Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencanangkan kampung tanggap inflasi sebagai ikhtiar mempercepat pembangunan di bidang ketahanan pangan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mendukung program ketahanan pangan nasional.
Pencanangan itu dilakukan oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Ares di Kelurahan Karang Baru, dihadiri Ketua DPRD Kota Mataram, Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Ahmad Fauzi, Ketua TP PKK Kota Mataram, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram H Lalu Johari di Mataram, Senin.
Pada kesempatan itu Wali Kota mengatakan, kegiatan ini juga menjadi upaya memenuhi penganekaragaman konsumsi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.
"Konsumsi pangan yang berkualitas ditunjukkan dengan keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan," katanya.
Hanya saja, katanya, perubahan gaya hidup, perubahan sosial budaya, serta ekonomi di lingkungan masyarakat menyebabkan terjadi perubahan pola konsumsi pangan masyarakat seperti pola konsumsi pangan yang kebarat-baratan dan makanan siap saji menjadi tren di masa kini, terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 yang serba instan.
"Pola yang serba instan, menyebabkan pola konsumsi pangan lokal luntur," katanya.
Karena itu, melalui program P2L ini anggota kelompok dengan menanam aneka jenis sayuran, umbi-umbian, buah serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein bagi keluarga, sehingga ketika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga di pasar masyarakat tidak panik, dan inflasi tetap terkendali. "Jadi masyarakat bisa berbelanja sesuai kebutuhan, bukan kemauan," katanya.
Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram H Lalu Johari mengatakan, pencanangan kampung tanggap inflasi di Karang Baru ini merupakan program kedua karena pada 2021 sudah dicanangkan di Lingkar Pratama, Kelurahan Pagutan.
"Keberadaan kampung tanggap inflasi itu mengantarkan Kota Mataram meraih penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award 2021. Karena itulah, tahun ini lokasi kampung tanggap inflasi kami tambah," katanya.
Menurutnya, melalui kampung tanggap inflasi dan program P2L masyarakat sekitar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran, cabai, bawang, tomat, buah-buahan dan lainnya hanya dari pekarangan.
"Mereka bisa menghemat uang yang seharusnya untuk membeli kebutuhan itu. Jadi saat belanja mereka beli yang dibutuhkan, bukan yang dimaui," katanya.
Kegiatan pencanangan kampung tanggap inflasi tersebut dirangkaikan dengan penyerahan 12 ribu bibit cabai oleh Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Ahmad Fauzi, kepada empat kelompok P2L di Kota Mataram yakni P2L Mekar Berseri Babakan, P2L Ares Karang Baru, P2L Kenangan Punia, dan KWT Bunga Matahari Gomong.
Pencanangan itu dilakukan oleh Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Ares di Kelurahan Karang Baru, dihadiri Ketua DPRD Kota Mataram, Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Ahmad Fauzi, Ketua TP PKK Kota Mataram, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram H Lalu Johari di Mataram, Senin.
Pada kesempatan itu Wali Kota mengatakan, kegiatan ini juga menjadi upaya memenuhi penganekaragaman konsumsi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.
"Konsumsi pangan yang berkualitas ditunjukkan dengan keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan," katanya.
Hanya saja, katanya, perubahan gaya hidup, perubahan sosial budaya, serta ekonomi di lingkungan masyarakat menyebabkan terjadi perubahan pola konsumsi pangan masyarakat seperti pola konsumsi pangan yang kebarat-baratan dan makanan siap saji menjadi tren di masa kini, terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 yang serba instan.
"Pola yang serba instan, menyebabkan pola konsumsi pangan lokal luntur," katanya.
Karena itu, melalui program P2L ini anggota kelompok dengan menanam aneka jenis sayuran, umbi-umbian, buah serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein bagi keluarga, sehingga ketika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga di pasar masyarakat tidak panik, dan inflasi tetap terkendali. "Jadi masyarakat bisa berbelanja sesuai kebutuhan, bukan kemauan," katanya.
Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram H Lalu Johari mengatakan, pencanangan kampung tanggap inflasi di Karang Baru ini merupakan program kedua karena pada 2021 sudah dicanangkan di Lingkar Pratama, Kelurahan Pagutan.
"Keberadaan kampung tanggap inflasi itu mengantarkan Kota Mataram meraih penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award 2021. Karena itulah, tahun ini lokasi kampung tanggap inflasi kami tambah," katanya.
Menurutnya, melalui kampung tanggap inflasi dan program P2L masyarakat sekitar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran, cabai, bawang, tomat, buah-buahan dan lainnya hanya dari pekarangan.
"Mereka bisa menghemat uang yang seharusnya untuk membeli kebutuhan itu. Jadi saat belanja mereka beli yang dibutuhkan, bukan yang dimaui," katanya.
Kegiatan pencanangan kampung tanggap inflasi tersebut dirangkaikan dengan penyerahan 12 ribu bibit cabai oleh Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Ahmad Fauzi, kepada empat kelompok P2L di Kota Mataram yakni P2L Mekar Berseri Babakan, P2L Ares Karang Baru, P2L Kenangan Punia, dan KWT Bunga Matahari Gomong.