Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menutup sementara Lapangan Terbang (Lapter) Distrik Paro di Kabupaten Nduga Provinsi Papua setelah kasus penyerangan Pesawat Susi Air PK-BVY pada Selasa (7/2).
"Lapter Paro masih ditutup sementara, mengingat posisi pesawat yang rusak berada di tengah-tengah lapangan terbang sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro," ucap Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Update Susi Air: nasib pilot dan penumpang belum diketahui
Ia mengatakan Ditjen Perhubungan Udara melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus berkoordinasi dan memonitor perkembangan kasus penyerangan pesawat Susi Air tersebut.
"Hingga saat ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat," kata Adita.
Menyikapi kejadian tersebut, lanjut dia, Ditjen Perhubungan Udara melakukan langkah-langkah imbauan untuk lebih meningkatkan keamanan.
Pertama, ia mengatakan penyelenggara bandar udara agar selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat dan lebih waspada dengan memeriksa seperti izin masuk terhadap orang sebelum masuk ke daerah keamanan terbatas bandar udara.
"Kedua, penyelenggara angkutan udara agar melakukan pemeriksaan yang lebih intensif terhadap penumpang dengan memeriksa 'boarding pass' dan mencocokkan identitas diri serta memeriksa barang-barang bawaan guna keamanan penerbangan," ujar Adita.
Ketiga, seluruh lapangan terbang yang berada di Kabupaten Nduga yang selama ini dikelola oleh pemda agar selektif dan selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam hal pemberian izin terbang.
Sebelumnya, pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Lapangan Terbang Distrik Paro, Selasa (7/2) pagi.
Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
Pilot Pesawat Susi Air Captain Philips M berkebangsaan Selandia Baru, membawa lima penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.
"Representatives" Susi Air Donal Fariz secara terpisah mengatakan Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak pada Selasa (7/2) pukul 06.35 WIT di Bandara Paro sekitar pukul 06.17 WIT saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika dengan membawa lima penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram.
Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT. Perusahaan kemudian menjalankan kondisi darurat di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di landas pacu lapangan terbang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenhub tutup sementara Lapangan Terbang Paro di Nduga Papua
"Lapter Paro masih ditutup sementara, mengingat posisi pesawat yang rusak berada di tengah-tengah lapangan terbang sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro," ucap Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Update Susi Air: nasib pilot dan penumpang belum diketahui
Ia mengatakan Ditjen Perhubungan Udara melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus berkoordinasi dan memonitor perkembangan kasus penyerangan pesawat Susi Air tersebut.
"Hingga saat ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat," kata Adita.
Menyikapi kejadian tersebut, lanjut dia, Ditjen Perhubungan Udara melakukan langkah-langkah imbauan untuk lebih meningkatkan keamanan.
Pertama, ia mengatakan penyelenggara bandar udara agar selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat dan lebih waspada dengan memeriksa seperti izin masuk terhadap orang sebelum masuk ke daerah keamanan terbatas bandar udara.
"Kedua, penyelenggara angkutan udara agar melakukan pemeriksaan yang lebih intensif terhadap penumpang dengan memeriksa 'boarding pass' dan mencocokkan identitas diri serta memeriksa barang-barang bawaan guna keamanan penerbangan," ujar Adita.
Ketiga, seluruh lapangan terbang yang berada di Kabupaten Nduga yang selama ini dikelola oleh pemda agar selektif dan selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan dalam hal pemberian izin terbang.
Sebelumnya, pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Lapangan Terbang Distrik Paro, Selasa (7/2) pagi.
Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
Pilot Pesawat Susi Air Captain Philips M berkebangsaan Selandia Baru, membawa lima penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.
"Representatives" Susi Air Donal Fariz secara terpisah mengatakan Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak pada Selasa (7/2) pukul 06.35 WIT di Bandara Paro sekitar pukul 06.17 WIT saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika dengan membawa lima penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram.
Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT. Perusahaan kemudian menjalankan kondisi darurat di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di landas pacu lapangan terbang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenhub tutup sementara Lapangan Terbang Paro di Nduga Papua