Pacitan, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Informasi Geospasial (BIG) memastikan struktur gunung bawah laut di selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang ditemukan pada akhir 2022, tidak menunjukkan tanda-tanda vulkanis, sehingga tidak masuk golongan gunung berapi.
"Tidak ada tanda-tanda vulkanis. (Juga) tidak ada tanda-tanda itu merupakan gunung berapi," kata Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (BIG), Yosef Dwi Sigit Purnomo di Pacitan, Selasa.
Pernyataan Yosef itu sekaligus mengonfirmasi ulang pernyataan geolog ITS, Prof. Amin maupun peneliti utama BRIN, Prof Heriadi yang menyatakan bahwa struktur menonjol di dasar Samudera Hindia di barat daya Kabupaten Pacitan itu sebagai penampakan topografi dasar laut.
Dijelaskan Yosef, perubahan elevasi dasar laut yang ekstrem, sehingga menyerupai tonjolan besar laiknya sebuah gunung bawah laut Menurut dia, fenomena alam itu bisa terjadi karena adanya tumbukan dua lempeng bumi, yakni lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Akibatnya, bagian lempeng yang lain terdorong ke atas hingga membentuk gunung. Proses pembentukannya dipastikan sudah dimulai sejak jutaan tahun lalu. "Sebab, gunung itu sebenarnya sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu secara geologis. Hanya baru ditemukan ketika BIG bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan survei untuk kepentingan landas kontinen," paparnya.
Menindaklanjuti temuan struktur gunung bawah laut itu, Yosef memastikan pihaknya bersama sejumlah kementerian dan lembaga bakal menindaklanjuti. "Dari kementerian dan lembaga, termasuk BRIN, di (kementerian) ESDM mereka sudah minta data ke kami," ujarnya.
Baca juga: BPBD Jatim tunggu kajian potensi gunung bawah laut
Baca juga: BPBD imbau warga tak khawatir temuan gunung bawah laut Pacitan
Yosef mengungkapkan tugas BIG lebih dikonsentrasikan pada pemetaan wilayah Nusantara, termasuk dalam hal penggambaran peta rupa bumi. "Jadi, BIG tugas fungsinya lebih pada menemukan, memberi nama, hingga membuat plot pada peta rupa bumi. Soal apakah akan dieksplorasi, diteliti lebih lanjut, itu nanti kementerian dan lembaga lain yang lebih berwenang," kata Yosef.
Menurut dia, ESDM mungkin, apakah ada sumber daya minyaknya, mungkin Vulkanologi akan meneliti, apakah ada potensi bahaya. Jadi, penelitian ini harus sinergis di antara kementerian/lembaga. Pemerintah Kabupaten Pacitan menyambut baik rencana tindak lanjut temuan gunung bawah laut tersebut oleh kementerian dan lembaga terkait.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyatakan pihaknya sangat terbuka dan siap bekerja sama dengan tim pusat dalam mengeksplorasi potensi yang ada di gunung bawah laut di barat daya daerah itu. "Upaya penelitian itu penting untuk memperkaya khazanah kekayaan bumi Indonesia. Kami mendukung langkah-langkah berbasis keilmuan yang dilakukan kementerian atau lembaga negara. Mungkin ditemukan hal-hal yang sifatnya menguntungkan untuk negara ini, ya lebih baik," ujar Aji, sapaan Indrata Nur Bayuaji.
"Tidak ada tanda-tanda vulkanis. (Juga) tidak ada tanda-tanda itu merupakan gunung berapi," kata Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (BIG), Yosef Dwi Sigit Purnomo di Pacitan, Selasa.
Pernyataan Yosef itu sekaligus mengonfirmasi ulang pernyataan geolog ITS, Prof. Amin maupun peneliti utama BRIN, Prof Heriadi yang menyatakan bahwa struktur menonjol di dasar Samudera Hindia di barat daya Kabupaten Pacitan itu sebagai penampakan topografi dasar laut.
Dijelaskan Yosef, perubahan elevasi dasar laut yang ekstrem, sehingga menyerupai tonjolan besar laiknya sebuah gunung bawah laut Menurut dia, fenomena alam itu bisa terjadi karena adanya tumbukan dua lempeng bumi, yakni lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Akibatnya, bagian lempeng yang lain terdorong ke atas hingga membentuk gunung. Proses pembentukannya dipastikan sudah dimulai sejak jutaan tahun lalu. "Sebab, gunung itu sebenarnya sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu secara geologis. Hanya baru ditemukan ketika BIG bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan survei untuk kepentingan landas kontinen," paparnya.
Menindaklanjuti temuan struktur gunung bawah laut itu, Yosef memastikan pihaknya bersama sejumlah kementerian dan lembaga bakal menindaklanjuti. "Dari kementerian dan lembaga, termasuk BRIN, di (kementerian) ESDM mereka sudah minta data ke kami," ujarnya.
Baca juga: BPBD Jatim tunggu kajian potensi gunung bawah laut
Baca juga: BPBD imbau warga tak khawatir temuan gunung bawah laut Pacitan
Yosef mengungkapkan tugas BIG lebih dikonsentrasikan pada pemetaan wilayah Nusantara, termasuk dalam hal penggambaran peta rupa bumi. "Jadi, BIG tugas fungsinya lebih pada menemukan, memberi nama, hingga membuat plot pada peta rupa bumi. Soal apakah akan dieksplorasi, diteliti lebih lanjut, itu nanti kementerian dan lembaga lain yang lebih berwenang," kata Yosef.
Menurut dia, ESDM mungkin, apakah ada sumber daya minyaknya, mungkin Vulkanologi akan meneliti, apakah ada potensi bahaya. Jadi, penelitian ini harus sinergis di antara kementerian/lembaga. Pemerintah Kabupaten Pacitan menyambut baik rencana tindak lanjut temuan gunung bawah laut tersebut oleh kementerian dan lembaga terkait.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyatakan pihaknya sangat terbuka dan siap bekerja sama dengan tim pusat dalam mengeksplorasi potensi yang ada di gunung bawah laut di barat daya daerah itu. "Upaya penelitian itu penting untuk memperkaya khazanah kekayaan bumi Indonesia. Kami mendukung langkah-langkah berbasis keilmuan yang dilakukan kementerian atau lembaga negara. Mungkin ditemukan hal-hal yang sifatnya menguntungkan untuk negara ini, ya lebih baik," ujar Aji, sapaan Indrata Nur Bayuaji.