DISKOP NTB LATIH PENGERAJIN CUKLI DAN GERABAH

id

     Mataram, 5/9 (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Nusa Tenggara Barat melatih sebanyak 60 pengerajin cukli dan gerabah agar mereka lebih inovatif dalam mendesain produk.

     "Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas desain sehingga pemasaran produk gerabah dan cukli bisa lebih ditingkatkan lagi," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM H M Rusdi, usai membuka acara pelatihan di Mataram, Rabu.

     Ia mengatakan, peserta yang mengikuti pelatihan selama lima hari adalah kalangan pengerajin yang baru merintis usaha kerajinan cukli dan gerabah.

     Mereka dilatih oleh pakar seni dan kerajinan dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Mataram dan dari kalangan pengusaha cukli dan gerabah yang sudah mapan dengan sistem pelatihan 25 persen teori dan 75 persen praktik.

     Menurut Rusdi, pemberian pelatihan itu adalah salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha para pengerajin, di samping membantu dari sisi kebijakan dan regulasi.

     Salah satu kebijakan yang kami keluarkan untuk membantu pemasaran produk kerajinan adalah menjalin kerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB.

     "Kerja sama antara Pemerintah Provinsi NTB dengan PHRI NTB menjadi peluang pemasaran cukli dan gerabah. Cukli dan gerabah ukuran mini menjadi cinderamata bagi para tamu yang menginap," ujarnya.

     Sementara itu, Ahmad Surkasi, pemilik Artshop Opi Handiycraft, yang menjadi salah satu nara sumber, mengatakan pelatihan bagi pengerajin bisa meningkatkan kualitas cukli dan gerabah yang dihasilkan.

     "Khusus untuk cukli, inovasi dan proses akhir produksi sudah bagus. Tinggal pemasaran yang memang perlu lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Karena itu yang masih menjadi kendala utama dalam bisnis kerajinan," ujarnya.

     Menurut dia, pemasaran cukli saat ini sudah tidak seperti pada era 1990-an. Hal itu sebagai dampak dari kasus Bom Bali dan kondisi perekonomian global yang belum stabil

     Untuk itu, kata Ahmad, pemerintah harus terus mendorong pemasaran dengan melakukan banyak promosi dan pameran karena konsumen luar negeri masih ada yang belum tahu cukli dan gerabah merupakan salah satu hasil kerajinan khas Lombok.

     "Kami tidak tahu secara pasti mengapa akhir-akhir ini kondisi permintaan produk kerajinan agak sepi, terutama cukli. Apakah karena desain yang sudah tidak diminati atau karena ada faktor lain. Disinilah peran pemerintah untuk ikut membantu memecahkan masalah itu," ujarnya. (*)