Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat bekerja sama pengelolaan sampah yang terkumpul sebanyak 515,5 kg melalui hitungan langsung panitia Pekan Hak Asasi Manusia (HAM) Kota Bogor 2022 selama puncak acara di Bogor Creative Center (BCC) pada Sabtu (10/12).
Ketua Pelaksana Pekan HAM yaitu Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Bogor Marse Hendra Saputra saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Minggu, mengatakan pengelolaan sampah itu merupakan kolaborasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor dengan komunitas yang memang berkonsentrasi terhadap pengelolaan sampah khususnya sampah plastik.
"Petugas dan panitia terus menjaga kebersihan dengan langsung mengelolanya. Mulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik," katanya.
Marse menerangkan, selama acara berlangsung, terhitung dari data perhitungan langsung menunjukkan hasil rekap sampah kegiatan Puncak HAM di BCC pada Sabtu (10/12), pukul 21.00 WIB, sampah organik yang terkumpul sebanyak 515,5 kg terdiri atas 299,7 kg dan sampah anorganik sebanyak 215,8 kg, meliputi botol plastik, kardus, kaleng hingga sisa makanan.
Sampah organik yang terkumpul akan diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik atau plastik akan diserahkan langsung ke bank sampah untuk dikelola menjadi biji plastik daur ulang bekerja sama Komunitas Kaktus Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor ajak warga hormati perbedaan rayakan Idul Adha 1443 H
Baca juga: Pemkot Bogor mendata wartawan untuk tes kesehatan
"Sampah yang sudah terkelola baik organik maupun anorganik dilaporkan setiap satu jam sekali," katanya. Marse berharap konsep pengelolaan sampah mandiri ini menjadi contoh untuk setiap kegiatan. Pekan HAM Kota Bogor 2022 berlangsung dengan rangkaian diskusi hak asasi meliputi, keberagaman, hak atas pangan, pengendalian inflasi, penyelesaian konflik di masyarakat dan sebagainya.
Diskusi-diskusi yang dilaksanakan panitia Pekan HAM Kota Bogor 2022 menghadirkan sejumlah pembicara dari mulai pakar, praktisi hingga perwakilan lembaga dan pemerintahan. Menurut Marse, acara puncak dilaksanakan di BCC dengan pengunjung yang cukup banyak dan menyebabkan sampah yang terkumpul juga cukup melimpah. "Karena memang sudah seharusnya setiap menyelenggarakan acara itu harus ada konsep menerapkan konsep zero waste atau upaya untuk meminimalisir sampah," katanya.
Ketua Pelaksana Pekan HAM yaitu Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Bogor Marse Hendra Saputra saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Minggu, mengatakan pengelolaan sampah itu merupakan kolaborasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor dengan komunitas yang memang berkonsentrasi terhadap pengelolaan sampah khususnya sampah plastik.
"Petugas dan panitia terus menjaga kebersihan dengan langsung mengelolanya. Mulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik," katanya.
Marse menerangkan, selama acara berlangsung, terhitung dari data perhitungan langsung menunjukkan hasil rekap sampah kegiatan Puncak HAM di BCC pada Sabtu (10/12), pukul 21.00 WIB, sampah organik yang terkumpul sebanyak 515,5 kg terdiri atas 299,7 kg dan sampah anorganik sebanyak 215,8 kg, meliputi botol plastik, kardus, kaleng hingga sisa makanan.
Sampah organik yang terkumpul akan diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik atau plastik akan diserahkan langsung ke bank sampah untuk dikelola menjadi biji plastik daur ulang bekerja sama Komunitas Kaktus Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor ajak warga hormati perbedaan rayakan Idul Adha 1443 H
Baca juga: Pemkot Bogor mendata wartawan untuk tes kesehatan
"Sampah yang sudah terkelola baik organik maupun anorganik dilaporkan setiap satu jam sekali," katanya. Marse berharap konsep pengelolaan sampah mandiri ini menjadi contoh untuk setiap kegiatan. Pekan HAM Kota Bogor 2022 berlangsung dengan rangkaian diskusi hak asasi meliputi, keberagaman, hak atas pangan, pengendalian inflasi, penyelesaian konflik di masyarakat dan sebagainya.
Diskusi-diskusi yang dilaksanakan panitia Pekan HAM Kota Bogor 2022 menghadirkan sejumlah pembicara dari mulai pakar, praktisi hingga perwakilan lembaga dan pemerintahan. Menurut Marse, acara puncak dilaksanakan di BCC dengan pengunjung yang cukup banyak dan menyebabkan sampah yang terkumpul juga cukup melimpah. "Karena memang sudah seharusnya setiap menyelenggarakan acara itu harus ada konsep menerapkan konsep zero waste atau upaya untuk meminimalisir sampah," katanya.