Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah akan memperkuat pembinaan di setiap desa wisata di wilayah itu setelah adanya keluhan wisatawan asing yang kemudian viral di media sosial yang merasa tertipu dengan harga suvenir yang ditawarkan.
"Apa yang sudah terjadi akan menjadi bagian tugas Pemda Lombok Tengah untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat, sehingga tidak ada kesan harga terlalu tinggi," kata Wakil Bupati Lombok Tengah, H. M Nursiah kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu.
Ia mengatakan sebenarnya harga suvenir yang dijual di desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah tidak jauh berbeda dengan harga suvenir yang juga dijual di daerah lain di Indonesia.
Meski demikian, kata Nursiah, apa yang menjadi keluhan wisatawan akan menjadikan bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk berbenah ke depannya.
"Nanti coba kita bandingkan dengan daerah lain. Kita juga akan konsultasi ke kementerian, termasuk dengan provinsi," ujarnya.
Menurutnya, pembinaan sumber daya manusia (SDM) di sektor wisata penting untuk terus dilakukan. Terutama terhadap SDM yang ada di destinasi wisata atau desa-desa wisata.
"Untuk peningkatan SDM ini, kita bisa menggandeng Perguruan Tinggi dan Kementerian Pariwisata. Bahkan BLKN Lombok Timur yang dikelola Kementerian Ketenagakerjaan bisa kita ajak melalui pemberian pelatihan sehingga kompetensi pelaku wisata ini menjadi meningkat," terang Nursiah.
Meski demikian, pihaknya berharap apa yang terjadi tidak boleh terulang kembali. Oleh karena itu peningkatan kompetensi pelaku wisata dan masyarakat mutlak dilakukan.
Pengelola Desa wisata Adat Sade, Ardinata Sanah mengatakan meminta maaf kepada seluruh wisatawan domestik maupun asing yang telah menyebutkan pedagang di Desa Sade l melakukan scam (penipuan).
Namun, persoalan tersebut hanyalah miskomunikasi, tidak seperti yang dituduhkan mengingat warga Sade sangat terbuka kepada wisatawan.
Persoalan itu juga telah disampaikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang jadi persoalan adalah harga kain tenun yang kecil dengan kain sarung yang besar.
Sebelumnya, seorang turis asing bernama Davud Akhundzada mengeluh mengalami scam atau penipuan dari pedagang suvenir di Desa Sasak Sade, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Video TikTok turis asing tersebut viral di media sosial.
Dalam video TikTok yang viral di media sosial, Davud mengatakan harga suvenir berupa kain tenun tidak masuk akal. Ia menanyakan harga selendang tenun kecil dari seorang nenek yang harganya Rp60 ribu. Karena harganya dinilai tidak masuk akal, Davud tidak jadi membeli tetapi tetap memberikan uang Rp100 ribu kepada nenek tersebut.
Pemkab Lombok Tengah akan memperkuat pembinaan desa wisata
Wakil Bupati Lombok Tengah, H. M Nursiah. (ANTARA/Nur Imansyah).