Mataram (ANTARA) - Lembaga Penyiaran Publik TVRI Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan penghargaan kepada I Nyoman Arya Setiawan, salah satu wartawan yang terpilih melaksanakan tugas sebagai jurnalisme damai ke wilayah konflik negara Ukraina.
Kepala Stasiun TVRI NTB Saktiono Wahyujati di Mataram, Senin, mengatakan, ini menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi TVRI NTB, karena menjadi kesempatan langka dan berharga karena seorang putra daerah NTB telah berhasil membuktikan kemampuannya sebagai "peace journalism".
"Arya ditugaskan meliput dampak perang yang kemudian disiapkan secara nasional dengan harapan menumbuhkan rasa prihatin dan peduli sehingga perang bisa diakhiri," katanya.
Kegiatan penyerahan penghargaan kepada I Nyoman Arya Setiawan yang kembali bergabung bertugas di TVRI NTB setelah satu bulan berada di Ukraina itu dirangkaikan dengan kegiatan penandatangan pakta integritas bagi semua karyawan TVRI NTB.
Dalam kesempatan itu, Saktiono mengatakan, kesempatan dan pengalaman yang didapatkan Arya diharapkan mampu menjadi motivasi dalam peningkatan kinerja bagi semua karyawan TVRI.
Bertugas di wilayah konflik Ukraina, kata dia, memberikan pelajaran bagaimana melakukan misi perdamaian melalui jurnalisme damai, dan kesempatan itu menjadi peluang bagaimana memperluas dan memperdalam "peace journalism"
"Artinya, jurnalisme damai perlu diperluas dan diperdalam oleh semua wartawan," katanya.
Dalam proses persiapan, katanya, setelah I Nyoman Arya ditunjuk menjadi perwakilan dari jurnalis TVRI se-Indonesia, dilakukan berbagai persiapan untuk pembuatan visa dan perlengkapan pengambilan gambar.
"Selain kamera, pihaknya juga sudah siapkan 'drone', tapi tidak diizinkan karena berisiko dan bisa dianggap agen militer," katanya.
Sementara terkait dengan penandatangan pakta integritas menjadi salah satu bagian menegaskan komitmen dalam menjalankan kewenangan dengan jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan melaksanakan tugas serta untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme.
"Tugas yang dilaksanakan Arya ke Ukraina merupakan bagian dari komitmen penandatangan fakta integritas," katanya.
Sementara seusai menerima penghargaan I Nyoman Arya Setiawan mengatakan, sebulan bertugas di wilayah konflik telah memberikan pengalaman berharga selama berkecimpung di dunia jurnalistik.
"Saya berangkat ke Ukraina berdua, satu perwakilan dari TVRI Jakarta yang bertugas sebagai reporter sedangkan saya kameramen," katanya.
Selama bertugas, katanya, dirinya banyak dibantu oleh tim dari KBRI setempat yang sangat peduli dan terus memantau keadaan dan agenda liputan.
"Jika ada ancaman serangan, kami segera diinformasikan agar berlindung dan tidak keluar liputan. Untuk membantu peliputan, kami juga dapat aplikasi peringatan pertahanan untuk mengetahui titik-titik mana yang bahaya dan jadi sasaran serangan Rusia," katanya.
Lebih jauh Arya yang mulai bertugas ke Ukraina pada 28 Desember 2022 sampai 4 Februari 2023 mengatakan, ketika tiba di Ukraina kendala yang dihadapi adalah beradaptasi dengan cuaca dingin yang minus hingga 13-18 derajat.
"Setelah satu minggu baru kita bisa beradaptasi. Selain itu, kita kendala bahasa sebab tidak semua orang Ukraina bisa berbahasa Inggris, tapi kita bersyukur banyak teman-teman di KBRI yang membantu," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, selama bertugas di Ukraina dirinya mampu membuat beria 3-4 berita terkait misi perdamaian dan kemanusiaan dalam sehari, sehingga produksi berita yang dibuat selama bertugas mencapai 100 lebih.
"Meskipun semua serta dibatasi, tapi kami berusaha melaksanakan tugas peliputan secara maksimal dan penuh kewaspadaan," demikian I Nyoman Arya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bertugas ke Ukraina, wartawan di NTB diberi penghargaan TVRI
Kepala Stasiun TVRI NTB Saktiono Wahyujati di Mataram, Senin, mengatakan, ini menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi TVRI NTB, karena menjadi kesempatan langka dan berharga karena seorang putra daerah NTB telah berhasil membuktikan kemampuannya sebagai "peace journalism".
"Arya ditugaskan meliput dampak perang yang kemudian disiapkan secara nasional dengan harapan menumbuhkan rasa prihatin dan peduli sehingga perang bisa diakhiri," katanya.
Kegiatan penyerahan penghargaan kepada I Nyoman Arya Setiawan yang kembali bergabung bertugas di TVRI NTB setelah satu bulan berada di Ukraina itu dirangkaikan dengan kegiatan penandatangan pakta integritas bagi semua karyawan TVRI NTB.
Dalam kesempatan itu, Saktiono mengatakan, kesempatan dan pengalaman yang didapatkan Arya diharapkan mampu menjadi motivasi dalam peningkatan kinerja bagi semua karyawan TVRI.
Bertugas di wilayah konflik Ukraina, kata dia, memberikan pelajaran bagaimana melakukan misi perdamaian melalui jurnalisme damai, dan kesempatan itu menjadi peluang bagaimana memperluas dan memperdalam "peace journalism"
"Artinya, jurnalisme damai perlu diperluas dan diperdalam oleh semua wartawan," katanya.
Dalam proses persiapan, katanya, setelah I Nyoman Arya ditunjuk menjadi perwakilan dari jurnalis TVRI se-Indonesia, dilakukan berbagai persiapan untuk pembuatan visa dan perlengkapan pengambilan gambar.
"Selain kamera, pihaknya juga sudah siapkan 'drone', tapi tidak diizinkan karena berisiko dan bisa dianggap agen militer," katanya.
Sementara terkait dengan penandatangan pakta integritas menjadi salah satu bagian menegaskan komitmen dalam menjalankan kewenangan dengan jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan melaksanakan tugas serta untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme.
"Tugas yang dilaksanakan Arya ke Ukraina merupakan bagian dari komitmen penandatangan fakta integritas," katanya.
Sementara seusai menerima penghargaan I Nyoman Arya Setiawan mengatakan, sebulan bertugas di wilayah konflik telah memberikan pengalaman berharga selama berkecimpung di dunia jurnalistik.
"Saya berangkat ke Ukraina berdua, satu perwakilan dari TVRI Jakarta yang bertugas sebagai reporter sedangkan saya kameramen," katanya.
Selama bertugas, katanya, dirinya banyak dibantu oleh tim dari KBRI setempat yang sangat peduli dan terus memantau keadaan dan agenda liputan.
"Jika ada ancaman serangan, kami segera diinformasikan agar berlindung dan tidak keluar liputan. Untuk membantu peliputan, kami juga dapat aplikasi peringatan pertahanan untuk mengetahui titik-titik mana yang bahaya dan jadi sasaran serangan Rusia," katanya.
Lebih jauh Arya yang mulai bertugas ke Ukraina pada 28 Desember 2022 sampai 4 Februari 2023 mengatakan, ketika tiba di Ukraina kendala yang dihadapi adalah beradaptasi dengan cuaca dingin yang minus hingga 13-18 derajat.
"Setelah satu minggu baru kita bisa beradaptasi. Selain itu, kita kendala bahasa sebab tidak semua orang Ukraina bisa berbahasa Inggris, tapi kita bersyukur banyak teman-teman di KBRI yang membantu," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, selama bertugas di Ukraina dirinya mampu membuat beria 3-4 berita terkait misi perdamaian dan kemanusiaan dalam sehari, sehingga produksi berita yang dibuat selama bertugas mencapai 100 lebih.
"Meskipun semua serta dibatasi, tapi kami berusaha melaksanakan tugas peliputan secara maksimal dan penuh kewaspadaan," demikian I Nyoman Arya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bertugas ke Ukraina, wartawan di NTB diberi penghargaan TVRI