Makassar (ANTARA) - Pemilik Jawa Pos Grup sekaligus akademisi Dahlan Iskan mengatakan, kepercayaan publik terhadap media massa arus utama harus lebih tinggi dari media sosial (medsos) agar tidak mengalami disrupsi. "Kepercayaan terhadap media mainstream atau media arus utama harus lebih tinggi dari media sosial," kata Dahlan di sela Pengukuhan Doktor Erniwati di Bidang Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Dahlan selaku penguji eksternal mengatakan, agar media massa tidak ditinggalkan pembacanya, maka modal utama harus menjaga tingkat kepercayaan pembaca atau publik. Hal itu perlu didukung dengan SDM jurnalis yang berkualitas yang mampu menghadirkan informasi atau berita yang aktual, akurat dan yang dibutuhkan pembacanya.

"Dalam hal ini, peran media harus menjadi dan melakukan agenda setting dengan pertimbangan kebutuhan dari pembaca atau publik," katanya.

Sementara itu, Dr Erniwati yang juga adalah jurnalis senior Harian Fajar ini mengatakan, dewasa ini fenomena disrupsi merambah semua lini kehidupan, termasuk media arus utama. Menurut dia, hampir semua kegiatan dan aktivitas manusia dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Media konvensional yang tetap setia dengan gaya lamanya perlahan bakal kehilangan peminat.

Dalam situasi disrupsi ini, kata dia lagi, di tengah banyaknya media online yang bisa dengan cepat menyebarkan berita tanpa melalui kajian mendalam tentang akurasi dan kebenaran infomasi, media arus utama (mainstream) bisa menjadi bagian penting yang menjaga marwah jurnalistik.

Surat kabar yang tetap memegang teguh prinsip-prinsip kerja jurnalistik berdasarkan kode etik memiliki kekuatan sebagai penyeimbang kebebasan informasi dan maraknya berita hoaks. Termasuk media arus utama memegang peranan penting dalam menangkal informasi-informasi ujaran kebencian di tengah maraknya hoaks di era kebebasan informasi berbasis internet.

Baca juga: Media massa memiliki peran penting untuk sukseskan Pemilu 2024
Baca juga: LKBN ANTARA bersama PWI dan IJTI gelar uji kompetensi wartawan di NTB

Karena itu, lanjut Erniwati, dari penelitian yang dilakukan di dua media terbesar di Sulawesi Selatan yakni Harian Fajar yang merupakan Jawa Pos Grup dan Harian Tribun Timur dari Pers Daerah Kompas Grup diketahui, kedua media arus utama ini harus beradaptasi dengan era digital agar tidak ditinggalkan pembacanya.

"Hal itu penting dilakukan sebagai upaya konvergensi menghadapi era disrupsi teknologi pada kompetitor pasar di era globalisasi informasi," katanya pula.
  Dr Erniwati yang juga jurnalis senior Harian Fajar seusai acara pengukuhan gelar doktor di Aula Prof Syukur, FISIP Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (11/1/2023). ANTARA/Suriani Mappong
 

 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024