Kupang, (ANTARA) - Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo memberikan kuliah umum terkait prospek dan tantangan kepemimpinan di era digital bagi jajaran rektorat dan dosen Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Sekarang ini kita telah memasuki era metaverse, era teknologi di mana mata kita seolah-olah menjadi wakil dari panca indera kita," katanya di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan era metaverse menuntut perubahan cara pandang pada menciptakan segala sesuai atau the age of creation, tidak hanya mengekstrasi atau the age of extraction. "Kalau the age of extraction itu yah kita sekarang ini ruang dan waktu yang tidak ada masalah, tetapi sudah lebih dari itu yaitu the age of creation seperti inovasi, kreatifitas, seni," kata Widodo Mukti didampingi Kepala LKBN ANTARA Biro NTT Bernadus Tokan.
Ia mengatakan unsur-unsur the age of creation merupakan sumber daya yang dihubungkan dengan dunia digital maka akan melahirkan sumber daya tidak akan habis dimanfaatkan. Oleh sebab itu, ia mendorong rektor beserta jajaran dan dosen di UMK mampu mengembangkan berbagai hal melalui the age of creation untuk kemajuan peradaban daerah, bangsa, dan negara.
Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Mukti (kedua kiri) memberikan kuliah umum kepada jajaran rektorat dan para dosen Universitas Muhammadiyah Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (21/12/2022). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Menurut dia, banyak tokoh dari NTT memiliki pemikiran yang luar biasa sehingga bisa menjadi contoh atau panutan dalam berinovasi dan berkreasi. Lebih lanjut, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, mengatakan Muhammadiyah juga telah memulai mengembangkan universitas berbasis teknologi siber yaitu di Universitas Siber Muhammadiyah Yogyakarta.
Ia mengatakan era digital saat ini merupakan sarana yang tepat untuk menyebarkan berbagai pengetahuan yang positif kepada masyarakat secara luas. "Sekarang pertanyaan lagi, bapak ibu apakah sudah milenial atau belum dalam praktik, sudah memanfaatkan media sosial atau belum," katanya.
Baca juga: Kementerian PPPA beri perhatian serius pelaku usaha perempuan
Baca juga: Menkop UKM Teten tanggapi gelombang PHK menerjang start up di Indonesia
Ia mengatakan jika civitas akademika tidak memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk menyebarkan pengetahuan positif maka tidak dapat memberikan jalan keluar atas berbagai kondisi di masyarakat. Hadir dalam kegiatan itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Zainur Wula beserta jajaran wakil rektor, dekan, dan para dosen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Staf Ahli Kemenkominfo beri kuliah umum bagi civitas akademika di UMK
"Sekarang ini kita telah memasuki era metaverse, era teknologi di mana mata kita seolah-olah menjadi wakil dari panca indera kita," katanya di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan era metaverse menuntut perubahan cara pandang pada menciptakan segala sesuai atau the age of creation, tidak hanya mengekstrasi atau the age of extraction. "Kalau the age of extraction itu yah kita sekarang ini ruang dan waktu yang tidak ada masalah, tetapi sudah lebih dari itu yaitu the age of creation seperti inovasi, kreatifitas, seni," kata Widodo Mukti didampingi Kepala LKBN ANTARA Biro NTT Bernadus Tokan.
Ia mengatakan unsur-unsur the age of creation merupakan sumber daya yang dihubungkan dengan dunia digital maka akan melahirkan sumber daya tidak akan habis dimanfaatkan. Oleh sebab itu, ia mendorong rektor beserta jajaran dan dosen di UMK mampu mengembangkan berbagai hal melalui the age of creation untuk kemajuan peradaban daerah, bangsa, dan negara.
Menurut dia, banyak tokoh dari NTT memiliki pemikiran yang luar biasa sehingga bisa menjadi contoh atau panutan dalam berinovasi dan berkreasi. Lebih lanjut, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, mengatakan Muhammadiyah juga telah memulai mengembangkan universitas berbasis teknologi siber yaitu di Universitas Siber Muhammadiyah Yogyakarta.
Ia mengatakan era digital saat ini merupakan sarana yang tepat untuk menyebarkan berbagai pengetahuan yang positif kepada masyarakat secara luas. "Sekarang pertanyaan lagi, bapak ibu apakah sudah milenial atau belum dalam praktik, sudah memanfaatkan media sosial atau belum," katanya.
Baca juga: Kementerian PPPA beri perhatian serius pelaku usaha perempuan
Baca juga: Menkop UKM Teten tanggapi gelombang PHK menerjang start up di Indonesia
Ia mengatakan jika civitas akademika tidak memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk menyebarkan pengetahuan positif maka tidak dapat memberikan jalan keluar atas berbagai kondisi di masyarakat. Hadir dalam kegiatan itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Zainur Wula beserta jajaran wakil rektor, dekan, dan para dosen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Staf Ahli Kemenkominfo beri kuliah umum bagi civitas akademika di UMK