Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta semua pihak yang terkait kericuhan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, pada laga Liga 1 PSIS versus Persis, Jumat, yaitu suporter dan aparat keamanan, untuk berpikir jernih demi menciptakan kenyamanan dalam sepak bola.
"Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua," ujar Erick, diunggah di laman PSSI, Jumat.
Secara khusus, mantan Presiden klub Inter Milan itu memohon supaya aparat keamanan lebih persuasif dan belajar dari pengalaman tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Erick yakin polisi dapat berupaya maksimal untuk menenangkan massa tanpa sikap represif, apalagi dengan menggunakan gas air mata.
Sementara terkait suporter, pria yang juga Menteri BUMN itu berjanji mencarikan solusi agar laga sepak bola dapat dinikmati dengan tenang. Terkait kerusuhan pada laga Erick menegaskan bahwa dirinya memahami kekecewaan para pendukung yang hanya ingin menyaksikan pertandingan tim kesayangan. "Ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga," kata dia.
Baca juga: Yunus mundur dari waketum PSSI terpilih demi Menpora
Baca juga: Zulkifli percaya Erick Thohir bisa bawa sepak bola lebih baik
Kericuhan antara suporter PSIS dan aparat keamanan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat, pada laga PSIS melawan Persis, berujung pada penembakan gas air mata oleh polisi. Kerusuhan tersebut terjadi lantaran pendukung PSIS memaksa untuk masuk ke stadion meski pertandingan itu ditetapkan berlangsung tanpa penonton di stadion. Akibat kejadian itu, laga PSIS kontra Persis, yang tuntas dengan skor 1-1, sempat dihentikan beberapa menit pada babak kedua sebelum dilanjutkan kembali.
"Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua," ujar Erick, diunggah di laman PSSI, Jumat.
Secara khusus, mantan Presiden klub Inter Milan itu memohon supaya aparat keamanan lebih persuasif dan belajar dari pengalaman tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Erick yakin polisi dapat berupaya maksimal untuk menenangkan massa tanpa sikap represif, apalagi dengan menggunakan gas air mata.
Sementara terkait suporter, pria yang juga Menteri BUMN itu berjanji mencarikan solusi agar laga sepak bola dapat dinikmati dengan tenang. Terkait kerusuhan pada laga Erick menegaskan bahwa dirinya memahami kekecewaan para pendukung yang hanya ingin menyaksikan pertandingan tim kesayangan. "Ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga," kata dia.
Baca juga: Yunus mundur dari waketum PSSI terpilih demi Menpora
Baca juga: Zulkifli percaya Erick Thohir bisa bawa sepak bola lebih baik
Kericuhan antara suporter PSIS dan aparat keamanan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat, pada laga PSIS melawan Persis, berujung pada penembakan gas air mata oleh polisi. Kerusuhan tersebut terjadi lantaran pendukung PSIS memaksa untuk masuk ke stadion meski pertandingan itu ditetapkan berlangsung tanpa penonton di stadion. Akibat kejadian itu, laga PSIS kontra Persis, yang tuntas dengan skor 1-1, sempat dihentikan beberapa menit pada babak kedua sebelum dilanjutkan kembali.