Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunggu kepastian dua perusahaan semen nasional membangun silo atau penampungan untuk mengatasi tingginya permintaan bahan bangunan tersebut, terutama menjelang akhir tahun.

     Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB H Lalu Imam Maliki, di Mataram, mengatakan, dua perusahaan semen tersebut adalah PT Semen Bosowa dan PT Semen Gresik.

     "Ke dua pimpinan perusahaan semen nasional itu sudah mengutarakan keinginannya membangun silo sejak beberapa bulan lalu, namun hingga saat ini belum terealisasi, bahkan kabar dari PT Semen Gresik hilang sama sekali, kalau PT Semen Bosowa informasinya sudah ada izin," katanya.

     Ia mengatakan, PT Semen Bosowa berencana membangun silo dengan kapasitas 7.000 ton di areal Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, sedangkan PT Semen Gresik rencananya membangun silo berkapasitas 6.000 ton di areal Pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur.

     Maliki mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab belum terelisasinya rencana investasi dari kedua perusahaan semen tersebut, namun pihaknya sangat berharap rencana itu terlaksana untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Provinsi NTB.

     Berbagai proyek pembangunan infrastruktur skala besar yang tengah berjalan di NTB, seperti proyek pembangunan Islamic Center, di Kota Mataram, pembangunan Bendungan Pandandure di Kabupaten Lombok Timur, dan revitalisasi pasar tradisional di 10 kabupaten/kota di NTB.

     Proyek pembangunan infrastruktur yang didanai dari dana APBN tersebut tentu membutuhkan pasokan semen dalam jumlah besar, terutama semen curah atau yang tidak menggunakan kemasan.

    "NTB, salah satu provinsi yang menjadi pusat pembangunan infrastruktur penunjang perekonomian. Mungkin faktor itu yang menyebabkan perusahaan semen berminat membangun silo, namun faktanya hingga saat ini belum terealisasi," ujarnya.

     Ia mengatakan, kebutuhan semen di NTB setiap bulan rata-rata mencapai 42.000 ton, namun pada kondisi tertentu, terutama di akhir tahun anggaran sering terjadi peningkatan permintaan hingga 57.000 ton, sehingga menyebabkan terjadinya gejolak harga bahan bangunan tersebut.

    Semen yang beredar di wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, kata Maliki, yakni semen Bosowa, Tiga Roda, Holcin, Tonasa dan Semen Gresik. Namun 60 persen pasar dikuasai oleh Semen Tiga Roda, sedangkan 40 persen dikuasai empat produk semen lainnya.

     PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk selaku produsen semen Tiga Roda, sudah mempunyai terminal semen di areal Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Terminal semen itu dilengkapi dengan fasilitas penampungan dan pengepakan semen curah, berkapasitas 8.000 ton.

     "Kami berharap dengan terelisasinya pembangunan silo oleh PT Semen Bosowa dan PT Semen Gresik, akan memudahkan pendistribusian semen curah untuk pembangunan infrastruktur skala besar, sehingga semen dalam kemasan terdistribusi hanya untuk skala rumah tangga," ujarnya. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024