Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersiap menggelar Lombok Festival Tren Busana Internasional pada 6-9 Juli 2023 dalam rangka mendukung berkembangnya industri busana yang juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan.

Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti di Mataram, Kamis, mengatakan, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan untuk menggelar agenda internasional yang bernama Lombok International Modest Fashion Festival (LIMOFF) tersebut.

"Persiapan dilakukan bersama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah lingkup Pemprov NTB, seperti Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTB, serta dinas lainnya," katanya.

Ia menjelaskan LIMOFF merupakan ajang internasional yang berupa festival fesyen dengan beberapa rangkaian kegiatan yang akan mendukung industri busana.

"Tujuan dari LIMOFF ini adalah bagaimana Provinsi NTB bisa menyajikan destinasi wisata lain tidak hanya dari pariwisata alamnya saja dan pariwisata olahraganya seperti MotoGP. LIMOFF juga akan menjadi kebangkitan industri fesyen di NTB, hal ini menjadi peluang baru sehingga dapat menaikkan perekonomian daerah," ujarnya.

LIMOFF, kata Nuryanti, terbagi menjadi dua tahap, yaitu sebelum ajang dan ajang utama, di mana sebelum ajang akan menjadi rangkaian kegiatan sebelum menuju puncak kegiatan yaitu pada 6-9 Juli 2023.



Sebelum ajang LIMOFF akan diselenggarakan beberapa kegiatan di masing-masing kabupaten/kota Provinsi NTB, antara lain seminar, pelatihan desain busana, konsultasi desain busana, konsultasi pemasaran dan media sosial, bazar dan pameran busana, kompetisi desain busana dan kompetisi model, dan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) di Desa Sukarara, Lombok Tengah.

"Seluruh rangkaian kegiatan akan dimulai pada Februari sampai pada puncak kegiatan pada 6-9 Juli 2023," ucap Nuryanti.

Ia mengatakan untuk menyukseskan LIMOFF diperlukan dukungan dari seluruh instansi pemerintah yang terkait, mulai dari Pemprov NTB sampai kabupaten/kota. Masing-masing instansi memiliki peran dan fungsinya sesuai tugas, pokok dan fungsi dari instansi tersebut.

Dinas Perindustrian NTB sendiri akan menjadi koordinator LIMOFF serta mengawal  berjalannya seluruh rangkaian kegiatan.

Nuryanti menambahkan hal yang mencakup seluruh kalangan mulai dari pelajar sampai dengan pelaku usaha, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB berperan untuk mendata sekolah-sekolah yang memiliki fokus tentang fesyen, multimedia dan juga pariwisata yang akan mendukung festival LIMOFF.

Sementara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan mendata para pelaku usaha hasil dari pelatihan menjahit yang sudah dilakukan. Sedangkan, Dinas Koperasi dan UMKM akan mendata para pelaku usaha fesyen yang ada di NTB, untuk berpartisipasi dalam festival.

"Diharapkan dinas ini juga dapat membantu pelaku usaha baru yang terjaring dalam festival untuk didampingi penerbitan NIB-nya," ucapnya.

Selanjutnya, kata Nuryanti, Dinas Komunikasi dan Informatika akan bertanggung jawab tentang publikasi dari festival LIMOFF kepada masyarakat secara nasional dan global.

Dewan Promosi Pariwisata Daerah juga akan mengatasi dalam bidang tourism dan hospitality terkait menangani para wisatawan yang berkunjung saat rangkaian kegiatan LIMOFF.

Dinas Pariwisata, kata Nuryanti, akan menangani pemecahan rekor MURI yang akan dilakukan dengan cara menyelenggarakan Sukarara Fashion Carnaval dan peragaan busana yang berlokasi di Desa Sukarara, Lombok Tengah.

Kegiatan tersebut adalah memecahkan rekor MURI dengan cara menenun bersama sebanyak 1.700 orang penenun. Mereka akan membuat kain tenun secara bersamaan di satu lokasi.

"Kalau Dinas Perdagangan akan mempromosikan dan memasarkan produk lokal melalui NTB Mall dengan cara paket oleh-oleh untuk para wisatawan. Terakhir, pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pada Rabu pekan depan setelah peluncuran LIMOFF," katanya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov NTB bersiap gelar Lombok Festival Tren Busana Internasional

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024