Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Rionny Mainaky menyebut kondisi mental skuad Merah Putih menjadi penyebab penurunan performa saat tampil di French Open pada 25-30 Oktober di Paris.
"Performa mereka secara keseluruhan cukup baik, karena para pemain sebetulnya bisa selalu unggul dalam pengumpulan angka. Cuma kendalanya mereka kendur di poin-poin akhir di gim penentuan. Ini dikarenakan faktor nonteknis, yaitu persoalan mental," kata Rionny dalam keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Senin.
Menurut Rionny, kondisi mental wakil Indonesia tidak sesolid saat tampil dalam Denmark Open dua pekan sebelumnya.
Walhasil, sejumlah nama gagal menyajikan performa positif bahkan rontok di babak pertama French Open seperti ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, hingga dua pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan.
Khusus bagi Kevin/Marcus, hasil di French Open sungguh menjadi antiklimaks setelah pasangan berjuluk Minions itu sempat mencapai partai puncak Denmark Open meski kalah dalam All-Indonesian Final kontra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Di atas lapangan, performa para wakil Indonesia juga banyak mengalami penurunan karena hilangnya fokus di poin-poin kritis akibat strategi yang tumpul, sehingga mereka kurang tenang dan kurang konsisten serta banyak melakukan kesalahan sendiri saat di bawah tekanan.
PBSI mengakui hasil di French Open menjadi pekerjaan rumah dan catatan serius bagi seluruh tim, tidak hanya atlet yang berlaga tetapi juga jajaran pelatih serta Rionny sebagai pucuk pimpinan pengelola prestasi timnas.
"Kami mengajak duduk bersama dengan pelatih dan atlet untuk bersama-sama melihat dan menonton video rekaman pertandingan. Ini untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan lawan. Selain itu berusaha mencari dan memberikan solusi terbaik kepada atlet di masing-masing sektor, baik secara mental maupun teknik," Rionny menjelaskan.
Baca juga: Diogo Jota dipastika absen bela timnas Portugal di Piala Dunia
Baca juga: Timnas Indonesia bulu tangkis bertolak ke Denmark
Jelang turnamen Hylo Open di Jerman pada 1-6 November, Rionny melihat kondisi atlet dan pelatih masih dalam keadaan baik untuk menghadapi kompetisi. Demi memastikan kondisi timnas, Rionny akan melakukan pengawasan agar program latihan berlangsung teratur setiap hari.
"Kekalahan kemarin di Denmark dan Prancis akan menjadi motivasi untuk bangkit dan lebih bersemangat lagi, disertai daya juang yang lebih tinggi karena ini menjadi kunci untuk bisa menjadi juara dan memperbaiki prestasi di masing-masing sektor," pungkas Rionny.
"Performa mereka secara keseluruhan cukup baik, karena para pemain sebetulnya bisa selalu unggul dalam pengumpulan angka. Cuma kendalanya mereka kendur di poin-poin akhir di gim penentuan. Ini dikarenakan faktor nonteknis, yaitu persoalan mental," kata Rionny dalam keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Senin.
Menurut Rionny, kondisi mental wakil Indonesia tidak sesolid saat tampil dalam Denmark Open dua pekan sebelumnya.
Walhasil, sejumlah nama gagal menyajikan performa positif bahkan rontok di babak pertama French Open seperti ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, hingga dua pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan.
Khusus bagi Kevin/Marcus, hasil di French Open sungguh menjadi antiklimaks setelah pasangan berjuluk Minions itu sempat mencapai partai puncak Denmark Open meski kalah dalam All-Indonesian Final kontra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Di atas lapangan, performa para wakil Indonesia juga banyak mengalami penurunan karena hilangnya fokus di poin-poin kritis akibat strategi yang tumpul, sehingga mereka kurang tenang dan kurang konsisten serta banyak melakukan kesalahan sendiri saat di bawah tekanan.
PBSI mengakui hasil di French Open menjadi pekerjaan rumah dan catatan serius bagi seluruh tim, tidak hanya atlet yang berlaga tetapi juga jajaran pelatih serta Rionny sebagai pucuk pimpinan pengelola prestasi timnas.
"Kami mengajak duduk bersama dengan pelatih dan atlet untuk bersama-sama melihat dan menonton video rekaman pertandingan. Ini untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan lawan. Selain itu berusaha mencari dan memberikan solusi terbaik kepada atlet di masing-masing sektor, baik secara mental maupun teknik," Rionny menjelaskan.
Baca juga: Diogo Jota dipastika absen bela timnas Portugal di Piala Dunia
Baca juga: Timnas Indonesia bulu tangkis bertolak ke Denmark
Jelang turnamen Hylo Open di Jerman pada 1-6 November, Rionny melihat kondisi atlet dan pelatih masih dalam keadaan baik untuk menghadapi kompetisi. Demi memastikan kondisi timnas, Rionny akan melakukan pengawasan agar program latihan berlangsung teratur setiap hari.
"Kekalahan kemarin di Denmark dan Prancis akan menjadi motivasi untuk bangkit dan lebih bersemangat lagi, disertai daya juang yang lebih tinggi karena ini menjadi kunci untuk bisa menjadi juara dan memperbaiki prestasi di masing-masing sektor," pungkas Rionny.