Jakarta (ANTARA) - ECHO Green mempunyai program yang bertujuan untuk mempromosikan Inisiatif Ekonomi Hijau oleh Perempuan dan Generasi Muda Tani di sektor Pertanian. Nasional Project Manager ECHO Green Dida Suwarida dalam keterangannya, Rabu mengatakan ECHO Green bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada para pihak terutama pemerintah terkait untuk mendorong replikasi inisiatif ekonomi hijau di sektor pertanian bagi perempuan dan generasi muda tani di Indonesia.
Untuk itu katanya ECHO green menggelar Focus Group Discussion (FGD) kerja sama antara Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan ECHO Green bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada para pihak terutama pemerintah terkait untuk mendorong replikasi inisiatif ekonomi hijau di sektor pertanian bagi perempuan dan generasi muda tani di Indonesia.
Melalui Konsorsium Yayasan Penabulu, KpSHK dan Konsil LSM dan didukung Delegation of the European Union to Indonesia and Brunei Darussalam, Program ini dijalankan mulai Januari 2020 – Februari 2023 di 99 Desa 8 Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman, Grobogan dan Lombok Timur. Menurut dia, selama implementasi program, ECHO Green telah menghasilkan berbagai capaian penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di tingkat tapak, diantaranya 99 peta desa di 3 kabupaten yang didalamnya terdapat 5 peta tematik.
Berikutnya terbentuknya 147 kelompok tani di 3 kabupaten dengan jumlah anggota 3.297 orang (1.298 laki-laki dan 1.999 perempuan) yang ditetapkan melalui SK Kepala Desa. Selain itu ada 16 demo-plot ekonomi hijau di 8 kecamatan dengan total luas lahan 77,642 m2 yang difungsikan sebagai pusat pembelajaran pertanian berkelanjutan bagi anggota maupun kelompok petani perempuan dan Generasi Muda Tani lainnya.
Ada juga 16 Peraturan Desa/Nagari (PerDes/Perna) tentang tata ruang dan tata guna lahan desa yang inklusif yang disusun secara partisipatif. Selain itu ada 3 Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Lombok Timur dan Grobogan untuk membangun skema replikasi dan dukungan bagi perempuan dan generasi muda tani dalam inisiatif pertanian hijau berkelanjutan.
Baca juga: PLN gandeng Pelindo bangun pelabuhan ramah lingkungan
Baca juga: PT Pupuk Indonesia bidik posisi pemain utama amonia di Asia
Dikatakannya capaian di atas merupakan model yang dibangun dan diharapkan mampu mendorong inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda di sektor pertanian berkelanjutan di desa, kecamatan dan kabupaten lainnya, dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, peluang kerja yang layak, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif menuju pencapaian SDG2, SDG5, dan SDG8 di Indonesia.
Untuk itu katanya ECHO green menggelar Focus Group Discussion (FGD) kerja sama antara Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan ECHO Green bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada para pihak terutama pemerintah terkait untuk mendorong replikasi inisiatif ekonomi hijau di sektor pertanian bagi perempuan dan generasi muda tani di Indonesia.
Melalui Konsorsium Yayasan Penabulu, KpSHK dan Konsil LSM dan didukung Delegation of the European Union to Indonesia and Brunei Darussalam, Program ini dijalankan mulai Januari 2020 – Februari 2023 di 99 Desa 8 Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman, Grobogan dan Lombok Timur. Menurut dia, selama implementasi program, ECHO Green telah menghasilkan berbagai capaian penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di tingkat tapak, diantaranya 99 peta desa di 3 kabupaten yang didalamnya terdapat 5 peta tematik.
Berikutnya terbentuknya 147 kelompok tani di 3 kabupaten dengan jumlah anggota 3.297 orang (1.298 laki-laki dan 1.999 perempuan) yang ditetapkan melalui SK Kepala Desa. Selain itu ada 16 demo-plot ekonomi hijau di 8 kecamatan dengan total luas lahan 77,642 m2 yang difungsikan sebagai pusat pembelajaran pertanian berkelanjutan bagi anggota maupun kelompok petani perempuan dan Generasi Muda Tani lainnya.
Ada juga 16 Peraturan Desa/Nagari (PerDes/Perna) tentang tata ruang dan tata guna lahan desa yang inklusif yang disusun secara partisipatif. Selain itu ada 3 Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Lombok Timur dan Grobogan untuk membangun skema replikasi dan dukungan bagi perempuan dan generasi muda tani dalam inisiatif pertanian hijau berkelanjutan.
Baca juga: PLN gandeng Pelindo bangun pelabuhan ramah lingkungan
Baca juga: PT Pupuk Indonesia bidik posisi pemain utama amonia di Asia
Dikatakannya capaian di atas merupakan model yang dibangun dan diharapkan mampu mendorong inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda di sektor pertanian berkelanjutan di desa, kecamatan dan kabupaten lainnya, dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, peluang kerja yang layak, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif menuju pencapaian SDG2, SDG5, dan SDG8 di Indonesia.