Mataram, (Antara) - Produk cukli dan kotak antik hasil karya para perajin daerah Sayang Sayang, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, berhasil menembus pasaran luar negeri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram, Wartan SH kepada wartawan di Mataram, Jumat, mengatakan, perajin cukli kerap mendapat pesanan dari berbagai negara seperti Australia, Jerman, Belanda dan Selandia Baru.
Setiap tahun jumlah cukli dikirim ke mancanegara lebih dari 2.000 paket dengan harga bervariasi mulai dari Rp100.000 hingga jutaan rupiah, sementara satu paket berisikan tiga hingga empat kotak antik.
Dikatakan, masyarakat atau perajin cukli di Sayang Sayang cukup banyak, lebih dari 1.000 orang, karena hampir semua penduduk di daerah itu bekerja sebagai perajin, bahkan keterampilan membuat cukli diperoleh secara turun-temurun.
Namun demikian pemerintah dalam hal ini Dinas Perindag tetap memberikan bimbingan kepada perajin terutama dalam hal kualitas, motif dan manajemen, sehingga produk kerajinan cukli tetap diminati oleh masyarakat luar negeri.
"Kerajinan cukli tidak hanya diminati masyarakat luar negeri, tapi juga dalam daerah dan hal itu terlihat berbagai hiasan baik itu kursi, meja, hiasan dinding banyak digunakan dan dipampang di kantor-kantor termasuk di kantor Wali Kota Mataram," katanya.
Sementara bahan baku cukup diperoleh dari lokal seperti kayu mahoni, sengon, waru serta kerang mutiara sebagai hiasan.
Di Kota Mataram banyak terdapat sentra kerajinan yang dilakukan secara turun temurun seperti sentra kerajinan perak di Kamasan, emas dan mutiara di Sekarbela sementara sentra kerajinan tahu dan tempe di Kekalik.
Sentra-sentra kerajinan tersebut banyak dikunjungi pembeli terutama para wisatawan baik asing maupun domestik yang datang berbelanja untuk cendera mata.
"Para tamu senang berbelanja di berbagai sentra tersebut terutama di pusat kerajinan emas dan mutiara di Sekarbela, karena jika harga barang Rp5.000 tetap dijual Rp5.000 dan jika harganya Rp1 juta dijual Rp1 juta, karena pedagang kebanyakan santri," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram, Wartan SH kepada wartawan di Mataram, Jumat, mengatakan, perajin cukli kerap mendapat pesanan dari berbagai negara seperti Australia, Jerman, Belanda dan Selandia Baru.
Setiap tahun jumlah cukli dikirim ke mancanegara lebih dari 2.000 paket dengan harga bervariasi mulai dari Rp100.000 hingga jutaan rupiah, sementara satu paket berisikan tiga hingga empat kotak antik.
Dikatakan, masyarakat atau perajin cukli di Sayang Sayang cukup banyak, lebih dari 1.000 orang, karena hampir semua penduduk di daerah itu bekerja sebagai perajin, bahkan keterampilan membuat cukli diperoleh secara turun-temurun.
Namun demikian pemerintah dalam hal ini Dinas Perindag tetap memberikan bimbingan kepada perajin terutama dalam hal kualitas, motif dan manajemen, sehingga produk kerajinan cukli tetap diminati oleh masyarakat luar negeri.
"Kerajinan cukli tidak hanya diminati masyarakat luar negeri, tapi juga dalam daerah dan hal itu terlihat berbagai hiasan baik itu kursi, meja, hiasan dinding banyak digunakan dan dipampang di kantor-kantor termasuk di kantor Wali Kota Mataram," katanya.
Sementara bahan baku cukup diperoleh dari lokal seperti kayu mahoni, sengon, waru serta kerang mutiara sebagai hiasan.
Di Kota Mataram banyak terdapat sentra kerajinan yang dilakukan secara turun temurun seperti sentra kerajinan perak di Kamasan, emas dan mutiara di Sekarbela sementara sentra kerajinan tahu dan tempe di Kekalik.
Sentra-sentra kerajinan tersebut banyak dikunjungi pembeli terutama para wisatawan baik asing maupun domestik yang datang berbelanja untuk cendera mata.
"Para tamu senang berbelanja di berbagai sentra tersebut terutama di pusat kerajinan emas dan mutiara di Sekarbela, karena jika harga barang Rp5.000 tetap dijual Rp5.000 dan jika harganya Rp1 juta dijual Rp1 juta, karena pedagang kebanyakan santri," katanya.