Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta sekolah yang terdampak stagnasi secara aktif melaporkan kondisi sekolahnya melalui data pendidikan dasar (dapodik) agar mendapat perhatian dan dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
“Jika kondisi sekolah bocor, terjadi stagnasi, banjir, dan lain-lain bisa difoto lalu diserahkan melalui dapodik untuk mendapatkan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK),” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain, di Mataram, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi kondisi beberapa sekolah yang mengalami stagnasi akibat cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir sehingga mengganggu aktivitas sekolah. Dua sekolah yang dimaksud adalah SDN 21 Ampenan dan SDN 47 Ampenan
Menurutnya, sesuai dengan kebijakan pemerintah saat ini, segala sesuatu harus berbasis pendidikan, termasuk usulan peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Sementara Dinas Pendidikan tidak bisa lagi mengajukan proposal DAK sekolah.
Sehingga bila ada kekurangan ruang kelas, ruang guru, UKS, termasuk kebutuhan pembuatan atau perbaikan sanitasi dan drainase, bisa diusulkan melalui dapodik.
“Dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaan program pemerintah diutamakan membaca Dapodik,” ujarnya.
Di sisi lain, Yusuf juga mengimbau sekolah-sekolah yang rawan genangan air dan banjir untuk aktif membersihkan saluran dan drainase di sekitar sekolah.
"Jika kondisinya dianggap serius atau rumit, Anda dapat berkoordinasi dengan kami dan kami akan berkoordinasi dengan departemen teknis seperti BPBD dan PUPR," ujarnya.
Menurut dia, stagnasi yang terjadi di dua sekolah tersebut juga dipicu oleh luapan saluran drainase akibat curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang lama dan adanya gelombang pasang.
“Sekolah yang terkena genangan rata-rata berada di kawasan pesisir. Namun kini kondisinya sudah normal kembali setelah tim dari BPBD melakukan penyedotan,” demikian Yusuf Zain.
“Jika kondisi sekolah bocor, terjadi stagnasi, banjir, dan lain-lain bisa difoto lalu diserahkan melalui dapodik untuk mendapatkan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK),” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain, di Mataram, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi kondisi beberapa sekolah yang mengalami stagnasi akibat cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir sehingga mengganggu aktivitas sekolah. Dua sekolah yang dimaksud adalah SDN 21 Ampenan dan SDN 47 Ampenan
Menurutnya, sesuai dengan kebijakan pemerintah saat ini, segala sesuatu harus berbasis pendidikan, termasuk usulan peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Sementara Dinas Pendidikan tidak bisa lagi mengajukan proposal DAK sekolah.
Sehingga bila ada kekurangan ruang kelas, ruang guru, UKS, termasuk kebutuhan pembuatan atau perbaikan sanitasi dan drainase, bisa diusulkan melalui dapodik.
“Dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaan program pemerintah diutamakan membaca Dapodik,” ujarnya.
Di sisi lain, Yusuf juga mengimbau sekolah-sekolah yang rawan genangan air dan banjir untuk aktif membersihkan saluran dan drainase di sekitar sekolah.
"Jika kondisinya dianggap serius atau rumit, Anda dapat berkoordinasi dengan kami dan kami akan berkoordinasi dengan departemen teknis seperti BPBD dan PUPR," ujarnya.
Menurut dia, stagnasi yang terjadi di dua sekolah tersebut juga dipicu oleh luapan saluran drainase akibat curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang lama dan adanya gelombang pasang.
“Sekolah yang terkena genangan rata-rata berada di kawasan pesisir. Namun kini kondisinya sudah normal kembali setelah tim dari BPBD melakukan penyedotan,” demikian Yusuf Zain.