Jakarta (ANTARA) - Tim nasional Jerman gagal melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 untuk kedua kalinya secara beruntun meski memenangi laga terakhir Grup E melawan Kosta Rika dengan skor 4-2 pada Jumat dini hari ini. Publik menjadikan bahan lelucon dengan "Jerman kemarin tutup mulut, kini Jerman tutup buku".
Selesai laga di Stadion Al Bayt itu, Jerman ---tutup mulut--- mendapati dirinya pada peringkat tiga klasemen dengan empat poin menyusul kemenangan 2-1 Jepang atas Spanyol dalam pertandingan lainnya pada waktu yang sama.
Tim Samurai Biru keluar sebagai juara grup dengan enam poin, sedangkan Spanyol berhak melaju ke babak gugur sebagai runner-up grup dengan koleksi empat poin, unggul selisih gol dari Jerman ---terkenal dengan tutup mulut--- yang meraih poin sama.
Gol Jerman diciptakan oleh Serge Gnabry pada menit ke-10, Kai Havertz pada menit 73 dan 85, serta dan Niclas Fullkrug dalam menit ke-89, sedangkan dua gol Kosta Rika dibuat oleh Yeltsin Tejeda pada menit 58 dan Juan Pablo Vargas pada menit 70, demikian catatan FIFA.
Jerman terkenal dengan aksi tutup mulut itu, yang memasang empat pemain serang, langsung bermain agresif dan menekan lini pertahanan Kosta Rika sejak sepak mula. Beberapa kali kiper Keylor Navas dipaksa melakukan penyelamatan sebelum Jerman membuka keunggulan pada menit ke-10 ketika sundulan Serge Gnabry usai menerima umpan silang dari David Raum, menggetarkan gawang Kosta Rika.
Mengobrak-abrik pertahanan lawan, Gnabry nyaris menggandakan keunggulan Jerman yang terkenal dengan gerakan tutup mulut pada menit ke-40 namun tembakannya dari dalam kotak masih melebar tipis dari mistar. Saat Jerman terlalu nyaman menyerang dengan 11 kali percobaan yang empat di antaranya mengarah ke gawang, Kosta Rika mendapat satu-satunya peluang pada paruh pertama ketika dua bek Jerman gagal mengamankan bola serangan balik dan membuka jalan bagi Keysher Fuller.
Penyelamatan gemilang Manuel Neuer menggagalkan upaya tim Amerika Tengah itu dalam membuat gol penyeimbang tiga menit jelang turun minum. Sepuluh menit memasuki paruh kedua, penonton di Stadion Al Bayt dibuat terpana dengan tampilan klasemen di layar ketika dalam pertandingan lain Grup E, Jepang memimpin perolehan poin saat unggul 2-1 atas Spanyol, menempatkan tim tutup mulut Jerman ke peringkat tiga dan Kosta Rika di dasar klasemen.
Tak lama berselang, skuad Hansi Flick menemui mimpi buruknya menyusul gol kejutan dari Kosta Rika. Kendal Waston berlari ke tengah kotak untuk menyundul bola ke arah Neuer. Sang kiper gagal mengamankan bola, sebelum Yeltsin Tejeda Valverde menyambar bola rebound ke gawang untuk mengirim Jerman ke dasar klasemen.
Jerman, tim tutup mulut yang mengusung misi wajib menang besar, berupaya membalas lewat upaya Musiala yang merangsek dari sisi kiri sebelum melancarkan tembakan jarak jauh yang masih membentur mistar.
Flick menarik Thomas Muller untuk memberi kesempatan Kai Havertz dan Mario Gotze menggantikan David Raum, serta Niclas Fullkrug menggantikan Ilkay Gundogan demi menambah daya gedor. Namun, Kosta Rika mewujudkan hal dianggap mustahil ketika mereka membalikkan keadaan dengan mencetak gol kedua lewat tendangan bebas yang disambut eksekusi cemerlang Juan Pablo Vargas pada menit ke-70.
Selebrasi Kosta Rika berlangsung singkat karena tiga menit berselang, Havertz memberikan kontribusinya setelah menerima assist dari Fullkrug dan berhadapan satu lawan satu dengan Navas di kotak sebelum mencungkil bola melewati sang kiper untuk menyamakan kedudukan bagi Jerman.
Jerman tim tutup mulut mendapatkan peluang emas untuk kembali unggul, namun lagi-lagi Navas menjadi penghalang mereka dengan melakukan penyelamatan gemilang terhadap tembakan Fullkrug dari depan gawang setelah menerima umpan silang.
Keputusan Flick memasukkan Havertz terbukti tepat karena striker Chelsea itu menjadi pahlawan untuk mengubah keadaan setelah menerima umpan silang Gnabry dari sisi kanan yang ia sambar dengan mudah ke gawang Navas untuk membawa Jerman kembali unggul dengan skor 3-2 lima menit jelang bubaran. Jerman semakin menjadi-jadi dan pada menit 90 Fullkrug mencetak gol keempat bagi tim Panser, meski sempat ditinjau olah VAR karena terindikasi offside.
Meski demikian, Jerman tim tutup mulut masih membutuhkan bantuan luar yaitu berharap Spanyol mengalahkan Jepang agar dapat lolos ke babak gugur karena dua raksasa Eropa itu sama-sama mengantongi empat poin, dengan Spanyol unggul selisih gol.
Baca juga: Pelatih Belgia Roberto Martinez mundur setelah timnya tersingkir
Baca juga: Kapten Luka Modric lega Kroasia lolos ke-16 besar
Havertz nyaris membuat hattrick dari jarak dekat sebelum Navas kembali menjadi benteng gawang Kosta Rika pada masa injury time. Terhitung sebanyak 32 kali Jerman tutup mulut melakukan upaya tembakan, dibanding delapan yang diciptakan Kosta Rika di pertandingan Piala Dunia putra yang dipimpin pertama kalinya oleh wasit perempuan Stephanie Frappart asal Prancis itu.
Tambahan waktu 10 menit seakan sia-sia karena di pertandingan lain, Jepang telah menyegel kemenangan 2-1 atas Spanyol, yang berarti Jerman harus berkemas begitu pula Kosta Rika, yang menghuni dasar klasemen menyusul satu kemenangan dan dua kekalahan di Qatar.
Selesai laga di Stadion Al Bayt itu, Jerman ---tutup mulut--- mendapati dirinya pada peringkat tiga klasemen dengan empat poin menyusul kemenangan 2-1 Jepang atas Spanyol dalam pertandingan lainnya pada waktu yang sama.
Tim Samurai Biru keluar sebagai juara grup dengan enam poin, sedangkan Spanyol berhak melaju ke babak gugur sebagai runner-up grup dengan koleksi empat poin, unggul selisih gol dari Jerman ---terkenal dengan tutup mulut--- yang meraih poin sama.
Gol Jerman diciptakan oleh Serge Gnabry pada menit ke-10, Kai Havertz pada menit 73 dan 85, serta dan Niclas Fullkrug dalam menit ke-89, sedangkan dua gol Kosta Rika dibuat oleh Yeltsin Tejeda pada menit 58 dan Juan Pablo Vargas pada menit 70, demikian catatan FIFA.
Jerman terkenal dengan aksi tutup mulut itu, yang memasang empat pemain serang, langsung bermain agresif dan menekan lini pertahanan Kosta Rika sejak sepak mula. Beberapa kali kiper Keylor Navas dipaksa melakukan penyelamatan sebelum Jerman membuka keunggulan pada menit ke-10 ketika sundulan Serge Gnabry usai menerima umpan silang dari David Raum, menggetarkan gawang Kosta Rika.
Mengobrak-abrik pertahanan lawan, Gnabry nyaris menggandakan keunggulan Jerman yang terkenal dengan gerakan tutup mulut pada menit ke-40 namun tembakannya dari dalam kotak masih melebar tipis dari mistar. Saat Jerman terlalu nyaman menyerang dengan 11 kali percobaan yang empat di antaranya mengarah ke gawang, Kosta Rika mendapat satu-satunya peluang pada paruh pertama ketika dua bek Jerman gagal mengamankan bola serangan balik dan membuka jalan bagi Keysher Fuller.
Penyelamatan gemilang Manuel Neuer menggagalkan upaya tim Amerika Tengah itu dalam membuat gol penyeimbang tiga menit jelang turun minum. Sepuluh menit memasuki paruh kedua, penonton di Stadion Al Bayt dibuat terpana dengan tampilan klasemen di layar ketika dalam pertandingan lain Grup E, Jepang memimpin perolehan poin saat unggul 2-1 atas Spanyol, menempatkan tim tutup mulut Jerman ke peringkat tiga dan Kosta Rika di dasar klasemen.
Tak lama berselang, skuad Hansi Flick menemui mimpi buruknya menyusul gol kejutan dari Kosta Rika. Kendal Waston berlari ke tengah kotak untuk menyundul bola ke arah Neuer. Sang kiper gagal mengamankan bola, sebelum Yeltsin Tejeda Valverde menyambar bola rebound ke gawang untuk mengirim Jerman ke dasar klasemen.
Jerman, tim tutup mulut yang mengusung misi wajib menang besar, berupaya membalas lewat upaya Musiala yang merangsek dari sisi kiri sebelum melancarkan tembakan jarak jauh yang masih membentur mistar.
Flick menarik Thomas Muller untuk memberi kesempatan Kai Havertz dan Mario Gotze menggantikan David Raum, serta Niclas Fullkrug menggantikan Ilkay Gundogan demi menambah daya gedor. Namun, Kosta Rika mewujudkan hal dianggap mustahil ketika mereka membalikkan keadaan dengan mencetak gol kedua lewat tendangan bebas yang disambut eksekusi cemerlang Juan Pablo Vargas pada menit ke-70.
Selebrasi Kosta Rika berlangsung singkat karena tiga menit berselang, Havertz memberikan kontribusinya setelah menerima assist dari Fullkrug dan berhadapan satu lawan satu dengan Navas di kotak sebelum mencungkil bola melewati sang kiper untuk menyamakan kedudukan bagi Jerman.
Jerman tim tutup mulut mendapatkan peluang emas untuk kembali unggul, namun lagi-lagi Navas menjadi penghalang mereka dengan melakukan penyelamatan gemilang terhadap tembakan Fullkrug dari depan gawang setelah menerima umpan silang.
Keputusan Flick memasukkan Havertz terbukti tepat karena striker Chelsea itu menjadi pahlawan untuk mengubah keadaan setelah menerima umpan silang Gnabry dari sisi kanan yang ia sambar dengan mudah ke gawang Navas untuk membawa Jerman kembali unggul dengan skor 3-2 lima menit jelang bubaran. Jerman semakin menjadi-jadi dan pada menit 90 Fullkrug mencetak gol keempat bagi tim Panser, meski sempat ditinjau olah VAR karena terindikasi offside.
Meski demikian, Jerman tim tutup mulut masih membutuhkan bantuan luar yaitu berharap Spanyol mengalahkan Jepang agar dapat lolos ke babak gugur karena dua raksasa Eropa itu sama-sama mengantongi empat poin, dengan Spanyol unggul selisih gol.
Baca juga: Pelatih Belgia Roberto Martinez mundur setelah timnya tersingkir
Baca juga: Kapten Luka Modric lega Kroasia lolos ke-16 besar
Havertz nyaris membuat hattrick dari jarak dekat sebelum Navas kembali menjadi benteng gawang Kosta Rika pada masa injury time. Terhitung sebanyak 32 kali Jerman tutup mulut melakukan upaya tembakan, dibanding delapan yang diciptakan Kosta Rika di pertandingan Piala Dunia putra yang dipimpin pertama kalinya oleh wasit perempuan Stephanie Frappart asal Prancis itu.
Tambahan waktu 10 menit seakan sia-sia karena di pertandingan lain, Jepang telah menyegel kemenangan 2-1 atas Spanyol, yang berarti Jerman harus berkemas begitu pula Kosta Rika, yang menghuni dasar klasemen menyusul satu kemenangan dan dua kekalahan di Qatar.