Surabaya (ANTARA) - Program Ladang Pangan yang diinisiasi Pemerintah Kota Surabaya mengantarkan kota itu meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2022 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Kamis, mengatakan, program Ladang Pangan itu meliputi inovasi dalam memaksimalkan keterbatasan lahan dalam pemanfaatan pertanian, perikanan, peternakan, urban farming dan diversifikasi pangan yang berdampak positif pada pengentasan kemiskinan. "Serta, mendukung program pengentasan gizi buruk di Kota Surabaya," kata dia.

Menurut dia, pemanfaatan beberapa aset Pemkot Surabaya yang dimanfaatkan hasilnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Selain mendukung ketahanan pangan, juga bisa menjadi tambahan penghasilan. "Kami juga memanfaatkan neraca bahan pangan, serta hasil pengawasan kami untuk menentukan pola tanam supaya tidak tergantung pada satu jenis pangan (komoditi) saja," kata dia.

Atas program ladang pangan tersebut Pemkot Surabaya meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2022 dalam kategori Bidang Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 yang digelar di Jatim Expo International Convention Exhibition Surabaya, Rabu (19/10).

Penghargaan tersebut, diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagai salah satu kepala daerah di Jatim yang berdedikasi, berinovasi dan peduli terhadap ketahanan pangan.

Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi berkomitmen untuk terus berupaya mempertahankan ketahanan pangan di Kota Surabaya, salah satunya mengoptimalkan aset milik Pemkot Surabaya melalui Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) untuk pemberdayaan masyarakat pada bidang usaha pertanian, peternakan, dan perikanan. Serta, pemanfaatan lahan milik swasta dan instansi lainnya untuk dikelola oleh kelompok tani di Kota Surabaya.

"Alhamdulilah Surabaya meskipun kota besar tapi masih mendapatkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dari Provinsi Jatim. Itu semua karena aset pemkot, digunakan untuk ketahanan pangan. Kemudian, ada beberapa yang kami koneksikan dengan sistem Padat Karya untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran," kata Eri.

Baca juga: Dewa United umumkan dua pebasket asing untuk IBL
Baca juga: Tokoh Aremania hubungi pentolan Bonek membahas perdamaian

Untuk itu, pihaknya akan menggerakkan lahan BTKD secara maksimal untuk pangan (konsumsi), juga bisa menambah penghasilan bagi MBR. "Jadi ada cabe, buah-buahan, hidroponik, dan lainnya. Insya Allah kami koneksikan dengan hotel-hotel, tapi kami belum bisa memenuhi semuanya karena terbatasnya lahan. Maka kami berkoordinasi dengan daerah lain untuk menunjang (hasil sayur dan buah) dari tempat kami, seperti Kabupaten Ngawi," ujar dia.

 

Pewarta : Abdul Hakim
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024