Mataram (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Barat, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah meminta kepada desainer dan perajin tenun untuk tidak ketinggalan mengikuti tren fesyen sehingga bisa memenangkan persaingan pasar.
"Saat ini pasar selalu melihat tren, untuk memenuhi keinginan pasar seperti model fesyen dari produk yang dihasilkan perajin kain tenun harus bisa menyesuaikan," ujarnya saat meninjau dua sentra Tenun di Kebun Ayu dan Gunung Malang di Kabupaten Lombok Barat, Rabu.
Ia mengatakan NTB memiliki potensi kekayaan warisan budaya yang berlimpah. Mulai dari tenun, sarung, songket, yang dirancang menjadi fesyen. Seperti model pakaian, tas, sepatu, hijab dan banyak produk pernak-pernik lainnya.
"Kita tidak ingin kekayaan budaya seperti tenun, hanya kita yang nikmati sendiri, tapi harus lebih daripada itu, tenun ini dapat dipakai semua kalangan, bahkan dunia. Yang terpenting akan menjadi warisan anak dan cucu kita selanjutnya," kata Ketua TP PKK NTB ini.
Sementara salah satu penenun, Nur Aziziyah menyampaikan komitmennya untuk bisa ikut memajukan tenun lokal dan berharap mendapatkan pembinaan sehingga ke depan tenun-nya bisa menjadi tren fesyen Indonesia bahkan mendunia.
"NTB ini memiliki kekayaan tenun atau songket yang kaya, ini dapat menginspirasi dan menginovasi untuk tren fesyen. Kami berharap dapat pembinaan dan sering dikunjungi sehingga menjadi penyemangat kami dalam menenun," katanya.
"Saat ini pasar selalu melihat tren, untuk memenuhi keinginan pasar seperti model fesyen dari produk yang dihasilkan perajin kain tenun harus bisa menyesuaikan," ujarnya saat meninjau dua sentra Tenun di Kebun Ayu dan Gunung Malang di Kabupaten Lombok Barat, Rabu.
Ia mengatakan NTB memiliki potensi kekayaan warisan budaya yang berlimpah. Mulai dari tenun, sarung, songket, yang dirancang menjadi fesyen. Seperti model pakaian, tas, sepatu, hijab dan banyak produk pernak-pernik lainnya.
"Kita tidak ingin kekayaan budaya seperti tenun, hanya kita yang nikmati sendiri, tapi harus lebih daripada itu, tenun ini dapat dipakai semua kalangan, bahkan dunia. Yang terpenting akan menjadi warisan anak dan cucu kita selanjutnya," kata Ketua TP PKK NTB ini.
Sementara salah satu penenun, Nur Aziziyah menyampaikan komitmennya untuk bisa ikut memajukan tenun lokal dan berharap mendapatkan pembinaan sehingga ke depan tenun-nya bisa menjadi tren fesyen Indonesia bahkan mendunia.
"NTB ini memiliki kekayaan tenun atau songket yang kaya, ini dapat menginspirasi dan menginovasi untuk tren fesyen. Kami berharap dapat pembinaan dan sering dikunjungi sehingga menjadi penyemangat kami dalam menenun," katanya.