Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) Kota Sabang menyebut sebanyak 7.194 orang atau 93,1 persen anak wilayah paling barat Indonesia itu telah menerima dosis pertama imunisasi polio selama pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio, dan bakal dilanjutkan dengan pemberian dosis kedua.

Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Sabang Edi Suharto, Selasa, mengatakan sejauh ini pelaksanaan Sub PIN polio di Pulau Weh itu terkendala dengan izin orang tua yang masih banyak melarang anaknya mendapatkan imunisasi polio, padahal begitu penting.

"Dalam mencapai angka itu, kendala izin dari orang tua, masih menjadi tantangan yang berat. Imunisasi tetes polio ini penting, untuk itu kami meminta dukungan seluruh pihak dalam membantu kami memberikan pemahaman kepada masyarakat, demi menyukseskan Sub PIN polio putaran ke dua ini," kata Edi di Kota Sabang.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota Sabang menggelar pertemuan sekaligus koordinasi dengan lintas sektor untuk mencari solusi terbaik agar Sub PIN polio tahap kedua bisa diterima oleh seluruh masyarakat Sabang.

Pertemuan tersebut dihadiri Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi, UNICEF Wilayah Aceh, Yayasan Darah Untuk Aceh, Dinas Kesehatan Aceh, Dinas Kesehatan dan KB Kota Sabang, TNI/Polri serta semua pihak lainnya. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap ke dua di Sabang akan dimulai 13-21 Februari 2023. Pencanangan ini sesuai arahan dari Gubernur Aceh serta berdasarkan instruksi Kementerian Kesehatan RI.

Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan rendahnya cakupan imunisasi dasar anak maupun polio di Sabang karena kurang sosialisasi dan edukasi yang diterima masyarakat, sehingga banyak orang tua yang menolak anaknya untuk diberikan imunisasi tetes polio.

"Saya mengajak semua pihak untuk menyukseskan imunisasi polio di Kota Sabang, karena ini semua menjadi tantangan dan tanggung jawab kita bersama agar pelaksanaan Sub PIN polio putaran kedua bisa diterima oleh seluruh anak di Kota Sabang," kata Reza.

Baca juga: Dinkes Makassar-UNICEF intensifkan Program "Imunisasi Kejar"
Baca juga: Kemenag - Unicef kerja sama perkuat pendidikan kesehatan gizi

Reza berharap dukungan seluruh lintas sektor, agar dapat terus mendukung pelaksanaan tahap kedua dan bersama-sama mengedukasi masyarakat akan pentingnya imunisasi tetes polio. Sementara itu, Kepala perwakilan UNICEF Aceh Andi Yoga Tama, menyatakan sejauh ini capaian vaksin di Aceh terdata paling rendah se Indonesia, sehingga hal tersebut menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Hal ini terbukti dengan munculnya kasus polio di Kabupaten Pidie yang diumumkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia beberapa waktu yang lalu. "Hal ini disebabkan minim kesadaran masyarakat untuk imunisasi, polio dan masih kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), padahal menjaga hal itu adalah yang paling efektif mencegah penyakit polio," ujar Andi.


Pewarta : Khalis Surry
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024