalah wujud dari tujuan mulia, yaitu menjajaki sumber daya alam untuk peradaban, kesejahteraan, dan masa depan yang lebih cerah, yang sudah ditentukan dalam strategi keberlanjutan atau Sustainability Strategy.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) serta komitmen merealisasikan aspek International Council on Mining and Metals (ICMM), MIND ID telah menetapkan enam pilar keberlanjutan, yakni environment and climate change, economic development, people, smart operation, community and society, serta governance.

Perseroan juga memiliki panduan keberlanjutan Environment, Social, and Governance (ESG), yang bertujuan memberikan arah bagi MIND ID dan perusahaan anggota MIND ID dalam mengelola kinerja ESG operasional pertambangan.

MIND ID bertekad untuk melakukan operasi pertambangan secara bertanggung jawab, menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan, dan menjadi pertambangan kelas dunia. Ini sesuai dengan Noble Purpose MIND ID yaitu We Explore: Natural Resources for Civilization, Prosperity, and Brighter Future.

Panduan ini dibuat berdasarkan hasil analisis kesenjangan terhadap ICMM Principles and Performance Expectation 2020 serta analisis materialitas isu keberlanjutan perusahaan pertambangan perusahaan anggota MIND ID pada 2020-2025.

Pengelolaan ESG MIND ID berlandaskan peta keberlanjutan atau Sustainability Pathway, yang berdasarkan peraturan nasional dan standar internasional khususnya ISO 26000 and ICMM. Program dekarbonisasi adalah wujud dari salah satu peta keberlanjutan, yaitu environment and climate change.

Lima anggota dari MIND ID, yakni PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk telah merancang berbagai inisiatif untuk menekan emisi karbon. Upaya ini merupakan kombinasi dari peralihan bahan bakar, efisiensi produksi, hingga carbon offset.

"Grup MIND ID memiliki berbagai rencana dan inovasi di kegiatan operasional untuk menekan emisi secara end-to-end, yang berarti berupaya mengurangi atau menekan emisi di setiap aspek dan proses operasional," kata Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Danny Amrul Ichdan.

Anggota MIND ID melakukan efisiensi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui berbagai inovasi, baik di proses penambangan dan pengolahan mineral.

Grup MIND ID mencatat emisi yang dihasilkan perusahaan berasal dari dua cakupan, yaitu cakupan pertama adalah dari penggunaan bahan bakar fosil (batu bara dan marine fuel oil) untuk proses pengolahan, serta bahan bakar diesel untuk kendaraan proyek atau alat berat. Kemudian untuk cakupan kedua berupa penggunaan listrik yang bersumber dari grid PLN untuk kegiatan operasi dan produksi.

Pada tahun 2019, rona cakupan pertama tercatat sebanyak 2,8 juta ton CO2e emisi GRK yang dihasilkan, sedangkan untuk rona cakupan 2 mencapai 100 ribu ton CO2e.

Kemudian di tahun 2021, Grup MIND ID menghasilkan emisi dari cakupan 1 dan 2 sebesar 3,335 juta ton CO2e yang bersumber dari Business as Usual (BAU) kegiatan produksi dan operasional pertambangan. Untuk mengurangi emisi GRK pada 2021, Grup MIND ID menjalankan beberapa inisiatif dekarbonisasi dan berhasil mencatat pengurangan emisi sebesar 71 ribu ton CO2e atau sebesar 2,13 persen dari emisi BAU kegiatan produksi dan operasional pertambangan.

Grup MIND ID juga berupaya menghadirkan energi ramah lingkungan di masyarakat sekaligus bertujuan untuk meningkatkan perekonomian sesuai dengan SDGs kedelapan, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDGs ke-13 yaitu penanganan perubahan iklim dengan membangun Pembangun Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung pertanian masyarakat di Sumatera Selatan.

Upaya menjaga lingkungan juga dilakukan Grup MIND ID melalui implementasi metode pengelolaan limbah yang sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Untuk mengatasi timbulan limbah, Anggota MIND ID berupaya memanfaatkan kembali limbah melalui berbagai inovasi.

Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan entitas pengelola limbah berizin dan tersertifikasi untuk dilakukan stabilisasi limbah, substitusi bahan bakar, dan ditimbun di eco landfill.

Tahun lalu, Grup MIND ID turut mencatat realisasi kewajiban reklamasi seluas 931,25 hektare di sepanjang tahun 2021, sehingga total area reklamasi secara keseluruhan mencapai seluas 5.814 hektare.

Kebijakan reklamasi Grup MIND ID mengacu kepada Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Grup MIND ID berkomitmen melaksanakan kewajiban reklamasi dan pasca tambang dengan tingkat keberhasilan 100 persen. Perusahaan juga patuh untuk menempatkan dana jaminan reklamasi dan/atau pasca tambang sesuai ketentuan yang berlaku, dimana total dana jaminan reklamasi dan/atau pasca tambang Grup MIND ID tercatat sebesar Rp799,33 miliar.

Tahun 2022

Khusus tahun 2022, MIND ID menetapkan target penurunan emisi sebesar satu persen  melalui berbagai inisiatif yang dilakukan masing-masing anggota. Untuk Antam, berbagai inisiatif dilakukan mulai dari mengubah metode penambangan dari fishbone dan upperhole secara seri menjadi fishbone dan upper hole secara paralel.

Inisiatif tersebut telah berjalan sejak 2020 dan dapat mengurangi emisi sebanyak 571 ton CO2eq/tahun. Antam juga telah melakukan commisioning program reklamasi di lahan bekas tambang dan program rehabilitasi daerah aliran sungai yang diharapkan dapat mengurangi emisi sebanyak 35.710 Co2e.

Saat ini sedang dilakukan pre-FS untuk program penggunaan biofuel (B30) di salah satu kegiatan penambangan yang ditargetkan dapat mengurangi emisi sebanyak 10.600 ton CO2e. Secara keseluruhan, Antam menargetkan pengurangan karbon sebanyak 47.621 ton CO2e sepanjang tahun ini.

Kemudian, Bukit Asam yang menargetkan pengurangan karbon 256.055 ton CO2e, melakukan inisiatif penggantian sistem penanganan batu bara yang dapat menghemat konsumsi bahan bakar solar sebesar 2.207.016 liter per tahun atau Rp17,8 miliar per tahun. Jika sebelumnya menggunakan metode konvensional dengan dump truck dan excavator, kini perusahaan menggunakan sistem Bucket Wheel Excavator (BWS).

Sistem tersebut telah diterapkan sejak tahun 2019 dan berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 5,253 ton CO2e per tahun. Program lain yang dilakukan di antaranya adalah reforestasi yang dapat mengurangi emisi sebanyak 91.806 ton CO2e, Hauling road optimization menekan emisi 10.624 ton CO2e, dan saat ini sudah diinisiasi penggunaan peralatan pertambangan berbasis tenaga listrik yang diperkirakan mengurasi emisi sebesar 43.411 ton CO2e.

Sementara itu, Freeport memiliki target untuk mengurangi intensitas emisi GRK sebesar 30 persen per metrik ton tembaga terutang pada tahun 2030 atau mencapai 3,3 ton CO2e per ton Cu, dari dasar tahun 2018. sebanyak 4,7 ton CO2e per ton Cu.

Anggota MIND ID lainnya, yakni Inalum melakukan inisiatif dengan sistem optimasi pot dan pengendalian operasional yang telah diterapkan di pabrik peleburan untuk mengurangi efek anoda yang dipicu ketika konsentrasi alumina rendah dalam elektrolit, dan akhirnya meningkatkan resistensi dalam pot, membuat ketidakstabilan, serta produksi aluminium berkurang. Inalum memiliki total target pengurangan karbon sebesar 60.309 ton CO2e.

Selain itu, kontrol komputerisasi untuk pengoperasian pot yang telah dilaksanakan sejak tahun 2020 berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 49,926 ton CO2e per tahun. Program yang lain yang dilakukan Inalum adalah substitution of oil fuel and LPG into lower emission fuel natural gas (ABF B2) yang dapat mengurangi emisi sebesar 9.594 ton CO2e.

Terakhir, PT Timah menginisiasi carbon offset atau solusi berbasis alam di tahun 2020 dengan melakukan program reklamasi di lahan yang terganggu (bekas tambang) seluas 561 Ha dan menanam 154.130 pohon termasuk kelapa sawit, sangon, dan buah-buahan, yang diharapkan menurunkan emisi GRK sebesar 40,124 tCO2e per tahun.

Baca juga: Indonesia harus bisa produksi bioetanol atasi importasi BBM
Baca juga: Presiden FIFA ke RI 18 Oktober kawal transformasi sepak bola

PT Timah juga telah melakukan inisiatif pergantian bahan bakar ke biofuel (B30) dari Gasoil atau High Speed Diesel (HSD), yang berpotensi mengurangi emisi sebesar 32,971 ton CO2e. Secara keseluruhan, target pengurangan karbon perusahaan ini adalah 87.880 ton CO2e.

Berbagai inisiatif yang dilakukan oleh MIND ID sejalan dengan pendapat Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, yang menilai transisi energi tidak harus meniadakan batu bara. Dengan inovasi teknologi, emisi dari batu bara bisa ditekan sehingga target emisi nol bersih pada 2060 tetap bisa dicapai dan industri batu bara tetap dapat mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

"Mari kita berpikir dengan cara yang lain, dengan kata kunci transisi energi berkelanjutan. Emisi nol bersih pada 2060 merupakan skenario besar yang harus kita rumuskan dengan langkah tidak biasa, sehingga kuncinya adalah inovasi. Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek keterjangkauan dan penguasaan teknologi," demikian Ridwan Djamaluddin.

 
 

Pewarta : Agatha Olivia Victoria
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024