Mataram (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait pembatasan usia anak dalam menggunakan media sosial.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram Hj Dewi Mardiana Ariany di Mataram, Minggu mengatakan, kebijakan itu dinilai tepat guna melindungi anak-anak dari konten negatif yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak-anak.
"Konten-konten negatif bisa memicu pola pikir anak sehingga mudah berubah. Sedikit-dikit jengkel, marah, mau berbuat kekerasan, bahkan hingga mau bunuh diri," katanya.
Pengendalian penggunaan media sosial bagi anak-anak bagian dari upaya pemerintah membangun generasi emas 2045, sebab kalau tidak diawasi dengan baik, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat merusak karakter anak-anak sejak dini.
Baca juga: Regulasi pembatasan usia pengguna medsos di Mataram disiapkan
Baca juga: Australia larang anak usia kurang dari 16 tahun gunakan media sosial
Karena itu, DP3A Kota Mataram juga mendorong pemerintah menutup selain situs-situs pornografi, juga dapat menutup situs game yang memuat kekerasan dan seksual yang dapat mempengaruhi pemikiran anak-anak.
"Kami sangat berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas terhadap situs-situs permainan kekerasan itu, sebagai komitmen bersama menjaga anak-anak dari konten merusak dan berbahaya," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, peran orang tua dalam hal ini juga sangat penting untuk mengontrol penggunaan media sosial anak-anak.
Orang tua tidak boleh bersikap cuek, acuh, apalagi gagap teknologi. Sebaliknya orang tua harus memahami aturan dan risiko yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial sejak dini.
"Apalagi, saat ini sudah ada aturan anak usia 0–2 tahun tidak boleh terpapar gawai," katanya.
Untuk itu, orang tua juga harus mempelajari aturan itu agar tidak lepas tangan dengan perkembangan yang ada saat ini. Selain itu, lanjutnya, pendidikan agama, pola asuh, komunikasi, serta evaluasi juga harus menjadi perhatian utama orang tua dalam mendidik anak.
"Mari kita bersama-sama mengawal anak-anak agar dapat mewujudkan generasi emas 2045, melalui pendidikan agama, sopan santun, dan etika harus ditanamkan sejak dini, terutama di lingkungan keluarga," katanya.